Dukung Industri Farmasi Rwanda, UE Kucurkan Rp681,4 M

Terdapat empat kontrak yang ditandatangani UE-Rwanda

Intinya Sih...

  • Uni Eropa (UE) mengumumkan pendanaan baru senilai 40 juta euro untuk membantu manufaktur lokal dan akses produk kesehatan di Rwanda.
  • Pendanaan tersebut ditujukan untuk meningkatkan akses obat-obatan dan produk perawatan kesehatan dengan proyek baru yang didanai UE.
  • Empat kontrak di bawah inisiatif terbaru tersebut meliputi bidang penelitian farmasi, pengembangan keterampilan, rantai pasokan, dan penguatan peraturan.

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) mengumumkan pendanaan baru senilai 40 juta euro (sekitar Rp681,4 miliar) pada Selasa (17/9/2024), guna membantu manufaktur lokal dan akses yang adil terhadap produk kesehatan yang berkualitas, aman, efektif, dan terjangkau di Rwanda.

Pendanaan hibah tersebut diumumkan di sela-sela Konferensi Farmasi dan Bioteknologi Afrika Timur yang berlangsung selama dua hari di Kigali, ibu kota Rwanda. Pertemuan itu diselenggarakan oleh Pusat Biomedis Rwanda, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, dan didukung oleh Kerjasama Pembangunan Jerman dalam kerangka Inisiatif Tim Eropa terkait Manufaktur dan Akses ke Vaksin, Obat-obatan, dan Teknologi Kesehatan di Afrika (MAV+).

1. Proyek yang disepakati oleh Presiden UE dan Rwanda sejak 2023

Pendanaan tersebut ditujukan untuk meningkatkan akses yang adil terhadap obat-obatan dan produk perawatan kesehatan dengan beberapa proyek baru yang didanai UE. 

"Proyek-proyek ini akan mendukung Rwanda dalam visinya untuk menjadi pusat regional bagi industri farmasi dan bioteknologi, serta membangun produk farmasi dan vaksin dalam negeri," kata Duta Besar UE untuk Rwanda, Belen Calvo Uyarra, dikutip dari Anadolu Agency.

Pendanaan itu mencakup kegiatan lain Uni Eropa dan negara-negara anggotanya di bawah Insiatif Tim Eropa terkait MAV+ termasuk Rwanda.

Proyek tersebut disepakati pada Desember 2023 oleh Presiden UE Ursula von der Leyen selama pertemuan dengan Presiden Rwanda Paul Kagame.

2. Apa saja sasaran dari proyek pendanaan terbaru UE?

Menteri Kesehatan Rwanda, Yvan Butera, mengatakan pemerintah berkomitmen untuk membangun pusat manufaktur farmasi, guna memfasilitasi akses ke produk medis di Rwanda dan di seluruh Afrika. 

Butera menyebutkan, pendanaan itu menandakan bahwa pengembangan kapasitas produksi farmasi lokal dan penanganan ketidakseimbangan kesehatan global terus menjadi prioritas.

Adapun empat kontrak di bawah inisiatif terbaru tersebut khususnya di bidang penelitian dan pengembangan farmasi, pengembangan keterampilan, termasuk pendidikan tinggi dan pelatihan kejuruan, kewirausahaan, serta rantai pasokan dan penguatan peraturan.

3. Total kontribusi Eropa untuk vaksin di seluruh dunia mencapai Rp34,1 T

Dukung Industri Farmasi Rwanda, UE Kucurkan Rp681,4 MIlustrasi pemberian vaksin. (pexelsh.com/RF._.studio)

Proyek-proyek tersebut akan dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara anggota Expertise Prancis, Swedia, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dan Badan Pembangunan Belgia (Enabel), dalam kerja sama erat dengan mitra-mitra Rwanda, serta para pelaku Tim Eropa lainnya.

Inisiatif unggulan ini bertujuan mendorong akses yang adil terhadap produk kesehatan yang berkualitas, aman, efektif, dan terjangkau. Secara total, termasuk kontribusi Akselerator Pembuatan Vaksin Afrika, Tim Eropa mengucurkan sekitar 2 miliar euro (Rp34,1 triliun) untuk agenda tersebut di seluruh benua dalam kerja sama erat dengan mitra Afrika dan internasional, dilansir dari laman resmi Uni Eropa.

Baca Juga: Hungaria Tuntut Kompensasi Uni Eropa soal Penjagaan Perbatasan

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya