China Desak Uni Eropa Objektif soal Laut China Selatan

Uni Eropa dianggap ikut campur dalam masalah tersebut

Intinya Sih...

  • China mendesak UE untuk bersikap objektif dan adil terkait isu di Laut China Selatan
  • Beijing menyesalkan dan menentang pernyataan UE, serta meminta UE menghormati hak dan kepentingan Beijing
  • UE mengutuk tindakan berbahaya oleh kapal Penjaga Pantai China terhadap operasi maritim sah Filipina di Laut China Selatan

Jakarta, IDN Times - China mendesak Uni Eropa (UE) untuk bersikap objektif dan adil, serta berhati-hati dengan kata-kata dan tindakan terkait isu di Laut China Selatan. Ini merupakan respons atas pernyataan blok tersebut yang mengomentari insiden yang terjadi selama akhir pekan antara China dan Filipina, di mana menurut Beijing pernyataan itu tidak bertanggung jawab terkait jalur air vital tersebut.

"UE bukanlah pihak dalam masalah di Laut China Selatan dan tidak berhak untuk menyalahkan siapa pun atas masalah tersebut. Dengan mengabaikan fakta untuk membingungkan yang benar dan yang salah, pihak UE secara terbuka mendukung tindakan provokatif Filipina yang melanggar kedaulatan teritorial China," kata juru bicara Misi China untuk Uni Eropa pada Senin (2/9/2024).

"Hal ini membuat orang mempertanyakan motif UE dengan memperburuk keadaan dan mendukung satu sisi masalah," sambungnya.

1. China menyerukan kepada Uni Eropa untuk menghormati hak negaranya

Beijing juga mengatakan bahwa pernyataan Uni Eropa bertentangan dengan keinginan bersama negara-negara regional untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan. Serta, tidak bermanfaat bagi kepentingan UE sendiri dan kredibilitas internasionalnya.

China juga menyesalkan pernyataan UE tersebut, juga menentang dan menolak tuduhan Uni Eropa. Pihaknya juga mendesak UE untuk menghadapi fakta, serta bersungguh-sungguh menghormati hak dan kepentingan Beijing.

2. Ini pernyataan Uni Eropa

China Desak Uni Eropa Objektif soal Laut China SelatanIlustrasi Bendera Uni Eropa. (unsplash.com/Christian Lue)

Uni Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu, bahwa mereka mengutuk tindakan berbahaya oleh kapal Penjaga Pantai China terhadap operasi maritim sah Filipina di Laut China Selatan. 

Dalam pernyataan tersebut, European External Action Service (EEAS) UE mengatakan insiden baru-baru ini antara otoritas Beijing-Manila, membahayakan keselamatan jiwa di laut, serta melanggar hak atas kebebasan navigasi dan penerbangan yang menjadi hak semua negara berdasarkan hukum internasional.

"UE menegaskan bahwa Piagam PBB, Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), dan norma internasional lain yang relevan terkait keselamatan jiwa di laut, serta Putusan Arbitrase 2016, harus ditegakkan dan dihormati setiap saat," kata EEAS.

"Ini termasuk, khususnya larangan penggunaan kekerasan atau paksaan, dan hak atas kebebasan navigasi dan penerbangan," tambahnya,

3. Filipina-China saling tuduh atas tabrakan kapal penjaga pantai baru-baru ini

China dan Filipina saling tuduh telah sengaja menabrakkan kapal penjaga pantai di perairan Laut China Selatan yang disengketekan pada 31 Agustus, yang merupakan insiden terbaru dalam serangkaian bentrokan yang meningkat. Tabrakan di dekat Sabina Shoal merupakan konfrontasi maritim kelima mereka dalam sebulan ini, dalam persaingan lama atas jalur perairan penting tersebut.

Juru bicara Penjaga Pantai Filipina Jay Tarriela menunjukkan video konfrontasi tersebut pada konferensi pers baru-baru ini. Pihaknya mengatakan kapal Penjaga Pantai China 5205 secara langsung dan sengaja menabrak kapal Filipina tanpa provokasi.

"Tabrakan itu merusak Teresa Magbanua sepanjang 97 meter, salah satu kapal penjaga pantai terbesar Filipina. Namun, tidak ada personel yang terluka," ujarnya, dikutip dari Reuters.

Ia juga menambahkan, Manila tidak akan menarik kapalnya, kendati ada pelecehan, aktivitas intimidasi, dan tindakan eskalasi dari Penjaga Pantai China.

Baca Juga: Jepang Marah karena Kapal China Masuki Teritorinya Tanpa Izin

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya