Banyak Laporan Kejahatan Seksual Pasukannya di Jepang, Ini Langkah AS

Banyaknya keluhan terhadap perilaku personel militer AS

Intinya Sih...

  • Pasukan AS akan memperkuat langkah-langkah untuk mencegah terulangnya serangan seksual oleh personel pasukan militer AS di Jepang, sebagai tanggapan atas serangkaian insiden kejahatan seksual baru-baru ini.
  • Pihak AS akan melakukan lebih banyak patroli di distrik-distrik di luar pangkalan AS guna memperkuat pengawasan, serta merevisi sistem kebijakan kebebasan yang mengatur aktivitas di luar pangkalan anggota militer AS.
  • Pemerintah Jepang menyerukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pasukan AS yang ditempatkan di Negeri Sakura setelah seorang tentara didakwa atas dugaan pelecehan seksual terhadap seorang remaja Jepang di Prefektur Okinawa

Jakarta, IDN Times - Pasukan Amerika Serikat (AS) akan memperkuat langkah-langkah pencegahan terulangnya serangan seksual oleh personel pasukan militer AS yang bertugas di Jepang. Hal ini sebagai tanggapan atas serangkaian insiden kejahatan seksual baru-baru ini di prefektur Okinawa.

Peryataan tersebut disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, dan Koordinator wilayah Okinawa dan kepala pasukan AS di prefektur tersebut, Roger Turner, dilansir The Straits Times, Sabtu (13/7/2024).

Baca Juga: Antisipasi China, Militer AS Bentuk Resimen Pesisir di Okinawa

1. Apa saja tindakan yang diperkenalkan AS guna mencegah pasukannya melakukan kejahatan seksual?

Hal tersebut sebagai tindakan untuk memperkuat langkah-langkah yang relevan. Pihaknya juga mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas dugaan kasus yang baru-baru ini terjadi.

"Jelas bahwa perlindungan dan prosedur kami saat ini tidak memenuhi standar yang kami tetapkan untuk diri kami sendiri," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut pada 12 Juli.

Sebagai bagian dari langkah-langkah baru yang akan diambil, akan ada lebih banyak patroli di distrik-distrik di luar pangkalan AS guna memperkuat pengawasan.

Mengenai kebijakan kebebasan yang mengatur aktivitas di luar pangkalan anggota militer AS yang bertugas di Jepang dan mengharuskan mereka menghadiri sesi pencegahan kekerasan seksual, pernyataan tersebut mengatakan bahwa sistem telah direvisi agar perwira atasan secara langsung memberikan instruksi kepada setiap anggota militer.

2. Kasus kejahatan seksual yang baru-baru ini terjadi di Okinawa

Banyak Laporan Kejahatan Seksual Pasukannya di Jepang, Ini Langkah ASIlustrasi suasana ruang pengadilan. (Unsplash.com/David Veksler)

Pada Juni, pemerintah Jepang menyerukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pasukan AS yang ditempatkan di Negeri Sakura. Seruan ini datang setelah seorang tentara didakwa atas dugaan pelecehan seksual terhadap seorang remaja Jepang di Prefektur Okinawa.

NHK News melaporkan, pria tersebut bernama Brennon Washington dan berusia 25 tahun. Dia merupakan seorang anggota Angkatan Udara AS yang ditempatkan di Pangkalan Udara Kadena di prefektur tersebut. Dia dituding melakukan penyerangan.

Dalam sidang pertama yang berlangsung di Pengadilan Distrik Naha pada 12 Juli, Washington mengaku tidak bersalah atas tuduhan itu. Dakwaan tersebut menuduh Washington mendekati gadis tersebut, yang berusia di bawah 16 tahun, di sebuah taman di bagian tengah pulau utama Okinawa pada Desember 2023. Lalu, mengantarnya ke rumahnya dan melakukan kekerasan seksual terhadapnya. Mereka tidak saling kenal.

Terdakwa membantah tuduhan itu dan mengklaim bahwa dia tidak menculik atau melakukan kekerasan seksual terhadap gadis tersebut. Pengacaranya juga berpendapat bahwa terdakwa tidak mendekati gadis itu dengan maksud melakukan tindakan tidak senonoh. Pihaknya juga bersikeras bahwa terdakwa menyakini gadis itu berusia 18 tahun dan interaksi seksual tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka.

Dalam pernyataan pembukaan, jaksa mengatakan terdakwa telah mengantar gadis itu ke rumahnya dan melakukan kekerasan seksual terhadapnya setelah membuatnya tidak mungkin menyatakan tidak setuju. Mereka juga mengatakan kepada pengadilan bahwa gadis itu memberi tahu ibunya tentang apa yang terjadi padanya setelah kembali ke rumah, dan ibunya pun segera menelpon polisi.

Sidang berikutnya dijadwalkan pada 23 Agustus. Korban dan ibunya akan memberikan kesaksian di pengadilan.

Baca Juga: Okinawa Tolak Rencana PM Jepang Relokasi Pangkalan Militer AS

3. Kontroversi pangkalan AS di Okinawa

Banyak Laporan Kejahatan Seksual Pasukannya di Jepang, Ini Langkah ASIlustrasi militer. (unsplash.com/Joel Rivera-Camacho)

Gubernur Okinawa Denny Tamaki menyuarakan kemarahannya yang mendalam atas kasus terbaru yang dilakukan oleh tentara AS. Tamaki menuturkan, perbuatan terhadap anak di bawah umur tersebut tidak hanya menimbulkan ketakutan besar bagi penduduk setempat yang tinggal berdampingan dengan pangkalan AS, tetapi juga menginjak-injak martabat perempuan.

"Beban berlebihan dalam menampung pangkalan militer adalah masalah sehari-hari bagi kami, dan tidak dapat ditoleransi," ujarnya.

Okinawa hanya menyumbang 0,6 persen dari luas daratan Jepang. Namun, wilayah ini menjadi tuan rumah bagi sekitar 70 persen dari semua pangkalan dan fasilitas militer AS di negara itu.

Serangkaian kesengsaraan terkait pangkalan telah lama dialami oleh warga Okinawa. Ini termasuk polusi hingga kebisingan dan kecelakaan helikopter, yang memicu keluhan bahwa mereka menanggung beban terbesar dalam menampung pasukan AS.

Pada 1995, terjadi pemerkosaan terhadap seorang gadis berusia 12 tahun oleh 3 tentara AS di Okinawa. Kejahatan seksual itu memicu seruan luas untuk memikirkan kembali pakta tahun 1960, yang menguraikan status hukum personel militer AS yang bertugas di Jepang.

Baca Juga: Ketahuan Bawa 2 Granat, Pria Jepang Ditahan di Bandara Hawaii

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya