Australia Gandakan Biaya Visa untuk Pelajar Internasional

Biaya visa pelajar asing meningkat menjadi Rp17,4 juta

Intinya Sih...

  • Australia naikkan biaya visa pelajar internasional menjadi Rp17,4 juta, lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya.
  • Pemerintah federal menyatakan pendapatan tambahan akan mendanai inisiatif pendidikan, pemotongan hutang lulusan, dan dukungan keuangan untuk mahasiswa magang.
  • Kenaikan biaya ini diharapkan membantu memulihkan integritas sistem pendidikan internasional Australia dan mengekang migrasi bersih yang naik ke rekor 528 ribu orang pada 2022-2023.

Jakarta, IDN Times - Australia mengumumkan kenaikkan biaya visa pelajar internasional lebih dari dua kali lipat, dari 710 dolar Australia (Rp7,7 juta) menjadi 1.600 dolar Australia (Rp17,4 juta). Aturan ini mulai berlaku pada 1 Juli.

Menurut pemerintah federal, pendapatan tambahan tersebut akan membantu mendanai berbagai inisiatif di bidang pendidikan. Ini termasuk pemotongan hutang lulusan, dukungan keuangan untuk mahasiswa magang, dan implementasi berkelanjutan dari strategi migrasi.

"Pendidikan internasional adalah aset nasional yang sangat penting dan kita perlu memastikan integritas dan kualitasnya," kata Menteri Pendidikan Jason Clare pada Senin (1/7/2024), dikutip dari ABC News.

Baca Juga: Layanan Imigrasi Pulih 100 Persen, dari Visa hingga Paspor

1. Peraturan terbaru dikhawatirkan berdampak pada berbagai aspek

Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil menuturkan, perubahan yang mulai berlaku sejak diumumkan tersebut, akan membantu memulihkan integritas sistem pendidikan internasional Negeri Kanguru, serta menciptakan sistem migrasi yang lebih adil, lebih kecil, dan lebih mampu memberikan manfaat bagi Australia.

CEO Asosiasi Pendidikan Internasional Australia, Phil Honeywood, mengatakan bahwa pengumuman kenaikan tersebut merupakan pukulan terakhir bagi sektor pendidikan internasional yang telah mengalami perlambatan dalam hal persetujuan visa.

"Kita benar-benar dalam bahaya kehilangan industri senilai 48 miliar dolar Australia (Rp523,7 triliun) per tahun. Ini akan sangat berdampak pada hubungan dengan negara-negara tetangga kita di Indo-Pasifik, yang mengandalkan Australia dalam memberikan kualifikasi kelas dunia kepada kaum muda," ujarnya.

Sementara itu, pengacara migrasi senior Sean Dong menyebut keputusan pemerintah ini akan sangat berdampak pada jumlah penerimaan siswa internasional dalam beberapa tahun ke depan.

"Ini tidak akan menjadi solusi yang baik karena akan berdampak pada aliran pendapatan universitas," ungkapnya.

2. Biaya visa pelajar internasional ke Australia lebih mahal dari Inggris dan AS

Australia Gandakan Biaya Visa untuk Pelajar InternasionalIlustrasi paspor. (unsplash.com/ConvertKit)

Kenaikan ini merupakan bagian dari langkah pemerintah untuk mengekang migrasi bersih yang naik ke rekor 528 ribu orang pada 2022-2023, setelah pembatasan COVID-19 dicabut. Pemerintah mengatakan, pihaknya juga menutup celah dalam peraturan visa yang memungkinkan pelajar asing untuk memperpanjang masa tinggal mereka di Australia.

Disebutkan, pengajuan visa pelajar ke Australia jauh lebih mahal, dibandingkan dengan negara-negara pesaing. Inggris mengenakan biaya visa pelajar sekitar 900 dolar Australia (Rp9,8 juta), Amerika Serikat sebesar 185 dolar AS (Rp3 juta), dan Kanada sebesar 150 dolar Kanada (Rp1,7 juta).

Baca Juga: Ribuan Warga Kolombia Demo Akbar Tolak Reformasi Sosial

3. Serangkaian reformasi diterapkan untuk mengendalikan migrasi

Australia Gandakan Biaya Visa untuk Pelajar InternasionalIlustrasi Gedung Opera Sydney di Australia. (pexels.com/Brett Stone)

Kenaikan biaya visa ini menyusul rencana Australia untuk membatasi jumlah mahasiswa asing. Sekitar 440 ribu calon pelajar internasional mengajukan permohonan visa pelajar dari Juli 2023-Mei 2024.

Australia berencana mengurangi separuh migrasi bersih pada 2025. Serangkaian reformasi diterapkan, termasuk dengan memperketat persyaratan visa pelajar.

Pada Maret, negara tersebut memperketat tes bahasa Inggris. Lalu, dinaikkannya jumlah tabungan yang dibutuhkan pelajar internasional pada Mei, yang menunjukkan bukti tabungan setidaknya 29.710 dolar Australia (sekitar Rp324,4 juta) untuk mendapatkan visa mereka, dilansir The Straits Times.

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya