Antisipasi China, Militer AS Bentuk Resimen Pesisir di Okinawa

Reorganisasi dari Resimen Marinir ke-12

Jakarta, IDN Times - Marinir Amerika Serikat (AS) membentuk Resimen Pesisir Laut (Marine Littoral Regiments/MLR) di Okinawa, Jepang. Unit tersebut dikerahkan guna memberikan respons yang fleksibel dan cepat untuk mempertahankan rangkaian pulau strategis di Samudra Pasifik.

Rangkaian Pulau Pertama mengacu pada wilayah yang membentang dari rangkaian pulau Nansei di barat daya Jepang, yang mencakup pulau Senkaku yang dikuasai Tokyo, namun diklaim oleh China.

Resimen MLR merupakan reorganisasi dari unit artileri yang sudah ada, yakni Resimen Marinir ke-12 yang berbasis di selatan prefektur Okinawa.

"Kami bangga berada di Rangkaian Pulau Pertama, dan merupakan kekuatan yang siap merespons keadaan darurat di mana pun dan kapan pun diperlukan," kata Peter Eltringham, komandan resimen baru, pada sebuah upacara di Kamp Hansen di Okinawa, dikutip Kyodo News, Rabu (15/11/2023).

Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 200 orang, termasuk Kepala Staf Gabungan Pasukan Bela Diri Darat (GSDF) Jepang, Yasunori Morishita.

Baca Juga: Okinawa Tolak Rencana PM Jepang Relokasi Pangkalan Militer AS

1. Tindak lanjut kesepakatan AS-Jepang pada awal tahun

Langkah tersebut merupakan bagian dari kesepakatan antara Washington-Tokyo pada Januari, guna memperkuat hubungan militer kedua negara di tengah meningkatnya keagresifan Beijing di laut. 

Ancaman Negeri Tirai Bambu semakin nyata, yang dengan cepat memperluas kehadiran militernya di wilayah tersebut. Hal ini membuat AS tidak lagi menikmati superioritas udara dan laut, seperti yang dimilikinya di masa lalu.

Taiwan yang diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayahnya, dipandang sebagai potensi titik konflik. Pulau tersebut merupakan bagian dari rangkaian pulau pertama, sebuah sebutan keamanan geografis, yang merupakan bagian dari kebijakan kemanan China.

Baca Juga: Ekspor Produk Seafood Jepang ke China Anjlok 90 Persen

2. Strategi Resimen Pesisir Laut AS

Antisipasi China, Militer AS Bentuk Resimen Pesisir di OkinawaBendera Amerika Serikat. (Pexels.com/Brett Sayles)

Dilansir NHK News, Strategi dibalik MLR dirinci dalam 'Force Designs 2030', sebuah rencana penataan kembali militer yang dirilis oleh Korps Marinir AS pada 2020. Berikut kalimat pembuka dokumen tersebut yang menjelaskan latar belakangnya:

"Strategi Pertahanan Nasional 2018 mengalihkan fokus misi Korps Marinir dari melawan ekstremis kekerasan di Timur Tengah, menjadi persaingan kekuatan besar/setingkat, dengan penekanan khusus pada Indo-Pasifik. Pergeseran misi yang begitu besar, dari wilayah pedalaman ke wilayah pesisir, dan dari aktor non-negara hingga mitra pesaing, memerlukan penyesuaian substansal dalam cara kita mengatur, melatih, dan memperlengkapi korps kita."

MLR didefinisikan dalam isi rencana militer, di mana fokusnya telah bergeser ke peperangan maritim. Nantinya, korps marinir harus mampu berperang di laut, dari laut, dan dari darat ke laut.

Unit tersebut juga diharapkan mampu beroperasi dan bertahan dalam jangkauan serangan jarak jauh musuh, serta bermanuver melintasi bagian pesisir yang kompleks yang mengarah ke laut dan ke darat.

3. MLR memiliki 2 ribu personel

Antisipasi China, Militer AS Bentuk Resimen Pesisir di OkinawaIlustrasi militer. (unsplash.com/Joel Rivera-Camacho)

MLR terdiri dari sekitar 2 ribu personel. Mereka merupakan Korps Marinir AS kedua, di mana yang pertama didirikan di Hawaii pada tahun lalu. Sementara yang lain, direncanakan untuk lokasi lain pada 2027 mendatang.

Salah satu konsep utama di balik MLR adalah kemampuannya untuk terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil. Unit yang lebih besar dianggap sebagai sasaran empuk rudal musuh, yang berpotensi pada kerusakan yang lebih besar. Kelompok kecil unit MLR diklaim dapat bergerak cepat tanpa terdeteksi.

Baca Juga: Fakta-Fakta Langkah Jepang Perkuat Okinawa di Tengah Ancaman China

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya