WHO Setujui Vaksin Kolera Terbaru

Lebih dari 800 ribu infeksi kolera terjadi sejak awal tahun

Intinya Sih...

  • Vaksin kolera oral baru disetujui WHO, diharapkan dapat membantu negara miskin mengatasi lonjakan kasus kolera.
  • Versi baru vaksin Euvichol-S menggunakan formula sederhana, lebih murah, dan bisa diproduksi lebih cepat.
  • WHO mencatat lebih dari 800 ribu infeksi kolera sejak awal tahun, dengan pemanasan suhu memperburuk wabah dan tingkat kematian tertinggi dalam satu dekade.

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui versi baru vaksin kolera oral (OCV). Hal itu diharapkan dapat membantu mengatasi lonjakan kasus yang terjadi dan membuat negara-negara miskin berjuang membendung penyakit tersebut.

Vaksin dibuat oleh EuBiologics dan disahkan minggu lalu. Versi baru vaksin disebut Euvichol-S. Ini menggunakan formula sederhana, lebih sedikit bahan, lebih murah dan dapat dibuat lebih cepat.

Keputusan WHO dinilai jadi jalur penyelamat bagi komunitas rentan. Kini lembaga donor aliansi vaksin Gavi dan UNICEF bisa membelinya untuk dikirim ke negara-negara miskin.

1. Produksi vaksin lebih murah, lebih cepat dan volume lebih besar

Keputusan WHO dapat membantu meningkatkan keseluruhan pasokan vaksin kolera tahun 2024 sekitar 50 juta dosis untuk persediaan global. Tahun lalu, persediaan hanya 38 juta dosis.

Dilansir UNICEF USA, vaksin Euvichol-S memiliki keefektifan yang sama melawan kolera seperti vaksin sebelumnya. Tapi formula yang sederhana, dapat menurunkan biaya dan kompleksitas produksi.

Hal ini memungkinkan produksi dalam volume yang lebih besar dengan lebih cepat.

"Prakualifikasi Euvichol-S mewakili bantuan bagi komunitas rentan di seluruh dunia," kata Derrick Sim, Managing Director of Vaccine Markets and Health Security di Gavi.

"Persetujuan terhadap produk baru ini terjadi pada saat yang sangat penting, mengingat meningkatnya wabah kolera yang terjadi di seluruh dunia. Kami memuji EuBiologics atas peran mereka dalam memastikan negara-negara di seluruh dunia memiliki akses terhadap vaksin kolera sebagai bagian dari perangkat respons mereka," jelasnya.

2. Lebih dari 800 ribu infeksi kolera terjadi sejak awal tahun

Baca Juga: Kolera: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Saat ini masih diperlukan vaksin dalam jumlah besar. Ini karena sejak Januari, ada 14 negara yang terkena wabah kolera dan telah meminta 79 juta dosis.

Pada bulan tersebut, WHO mengatakan persediaan vaksin global sepenuhnya habis hingga awal Maret. Sampai pekan ini, tercatat ada 2,3 juta dosis yang tersedia.

Dilansir Associated Press, sejak awal tahun, WHO telah melaporkan lebih dari 824 ribu infeksi kolera, termasuk 5.900 kematian di seluruh dunia. Jumlah tertinggi dilaporkan terjadi di Timur Tengah dan Afrika.

WHO mengatakan, pemanasan suhu memungkinkan bakteri kolera hidup lebih lama, memperburuk wabah dan menyebabkan tingkat kematian tertinggi dalam satu dekade.

3. Pasokan OCV global telah meningkat 18 kali lipat antara tahun 2013 dan 2023

Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan bakteri, yang biasanya menyebar lewat makanan atau air yang terkontaminasi. Paling banyak terjadi di daerah dengan sanitasi buruk dan kurangnya akses terhadap air bersih.

Dilansir laman resmi OCHA, pasokan OCV global telah meningkat 18 kali lipat antara tahun 2013 dan 2023. Lonjakan permintaan besar dan berkelanjutan, memberi tekanan pada persediaan vaksin global.

Saat ini EuBiologics merupakan satu-satunya pemasok OCV untuk global. Diperkirakan, produsen lain akan menyediakan produknya di tahun-tahun mendatang. UNICEF memimpin pengadaadan pengiriman vaksin ke berbagai negara.

"Meskipun kolera dapat dicegah dan diobati, anak-anak terus menderita penyakit yang berpotensi fatal ini. UNICEF telah mendapatkan akses terhadap semua dosis vaksin yang baru saja disetujui dan akan mengirimkannya ke negara-negara tersebut secepat mungkin,” kata Leila Pakkala, Direktur Divisi Pasokan UNICEF.

Baca Juga: Zambia Mulai Vaksinasi Kolera di Tengah Tingginya Penularan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya