Serangan Drone Tewaskan 21 Warga Sipil di Mali Utara

Drone dioperasikan tentara Mali, Wagner dan Burkina Faso

Jakarta, IDN Times - Serangan drone di daerah Tinzaouatene, Mali utara menyebabkan 21 orang tewas pada Minggu (25/8/2024). Serangan diduga dilakukan oleh tentara junta dan tentara bayaran Rusia.

Tinzaouatene adalah daerah yang dekat perbatasan Aljazair. Pada akhir Juli, terjadi pertempuran besar di daerah tersebut, di mana kelompok separatis Tuareg mengklaim telah menimbulkan kekalahan serius terhadap tentara Mali dan Wagner Rusia.

1. Korban termasuk anak-anak

Serangan Drone Tewaskan 21 Warga Sipil di Mali Utarailustrasi bendera Mali (Unsplash.com/aboodi vesakaran)

Juru bicara kelompok koalisi pejuang Strategic Framework for the Defense of the People of Azawad (CSP-DPA), Mohamed Elmaouloud Ramadane, menjelaskan bahwa serangan drone awalnya menyasar apotek.

"Kemudian diikuti serangan lainnya, menargetkan pertemuan warga di dekat lokasi kerusakan pertama," katanya, dikutip Barron's.

Sekitar 21 orang dilaporkan tewas, termasuk 11 di antaranya adalah anak-anak.

Seorang politikus lokal melaporkan serangan menyebabkan 15 orang tewas. Tapi, LSM setempat mengatakan lebih dari 20 warga sipil tewas. 

Baca Juga: Demonstran di Irak Protes Serangan Drone Renggut Nyawa 2 Jurnalis

2. Kelompok pemberontak tuduh Mali, Wagner dan Burkina Faso yang operasikan drone

Selain menewaskan puluhan orang, serangan itu membuat banyak orang terluka. Kerugian material juga cukup parah, namun belum ada rincian mengenai hal itu.

Dilansir Reuters, CSP-DPA menuduh kelompok yang mengoperasikan drone itu adalah tentara Mali, Wagner dan melibatkan negara tetangga Burkina Faso.

CSP-DPA merupakan aliansi pejuang yang memberontak terhadap pemerintahan militer Mali. Kelompok tersebut dipimpin oleh suku Tuareg dan menandatangani perjanjian damai pada 2015. Tapi, CSP-DPA kemudian menarik diri dari perundingan pada 2022.

Junta Mali belum menanggapi permintaan komentar. Sejak pertengahan 2023, mereka telah mengintensifkan serangannya, termasuk penggunaan drone untuk menguasai wilayah yang diduduki oleh kelompok pejuang bersenjata.

3. Tentara Mali juga dituduh tewaskan 13 warga sipil

Mali telah bergulat dengan pemberontak bersenjata dan jihadis sejak 2012. Gejolak politik internal yang tidak menentu membuat Mali dilanda beberapa kali kudeta militer. Kudeta bahkan merembet ke Burkina Faso dan Niger.

Junta, yang berkuasa di Mali, mengakhiri hubungan dengan sekutu Barat dan regional, lalu beralih ke Rusia. Mereka mempekerjakan pasukan bayaran swasta Wagner sebagai instruktur keamanan.

Tentara Mali yang dibantu Wagner telah beberapa kali dituduh melakukan berbagai kekejaman terhadap warga sipil.

Pada Maret 2024, Amnesty International menuduh tentara Mali bertanggung jawab atas kematian 13 orang akibat serangan drone di Amasrakad, Gao. Tujuh dari korban merupakan anak-anak.

Baca Juga: Bayi 10 Bulan di Gaza Lumpuh akibat Virus Polio Tipe 2

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya