Rusia: Barat dan NATO Terlibat dalam Operasi Militer Ukraina di Kursk 

Ukraina-Rusia mulai bicarakan pertukaran tawanan perang

Jakarta, IDN Times - Asisten Presiden Rusia, Nikolay Patrushev, menolak klaim Barat bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan lintas batas Ukraina ke Kursk. Pada Kamis (15/8/2024), dia mengatakan bahwa serangan itu direncanakan dengan partisipasi NATO dan dinas khusus Barat.

Rusia telah mengevakuasi hampir 200 ribu orang di daerah perbatasan. Wilayah Belgorod, tetangga Kursk, telah mengumumkan situasi darurat karena serangan Ukraina yang terus berlanjut.

Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov, mengatakan Moskow akan mengirimkan bala bantuan guna melindungi penduduk di wilayah tersebut.

1. NATO dan Barat berpartisipasi dalam serangan ke Kursk

Rusia: Barat dan NATO Terlibat dalam Operasi Militer Ukraina di Kursk ilustrasi (Pixabay.com/Peggy_Marco)

Ukraina mengklaim telah menguasai lebih dari 1.000 kilometer persegi wilayah Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan, pasukannya juga telah mengambil alih secara penuh kota Sudzha di Kursk.

Menurut Patrushev, serangan lintas batas Ukraina yang telah berlangsung selama lebih dari sepekan itu melibatkan pembicaraan dengan Barat.

"Barat-lah yang membawa kriminal berkuasa di Ukraina. Negara-negara NATO mengirim senjata dan instruktur militer ke Ukraina. Mereka terus memberikan data intelijen dan mengendalikan tindakan kelompok neo-Nazi," katanya, dikutip dari Tass.

"Operasi (Ukraina) di Wilayah Kursk juga direncanakan dengan partisipasi NATO dan layanan khusus Barat," tambahnya.

Baca Juga: Ukraina Klaim Kuasai Kota Sudzha di Rusia

2. Menekan Moskow untuk memulihkan perdamaian

Sejak serangan dimulai sejak 6 Agustus, kini tentara Ukraina berhasil memasuki 35 kilometer ke dalam Kursk. Meski mengalami kemajuan, tapi Kiev mengklaim pihaknya tidak tertarik untuk mencaplok wilayah Rusia.

Dilansir BBC, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Heorhiy Tykhy mengatakan, serangan tersebut digunakan sebagai upaya menekan Moskow agar menyetujui negosiasi perdamaian.

Di sisi lain, Moskow telah menghalangi upaya pasukan Ukraina memperluas serangan. Mereka juga mengklaim telah merebut kembali beberapa wilayah yang hilang. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya telah menguasai kembali pemukiman Krupets di Kursk.

3. Ukraina-Rusia mulai bicarakan pertukaran tawanan perang

Rusia: Barat dan NATO Terlibat dalam Operasi Militer Ukraina di Kursk ilustrasi (Pexels.com/Mikhail Volkov)

Ukraina mengatakan telah menawan ratusan tentara Rusia di Kursk. Saat ini, mereka juga mengatakan telah memasuki perundingan untuk saling bertukar tawanan tersebut.

"Ada percakapan proaktif (dengan komisaris hak asasi manusia Rusia Tatiana Moskalkova)," kata ombudsman Ukraina Dmytro Lubinets, dikutip The Moscow Times.

Dia menjelaskan, Kiev siap melanjutkan proses pertukaran tawanan berdasarkan Kovensi Jenewa. Tapi, dia menuduh Moskow memiliki alasan baru untuk menghindari pertukaran tersebut.

Rusia disebut sengaja memperlambat pertukaran dengan maksud membuat keluarga tentara yang ditangkap menentang pemerintah Kiev. Sementara, Moskow menuduh Kiev yang menghalangi upaya pertukaran itu.

Baca Juga: Belarus Dorong Negosiasi Perdamaian Rusia-Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya