Presiden UEA Bertemu Putin, Ini yang Mereka Bicarakan

Situasi PLTN di Ukraina salah satu yang dibahas

Jakarta, IDN Times - Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan atau yang biasa disebut MBZ berkunjung ke Rusia dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di St. Peterburg pada Selasa (11/10/2022). Mereka membicarakan hubungan bilateral dan juga krisis di Ukraina.

UEA sejauh ini lebih memilih untuk tidak ikut menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Moskow. Baru-baru ini, Presiden Putin memuji hubungan negaranya dengan UEA dan menyambut baik keputusan negara penghasil minyak OPEC+ untuk membatasi produksi dengan tujuan menstabilkan pasar energi global.

Baca Juga: Jokowi dan Presiden UEA Resmikan Masjid di Solo, Ada Terowongan Khusus

1. UEA memantau situasi PLTN di Ukraina

Presiden UEA Bertemu Putin, Ini yang Mereka BicarakanIlustrasi fasilitas nuklir (Pexels.com/Markus Distelrath)

Menurut Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, pertemuan antara Presiden MBZ dengan Presiden Putin akan mengambil format satu lawan satu. Agenda dalam pertemuan tersebut, membicarakan masalah hubungan UEA dan Rusia serta beberapa masalah regional dan internasional yang jadi kepentingan bersama.

Melansir WAM, media UEA, MBZ dan Putin menekankan pertumbuhan pesat hubungan yang berlangsung antar dua negara yang terjalin selama puluhan tahun.

Selain itu, UEA juga mengatakan terus memantau masalah situasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia, Ukraina yang kini dikuasai Rusia. Putin memberikan penjelasan rinci kepada MBZ tentang situasi tersebut serta upaya Rusia menjaga keamanan nuklir.

MBZ disebut menegaskan perlunya diaolog secara terbuka antara Rusia dan Ukraina. Sementara, Putin memuji peran negara Teluk itu sebagai pihak mediator karena membantu menyelesaikan sejumlah masalah kemanusiaan yang agak sensitif.

Baca Juga: [WANSUS] Menakar Mesranya Hubungan RI-UEA di Era MBZ Jadi Presiden

2. UEA punya peran untuk mediasi krisis di Ukraina

Presiden Vladimir Putin memberikan sambutan atas kedatangan Presiden MBZ. Putin mengakui bahwa saat ini hubungan internasional dalam kondisi rumit, namun Rusia dan UEA merupakan faktor penting stabilitas regional dan global.

Baru-baru ini OPEC+ yang mencakup Rusia sepakat memangkas produksi minyak sebesar dua juta barel per hari, meski ada tekanan dari Amerika Serikat dan negara-negara lain.

"Kami bekerja secara aktif dalam OPEC+. Saya tahu posisi Anda, tindakan dan keputusan kami tidak ditujukan kepada siapa pun; kami tidak berniat menciptakan masalah bagi siapa pun, dan kami tidak melakukan itu," kata Putin dikutip dari laman resmi Kremlin.

"Tindakan kami bertujuan untuk menstabilkan pasar energi global, sehingga konsumen sumber daya energi dan mereka yang memasoknya ke pasar global akan merasa tenang, stabil, dan percaya diri, sehingga pasokan dan permintaan akan seimbang," tambahnya.

Putin juga mengakui bahwa UEA memiliki faktor substansial yang memungkinkan negara Teluk itu untuk membantu menyelesaikan situasi secara bertahap tentang krisis di Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Janji Balas Serangan Rusia di 8 Wilayah

3. Jalur diplomasi untuk mengurangi ketegangan Barat dan Rusia

UEA telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. Upaya untuk mengurangi ketegangan dilakukan dengan langkah solusi diplomatik.

"Kami membahas beberapa masalah yang menjadi perhatian bersama, termasuk krisis Ukraina, dan pentingnya terlibat dalam dialog untuk mengurangi ketegangan dan sampai pada solusi diplomatik," kata MBZ dikutip Al Jazeera.

Selain membicarakan hubungan bilateral, Rusia dan UEA juga mendiskusikan situasi regional. Ini juga mencakup krisis yang terjadi di Suriah, yang sampai saat ini belum selesai.

UEA, salah satu sekutu utama AS di Teluk, telah mempertahankan hubungan bisnis yang erat dengan Rusia. Salah satu negara penghasil minyak itu juga menolak untuk menjatuhkan sanksi yang dijatuhkan oleh AS dan Barat kepada Moskow.

"UEA juga lebih aktif secara diplomatik secara regional dan global, keterampilan yang mungkin berguna dalam mengurangi ketegangan saat ini antara Rusia dan Barat," kata Asif Shuja, seorang peneliti senior di Middle East Institute.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya