Pertama sejak 2019, Delegasi Senat AS Kunjungi China

Upaya perlancar pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping

Jakarta, IDN Time - Delegasi parlemen Amerika Serikat (AS) yang dipimpin Chuck Schumer, mendarat di Shanghai, China, pada Sabtu (7/10/2023). Itu merupakan kunjungan pertama kali sejak 2019, di tengah hubungan AS-China yang saat ini tegang karena masalah perdagangan fentanyl.

Delegasi AS tersebut terdiri dari enam orang, tiga anggota Partai Republik dan tiga lainnya anggota Partai Demokrat. Kunjungan tersebut bagian dari tur tiga negara, termasuk nantinya mereka akan berkunjung ke Korea Selatan dan Jepang.

Salah satu tujuan dari kunjungan tersebut, selain membahas masalah perdagangan, diperkirakan juga akan membahas rencana dasar bagi kemungkinan pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping yang diperkirakan akan dilakukan pada November.

Baca Juga: Biden Akui Kemungkinan Bertemu Xi Jinping Bulan Depan

1. China berharap ada pemahaman lebih obyektif dari parlemen AS

Pertama sejak 2019, Delegasi Senat AS Kunjungi ChinaSenator Chuck Schumer (Twitter.com/Chuck Schumer)

AS baru-baru ini menjatuhkan sanksi ke beberapa entitas dan individu China, terkait dugaan keterlibatan perdagangan bahan pembuatan fentanyl. Itu merupakan salah satu opioid yang menimbulkan bencana kecanduan di AS.

Di tengah ketegangan tersebut, enam delegasi anggota parlemen AS tiba di China pada Sabtu. Dilansir VOA News, itu merupakan kunjungan pertama perwakilan parlemen AS ke China.

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pejabat tinggi pemerintahan Joe Biden telah bertemu dengan rekan-rekannya dari China. Namun, belum ada anggota parlemen AS yang melakukan perjalanan ke Beijing, sejak negara itu mencabut pembatasan COVID-19 pada Desember tahun lalu.

Beijing dalam sebuah pernyataan sebelumnya, berharap kunjungan parlemen AS itu akan berkontribusi pada pemahaman yang lebih obyektif tentang China di Kongres AS.

Baca Juga: Presiden Joe Biden Sebut Xi Jinping sebagai Diktator 

2. Persaingan tanpa konflik

China dan AS kerap terlibat ketegangan di berbagai sektor, termasuk ekonomi. China adalah penantang utama AS, karena kebangkitan negara tersebut telah menjadikan Beijing sebagai raksasa ekonomi dunia.

Schumer yang berasal dari Demokrat, mengatakan bahwa kedua negara selalu besaing, tapi tidak ingin persaingan itu menimbulkan konflik, katanya dikutip dari Associated Press.

Kantor Schumer menyatakan, dia ingin fokus perlunya timbal balik dari China bagi bisnis AS di bidang perdagangan. Ia juga berharap untuk membahas masalah hak asasi manusia, produksi fentanyl dan peran Beijing dalam komunitas internasional.

Sekretaris Komite Partai Komunis China Chen Jining, mengatakan bahwa hubungan China-AS tetap sehat dan stabil dan diharapkan akan bermanfaat bagi dunia global. Dia mencatat ada lebih dari 5.000 perusahaan AS di Shanghai dan senang punya kesempatan untuk berdiskusi bagaimana mempromosikan perdagangan di tingkat lokal.

3. Upaya memperlancar rencana pertemuan Biden dan Xi

Pertama sejak 2019, Delegasi Senat AS Kunjungi ChinaPresiden AS Joe Biden (Twitter.com/The White House)

Kunjungan delegasi parlemen AS itu juga diperkirakan akan meletakkan dasar bagi rencana pertemuan Biden dan Xi pada November. Pertemuan diharapkan akan terjadi saat acara Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik yang akan berlangsung di San Fransisco bulan depan.

Dilansir VOA News, Schumer juga berharap bisa bertemu dengan Presiden Xi dalam kunjungan tersebut. Pakar hubungan internasional Wang Yiwei menjelaskan, kunjungan Schumer itu tanda membaiknya hubungan China-AS.

"Jika perundingan berjalan dengan baik, ada kemungkinan Presiden Xi akan bertemu Schumer. Jika pertemuan mereka terwujud, peluang pertemuan Xi-Biden akan semakin besar," kata Wang Yiwei, yang juga direktur Institut Urusan Internasional di Universitas Renmin China.

Baca Juga: AS Minta China Bujuk Korea Utara Kembali ke Jalur Diplomasi

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya