PBB Tuduh Junta Myanmar Lakukan Kejahatan Perang dan Kemanusiaan

ASEAN diseru untuk bertindak terapkan konsesusnya

Intinya Sih...

  • Pakar hak asasi manusia PBB melaporkan junta Myanmar melakukan kejahatan perang dan terhadap kemanusiaan, dengan warga sipil sebagai sasaran.
  • Konflik bersenjata di bawah pemerintahan militer telah meningkatkan penyiksaan, rudapaksa massal, pelecehan anak-anak, dan pengungsi.
  • Bukti IIMM menunjukkan kebrutalan junta yang semakin meningkat, termasuk penyerangan sekolah, bangunan keagamaan, dan rumah sakit.

Jakarta, IDN Times - Laporan baru dari pakar hak asasi manusia PBB di Independent Investigative Mechanism for Myanmar (IIMM) mengatakan junta Myanmar telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Ketua IIMM Nicolas Koumjian mengatakan, junta sengaja menjadikan warga sipil sebagai sasaran. Jumlah kejahatan juga terus meningkat. Intensitas konflik bersenjata dan kebrutalannya juga meningkat.

IIMM menyampaikan laporan tahunanannya di Jenewa pada Selasa (13/8/2024). IIMM mengaku telah mengumpulkan bukti paling serius atas pelanggaran yang dilakukan junta Myanmar.

Baca Juga: Junta Myanmar Akui Kehilangan Markas Komando Regional Lashio

1. Bukti brutalnya militer Myanmar dikumpulkan

PBB Tuduh Junta Myanmar Lakukan Kejahatan Perang dan KemanusiaanDampak serangan udara militer Myanmar di wilayah Karen. (Twitter.com/Free Burma Rangers)

Para penyelidik IIMM mengatakan, warga sipil di bawah pemerintahan militer Myanmar mengalami penyiksaan sistematis, rudapaksa massal, dan pelecehan terhadap anak-anak telah meningkat. Dalam enam bulan terakhir, konflik bersenjata yang terus meningkat telah menyebabkan lebih dari tiga juta orang terpasa meninggalkan rumah mereka.

"Kami telah mengumpulkan bukti substansial yang menunjukkan tingkat kebrutalan dan ketidakmanusiawian yang mengerikan di seluruh Myanmar," kata Koumjian, dikutip Al Jazeera.

Periode laporan IIMM tersebut antara 1 Juli 2023 dan 30 Juni 2024. Mereka mengatakan, konflik telah meningkat secara substansial dengan laporan kejahatan lebih sering dan kebrutalan terjadi di seluruh wilayah.

2. Dokumentasi kebrutalan perang di Myanmar

Dalam bukti-bukti yang dikumpulkan IIMM, junta yang semakin kehilangan kendali daerah terpencil yang dikuasai People's Defence Force (PDF), kian bergantung pada pemboman udara dan artileri. Hal itu mengakibatkan banyak warga sipil terluka dan tewas.

Dilansir VOA News, dalam dokumentasi IIMM, ada banyak insiden yang jadi bukti bahwa warga sipil sering jadi korban konflik. Mereka tidak hanya terdampak, tapi menjadi sasaran dalam konflik.

"Di negara bagian Kayah pada bulan Februari tahun ini, empat anak tewas dan sekitar 10 orang terluka ketika jet tempur menjatuhkan bom dan melepaskan tembakan senapan mesin ke sekolah tersebut," kata Koumjian.

Dalam video yang dilihat IIMM, kebrutalan lain di antaranya adalah pejuang PDF diikat di antara dua pohon, lalu api dinyalakan di bawahnya, dibakar hingga mati. Sebaliknya, dalam video lainnya, pasukan PDF memenggal kepala pasukan junta yang ditangkap di Loikaw pada November dan Desember tahun lalu.

"Sungguh luar biasa, bukan hanya tingkat kebrutalannya, tapi perasaan impunitas yang jelas dari mereka yang melakukan pelanggaran sehingga mereka merekam apa yang terjadi dan kemudian mengunggahnya ke media sosial sehingga bisa disiarkan," jelas ketua IIMM.

Baca Juga: Lari dari Myanmar, Ratusan Rohingya Ditembaki oleh Drone hingga Tewas

3. IIMM menyerukan ASEAN untuk bertindak

Kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Myanmar terus meningkat. Junta juga dilaporkan menyerang sekolah, bangunan keagamaan, atau rumah sakit, yang sebenarnya tidak seharusnya jadi sasaran militer.

"Ribuan orang telah ditangkap dan banyak yang disiksa atau dibunuh dalam penahanan," kata IIMM, dikutip Deutsche Welle.

IIMM fokus pada kejahatan yang dilakukan militer Myanmar. Tapi mereka juga menemukan bukti kejahatan yang dilakukan kelompok pejuang oposisi yang bertindak kejam dan brutal.

"Ini termasuk eksekusi mendadak terhadap warga sipil yang dicurigai sebagai informan atau kolaborator militer," jelasnya.

Kepala penyelidik menyeru kelompok ASEAN untuk membantu mengakhiri kekerasan dan membawa pelaku kejahatan ke pengadilan.

"ASEAN adalah pemain yang sangat penting di Myanmar. Sudah waktunya bagi ASEAN untuk menerapkan konsensusnya," ujar Koumjian.

Baca Juga: Myanmar Bebaskan Orang Jepang yang Langgar Aturan Harga Beras

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya