Jepang Minta Rp916 Triliun untuk Anggaran Pertahanan

Upaya hadapi ancaman China, Rusia dan Korea Utara

Intinya Sih...

  • Kementerian Pertahanan Jepang mengajukan anggaran 59 miliar dolar untuk tahun fiskal 2025.
  • Anggaran tersebut bertujuan meningkatkan keamanan di tengah ketegasan militer China dan menjadi negara dengan pengeluaran militer terbesar ketiga di dunia.
  • Jepang akan menggunakan anggaran untuk memperkuat kemampuan pertahanan jarak jauh dan membangun konstelasi satelit kecil untuk deteksi ancaman dari Rusia dan Korea Utara.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Jepang mengajukan anggaran 59 miliar dolar (Rp916 triliun) untuk tahun fiskal 2025. Pengajuan itu dilakukan pada Jumat (30/8/2024), bertujuan meningkatkan keamanan di tengah ketegasan militer China.

Permintaan itu disebut sebuah rekor karena melampaui anggaran sebelumnya. Ini juga menandai tahun ketiga dari rencana pembangunan militer cepat lima tahun Jepang, di bawah strategi keamanan pemerintah yang sedang berlangsung.

Tokyo bermaksud membelanjakan 43 triliun yen atau 297 miliar dolar (Rp4.613 triliun) hingga 2027. Hal itu akan menjadikan Jepang menjadi negara dengan pengeluaran militer terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan China.

1. Peralatan nirawak dan pengembangan rudal jarak jauh

Jepang Minta Rp916 Triliun untuk Anggaran Pertahananilustrasi drone (Unsplash.com/Fatah Muse)

Meningkatnya ketegasan China di wilayah Indo-Pasifik telah membuat Jepang berusaha meningkatkan keamanan, khususnya di pulau-pulau terpencil perbatasan. Tokyo bermaksud dapat mengerahkan drone mereka.

Dilansir Manichi, pemintaan peningkatan anggaran tersebut juga sebagai respons terhadap lingkungan keamanan yang dianggap telah berubah dengan cepat.

Sistem nirawak yang diharapkan, termasuk drone udara dan bawah air, dianggap sebagai pengubah permainan yang inovatif. Kementerian Pertahanan mengatakan, dua jenis peralatan itu dinilai dapat memperoleh keunggulan sambil meminimalkan kerugian manusia.

Kementerian juga ingin menggunakan anggaran untuk memperkuat kemampuan pertahanan jarak jauh dengan memperoleh rudal asing secara cepat. Selain itu juga untuk perluasan basis produksi dalam negeri bagi rudal yang bisa menyerang target jauh.

2. Upaya membangun konstelasi satelit kecil

Berdasarkan permintaan baru anggaran tersebut, Kementerian Pertahanan Jepang juga akan mengalokasikan anggaran untuk membangun konstelasi satelit kecil. Itu untuk memperoleh kemampuan deteksi dan pelacakan target yang penting seperti ancaman rudal dari Rusia dan Korea Utara.

Dilansir Kyodo, anggaran tahunan pertahanan Jepang telah dibatasi hanya sekitar 1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Namun pemerintah Tokyo berencana untuk menggandakan pengeluarkan karena meningkatnya ancaman keamanan dari luar.

Jepang sendiri merupakan salah satu mitra andalan NATO di kawasan Indo-Pasifik. Selain Jepang, masih ada Australia, Selandia Baru dan Korea Selatan.

3. Strategi baru untuk mengatasi kekurangan personel militer

Jepang Minta Rp916 Triliun untuk Anggaran Pertahananilustrasi (Unsplash.com/Filip Andrejevic)

Fokus pengembangan peralatan nirawak dengan peningkatan teknologi kecerdasan buatan (AI), salah satunya disebabkan penurunan jumlah prajurit sebagai akibat menyusutnya populasi Jepang.

"Karena menurunnya angka kelahiran dan jumlah penduduk usia kerja, Jepang tidak dapat dielakkan akan menghadapi masyarakat yang kekurangan tenaga kerja secara serius," kata Kementerian Pertahanan, dikutip ABC News.

"Kami perlu membangun organisasi yang dapat berjuang dengan cara-cara baru sambil memperkuat kekuatan pertahanan," tambahnya.

Permohonan anggaran itu telah disetujui pada rapat Kementerian Pertahanan. Dokumen selanjutnya akan diserahkan ke Kementerian Keuangan untuk dinegosiasikan hingga bulan Desember mendatang.

Baca Juga: Topan Shanshan Masih di Jepang, Terjang Kagoshima 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya