Jepang: Hujan Deras Picu Longsor dan Banjir, Seorang Tewas

Curah hujan tertinggi sejak 1976

Intinya Sih...

  • Hujan deras di Jepang memicu banjir dan tanah longsor, menyebabkan satu orang meninggal dunia
  • Curah hujan terlebat sejak 1976 terjadi di tiga kota terdampak: Wajima, Suzu, dan Noto
  • Perintah evakuasi dikeluarkan untuk total 49.896 orang di beberapa prefektur yang terkena dampak parah

Jakarta, IDN Times - Jepang diguyur hujan deras, khususnya di wilayah utara-tengah. Pada Sabtu (21/9/2024), hujan tersebut memicu tanah longsor dan banjir serta menyebabkan satu orang meninggal dunia.

Sungai telah meluap dan memicu banjir bandang, membanjiri perumahan dan membuat beberapa penduduk terlantar. Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan darurat tertinggi untuk hujan lebat yang terjadi di beberapa kota di prefektur Ishikawa, termasuk kota Suzu dan Wajima yang terkena dampak parah.

1. Tujuh orang dilaporkan hilang

Prefektur Ishikawa adalah wilayah yang berada di sebelah barat Tokyo. Daerah tersebut berbatasan dengan Laut Jepang.

Dilansir Associated Press, kota Suzu yang ada di prefektur tersebut, mengalami banjir besar. Satu orang dilaporkan meninggal dunia dan satu orang lainnya hilang karena tersapu banjir.

Di kota Noto yang dekat dengan Suzu, satu orang dilaporkan hilang. Sedangkan di kota Wajima, empat orang hilang setelah tanah longsor terjadi di lokasi konstruksi.

Mereka termasuk di antara 60 pekerja konstruksi yang memperbaiki terowongan yang rusak akibat gempa pada Januari. Satu orang lagi dilaporkan hilang karena banjir di lokasi lain di kota tersebut.

2. Hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya

Beberapa gambar dan rekaman video yang dibagikan di media sosial menunjukkan wilayah Jepang yang disapu oleh banjir dengan air bercampur lumpur yang berwarna cokelat. Rumah-rumah dan kendaraan terendam dan terbawa air.

"Hujan deras seperti ini belum pernah terjadi di wilayah ini sebelumnya. Warga harus segera mengamankan keselamatan mereka. Risiko terhadap nyawa mereka sudah di depan mata," kata Sugimoto Satoshi, pejabat Badan Meteorologi Jepang, dikutip NHK.

Kepala Sekretaris Kabinet Hayashi Yoshimasa menjelaskan bahwa Perdana Menteri telah memberi instruksi untuk koordinasi dengan pemerintah daerah guna memastikan tindakan pencegahan, termasuk dukungan evakuasi.

"Pemerintah akan bekerja untuk menilai tingkat kerusakan dengan cepat dan terlibat penuh dalam upaya tanggap bencana," ujarnya.

3. Perintah evakuasi untuk hampir 50 ribu orang

https://www.youtube.com/embed/V9oh-N2CiDc

Menurut Ohno Hiroyuki, pakar tanah longsor Jepang mengatakan, topografi wilayah Noto sangat curam sehingga tanah longsor lebih mudah terjadi. Gempa bumi pada tahun baru lalu juga telah menggemburkan tanah dan membuat longsor lebih mudah terjadi, bahkan usai hujan ringan.

Dilansir Asahi Shimbun, tiga kota yang paling parah terdampak adalah Wajima, Suzu dan Noto. Jumlah curah hujan selama 24 jam terakhir di Wajima adalah 351,0 milimeter dan 257,0 milimeter di Suzu. Itu merupakan curah hujan terlebat sejak tahun 1976.

Perintah evakuasi telah dikeluarkan untuk total 49.896 orang. Rinciannya adalah 33.700 orang di Prefektur Ishikawa, 14.733 orang di Prefektur Yamagata, dan 1.463 orang di Prefektur Niigata.

"Jika memungkinkan, lebih baik jika tetangga saling menelepon dan mengungsi ke tempat yang aman secara berkelompok," jelas Ohno.

Baca Juga: Banjir Besar di Afrika Tengah dan Barat Rusak Rumah Warga

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya