Eks Intelijen AS Mundur karena Tak Mau Dukung Israel

Merasa bersalah ikut memajukan kebijakan pembunuhan massal

Intinya Sih...

  • Mantan pejabat intelijen militer AS, Harrison Mann, mundur sejak November lalu.
  • Mann merilis surat kepada rekan-rekannya di Badan Intelijen Pertahanan (DIA) terkait alasan pengunduran dirinya karena cedera moral akibat AS mendukung Israel.
  • Israel telah melancarkan serangan ke Gaza yang menewaskan lebih dari 35 ribu orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Jakarta, IDN Times - Mantan pejabat intelijen militer Amerika Serikat (AS) Harrison Mann, mengundurkan diri sejak November. Tapi dia enggan membeberkan alasan pengunduran diri tersebut karena takut.

Akan tetapi, pada Senin (13/5/2024), dia merilis surat yang menjelaskan kepada rekan-rekannya di Badan Intelijen Pertahanan (DIA) terkait alasan mengapa dia mundur. Mann mengatakan merasa cedera moral karena AS mendukung Israel.

Mann memiliki pangkat mayor. Dia menjadi pejabat DIA pertama yang mengundurkan diri karena AS mendukung Israel. Februari lalu, seorang penerbang AS membakar diri sebagai protesnya di luar kedutaan Israel di Washington.

Baca Juga: 3 Orang Didakwa Inggris karena Bantu Badan Intelijen Hong Kong

1. Merasa bersalah sebab memajukan kebijakan AS menyengsarakan warga Palestina

Eks Intelijen AS Mundur karena Tak Mau Dukung Israelilustrasi dampak serangan Israel di Gaza (Twitter.com/UNRWA)

Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan ke Gaza yang kini menewaskan lebih dari 35 ribu orang. Sebagian besar dari korban tersebut adalah perempuan dan anak-anak.

AS telah menjadi sekutu terkuat Israel, sekaligus pemasok utama senjata ke negara tersebut.

"Saya takut. Takut melanggar norma profesional kita. Takut mengecewakan petugas (yang) saya hormati. Takut Anda merasa dikhianati. Saya yakin sebagian dari Anda akan merasa seperti itu saat membaca ini," tulis Mann dalam suratnya, dikutip The Guardian.

Mann mengaku merasa malu dan bersalah sebab membantu memajukan kebijakan AS yang berkontribusi terhadap pembunuhan massal warga Palestina.

"Pada titik tertentu, apa pun pembenarannya, Anda akan mengajukan kebijakan yang memungkinkan terjadinya kelaparan massal pada anak-anak, atau tidak," tulisnya.

2. Pejabat DIA mengonfirmasi pengunduran diri Mann

Kasus mundurnya Mann tersebut dinilai berbeda dengan para pejabat pemerintah AS lain. Beberapa pejabat Departemen Luar Negeri yang mundur, langsung secara terbuka menyesalkan kebijakan Washington yang mendukung Tel Aviv.

Tapi Mann membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa secara terbuka menyampaikan alasan pengunduran dirinya. Dilansir Reuters, seorang pejabat DIA mengonfirmasi bahwa Mann bekerja di agensi tersebut.

"Pengunduran diri karyawan merupakan hal yang rutin terjadi di DIA seperti halnya di perusahaan lain, dan karyawan mengundurkan diri karena berbagai alasan dan motivasi," ujarnya.

Baca Juga: Intelijen Rusia Dituding Ada di Balik Sindrom Havana

3. Dihantui kegagalan hidup sesuai dengan lingkungan moral

Eks Intelijen AS Mundur karena Tak Mau Dukung Israeldampak serangan Israel di Gaza (Twitter.com/UNRWA)

Mann merupakan perwira dari Angkatan Darat. Dia telah bertugas selama 13 tahun dengan penempatan awal sebagai petugas kerja sama keamanan di kedutaan AS di Tunis.

Dilansir Middle East Eye, dia kemudian menjadi analis intelijen Timur Tengah di DIA. Terakhir, dia menjadi pejabat eksekutif di agensi tersebut.

Dia mengutip nenek moyangya Yahudi di Eropa. Katanya, dia dihantui apa yang dia yakini sebagai kegagalan untuk hidup sesuai dengan lingkungan moral yang tidak kenal ampun, menyakut memikul tanggung jawab atas pembersihan etnis.

Pejabat AS terkemuka lain yang secara terbuka mengundurkan diri atas kebijakan pemerintahan Presiden Biden yang mendukung Israel adalah Josh Paul. Dia mantan direktur yang mengawasi transfer senjata AS.

Baca Juga: Eks Pejabat Intelijen Kanada Divonis 14 Tahun Penjara 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya