Cacar Monyet Terdeteksi di Kenya dan Republik Afrika Tengah 

MSF minta vaksin segera agar virus tidak meluas

Jakarta, IDN Times - Kenya dan Republik Afrika Tengah (CAR) mengonfirmasi munculnya wabah cacar monyet (MPOX) di wilayahnya. Nairobi mengumumkan pada Rabu (31/7/2024) dan Bangui mengumumkan pada Senin.

MPOX telah menjadi perhatian global sejak wabah terjadi pada 2022, yang menyebabkan penyakit itu menyebar ke lebih dari 100 negara. Penyakit tersebut telah menjadi endemik di beberapa bagian Afrika tengah dan barat selama beberapa dekade.

1. Pemerintah CAR imbau masyarakat melaporkan jika ada warga tunjukkan gejala

Cacar Monyet Terdeteksi di Kenya dan Republik Afrika Tengah ilustrasi bendera Republik Afrika Tengah (Unsplash.com/aboodi vesakaran)

Dilansir VOA News, Menteri Kesehatan CAR Pierre Somse mengatakan, pemerintah memohon kepada kepala keluarga dan tokoh masyarakat untuk memberitahu pejabat ketika ada warga yang menunjukkan gejala penyakit tersebut.

Gejala itu di antaranya demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, sakit kepala atau ruam, serta bisul besar di tubuh mereka.

"Kami sangat prihatin dengan kasus cacar yang melanda 7 wilayah negara ini," katanya.

Somse juga mengatakan, warga sipil harus menghindari kontak dengan hewan liar, serta mencuci tangan dengan sabun dan air usai melakukan kontak dengan hewan dan penderita.

Baca Juga: 19 Orang Tewas akibat Serangan Bom di Kafe di Nigeria

2. Kasus pertama di Kenya

Pada November tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi penularan MPOX melalui hubungan seksual untuk pertama kalinya di Kongo. Ilmuwan Afrika memperingatkan hal ini dapat membuat penyakit sulit dikendalikan.

Dilansir Anadolu, sebuah kasus baru terdeteksi di Kenya pada seorang penumpang yang melakukan perjalanan dari Uganda ke Rwanda di perbatasan Kenya selatan dekat Tanzania. Ini adalah kasus pertama di negara tersebut.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC), cacar monyet telah terdeteksi antara lain di Afrika Selatan, Rwanda, Burundi, Liberia, Ghana dan Republik Demokratik Kongo.

Sebanyak 22 kasus telah dilaporkan di Afrika Selatan sejauh ini dengan tiga kematian sejak wabah ini dimulai pada Mei.

3. MSF minta vaksin agar virus MPOX tidak menyebar luas

Cacar Monyet Terdeteksi di Kenya dan Republik Afrika Tengah ilustrasi (Unsplash.com/CDC)

Wabah MPOX telah melonjak sebesar 160 persen tahun lalu. Pejabat kesehatan Afrika memperingatkan risiko penyebaran lebih lanjut yang sangat tinggi, mengingat kurangnya pengobatan atau vaksin.

Dilansir Associated Press, CDC mengatakan lebih dari 14 ribu kasus telah dilaporkan, lebih dari 96 persen kasus dan kematian terjadi di Kongo.

Mereka juga mengatakan, angka kematian akibat penyakit tersebut sekitar 3 persen lebih tinggi di benua Afrika dibanding negara-negara lain di dunia. Selama darurat MPOX global pada 2022, kurang dari 1 persen orang yang terinfeksi meninggal.

Lembaga amal Doctor Without Borders (MSF) mengkhawatirkan meluasnya infeksi virus tersebut. Mereka juga mencatat, virus telah menyebar di kamp-kamp pengungsi di Kivu Utara, Kongo.

"Ada risiko ledakan yang nyata, mengingat besarnya perpindahan penduduk yang masuk dan keluar. Kami hanya bisa memohon agar vaksin tiba di negara ini secepat mungkin sehingga kami dapat melindungi masyarakat di wilayah yang paling terkena dampak," ," kata Louis Massing, direktur MSF di Kongo.

Baca Juga: 5 Fakta Babi Sungai Merah, Babi Kecil Afrika yang Paling Berwarna 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya