Bentrok Milisi di Libya Tewaskan 9 Orang

Persaingan untuk mendapatkan pengaruh

Intinya Sih...

  • Bentrokan antara dua faksi bersenjata di Libya menewaskan 9 orang, melukai 16 lainnya di Tajoura.
  • Bentrokan diduga bermula dari upaya pembunuhan salah satu ketua milisi yang bersaing, namun pelakunya tidak diketahui.
  • Libya saat ini diperintah oleh dua pemerintahan yang bersaing, memicu pertikaian antar milisi untuk mendapatkan pengaruh di wilayah barat.

Jakarta, IDN Times - Bentrokan meletus di Libya antara dua faksi bersenjata yang menewaskan sembilan orang pada Jumat (9/8/2024). Bentrokan terjadi di Tajoura, pinggiran timur ibu kota Tripoli.

Bentrokan itu melibatkan tembakan yang terjadi sebelum salat Jumat. Baku tembak berlangsung selama beberapa jam, sebelum akhirnya ketenangan pulih kembali. Bentrokan diduga bermula dari upaya pembunuhan salah satu ketua milisi yang bersaing.

Baca Juga: 95 Warga Libya Ditangkap di Kamp Militer Rahasia di Afrika Selatan

1. Bentrokan terjadi setelah ada upaya pembunuhan kepala milisi

Bentrok Milisi di Libya Tewaskan 9 Orangilustrasi (Pexels.com/Anthony Beck)

Layanan Ambulans dan Darurat mengatakan, selain sembilan orang yang tewas, bentrokan juga melukai 16 orang lainnya. Namun, badan tersebut tidak merinci apakah korban merupakan milisi atau warga sipil.

Dilansir Anadolu, pejabat keamanan yang berbicara dengan syarat anonim menyatakan, bentrokan terjadi antara milisi Rahbat al-Duru dan al-Shahida Sabriya.

Konflik disinyalir bermula setelah adanya upaya pembunuhan terhadap Bashir Khalafallah, pemimpin Rahbat al-Duru. Akan tetapi, tidak diketahui siapa dalang di balik upaya pembunuhan tersebut.

2. Seruan untuk penyelidikan

Secara umum, Libya saat ini diperintah oleh dua pemerintahan yang bersaing yang menguasai bagian barat dan timur negara. Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) di barat di pimpin oleh Abdul Hamid Dbeibah yang diakui PBB dan bagian timur yang dipimpin oleh Osama Hammad.

Dilansir Associated Press, pihak-pihak yang terlibat bentrokan terbaru tersebut bersekutu dengan pemerintahan GNU. Juru bicaranya tidak menangapi permintaan komentar.

Ketua Dewan Tinggi Negara Khaled al-Meshry, mengutuk upaya pembunuhan tersebut. Dia menyerukan penyelidikan untuk meminta pertanggungjawaban kepada mereka yang bertanggung jawab.

Misi PBB di Libya menyesalkan bentrokan itu, yang menggunakan senjata berat di daerah padat penduduk.

"Bentrokan ini menjadi pengingat akan pentingnya menyatukan aparat militer dan keamanan, membangun institusi yang sah dan akuntabel," katanya.

Baca Juga: Libya Dituding Halangi Penyelamatan 170 Pengungsi di Mediterania

3. Persaingan untuk mendapatkan pengaruh

Sejak Moammar Gadhafi digulingkan, situasi keamanan di Libya terus merapuh. Perang saudara terjadi dan negara terbagi menjadi dua. Banyak milisi bersenjata mendapatkan pengaruh dan kekuasaan.

Dilansir VOA News, pertikaian terbaru di dekat Tripoli itu adalah serangkaian bentrokan antara milisi yang bersaing untuk mendapatkan pengaruh di wilayah Libya barat.

Sebelumnya, bentrokan juga telah terjadi pada Mei di kota pesisir Zawiya, meewaskan satu orang dan melukai 22 lainnya. Agustus tahun lalu, pertempuran terjadi selama 24 jam antara milisi yang bersaing di Tripioli dan menewaskan 45 orang.

Baca Juga: Ngeri, Kuburan Massal 65 Jenazah Migran Ditemukan di Libya

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya