AS Tuduh Iran Kirim Rudal Balistik ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Iran bantah tuduhan AS, menyebutnya sebagai propaganda

Intinya Sih...

  • Rusia menerima rudal balistik jarak pendek dari Iran, yang kemungkinan akan digunakan di Ukraina.
  • AS dan Eropa mengumumkan sanksi tambahan terhadap Iran dan Rusia sebagai respons terhadap transfer senjata Teheran ke Moskow.
  • Kementerian Luar Negeri Iran membantah tuduhan AS, menyebutnya sebagai propaganda untuk menyembunyikan dukungan persenjataan ilegal AS dan negara lain.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan bahwa Rusia menerima rudal balistik dari Iran. Dia menyampaikan hal itu pada Selasa (10/9/2024) ketika berada di London, Inggris.

Dugaan kabar pengiriman rudal balistik Iran ke Rusia dan digunakan dalam perang di Ukraina telah beberapa kali mengemuka. Namun baru kali ini pejabat resmi AS secara terbuka mengonfirmasi hal tersebut.

AS, Inggris, dan beberapa negara Eropa menjatuhkan sanksi tambahan kepada Iran dan Rusia. Hal ini karena transfer senjata Teheran ke Moskow telah mengancam keamanan wilayah Eropa.

1. Militer Rusia dilatih menggunakan rudal Iran

AS Tuduh Iran Kirim Rudal Balistik ke Rusia untuk Perang di UkrainaMenteri Luar Negeri Inggris (kiri), David Lamy dan Menteri Luar Negeri AS (tengah), Antony Blinken (Twitter.com/Secretary Antony Blinken)

Jenis rudal yang dikirim oleh Iran ke Rusia itu menurut Blinken adalah rudal balistik jarak pendek. Kabar itu membuat AS dan Uni Eropa melangkah untuk mengumumkan sanksi baru terhadap Teheran.

"Rusia kini telah menerima pengiriman rudal balistik ini dan kemungkinan akan menggunakannya dalam beberapa minggu di Ukraina, melawan Ukraina," kata Blinken, dikutip Al Jazeera.

"Pasokan rudal (dari) Iran memungkinkan Rusia menggunakan lebih banyak persenjataannya untuk target yang jauh dari garis depan," tambahnya.

Blinken menjelaskan, puluhan personel militer Rusia telah dilatih di Iran untuk menggunakan sistem rudal Fath-360. Jangkauan rudal maksimum 120 kilometer, dapat membawa hulu ledak 150 kilogram dan dapat diluncurkan dengan kecepatan Mach 3.

Baca Juga: Trump Janji Bakal Selesaikan Konflik Ukraina dalam 24 Jam

2. Iran bantah telah mengirim rudal ke Rusia

Dalam penjelasannya, Blinken mengatakan bahwa hubungan Iran dan RUsia telah semakin erat. Relasi tersebut menunjukkan pengaruh Iran telah menjangkau jauh melampaui Timur Tengah.

Rusia sendiri juga telah berbagi teknologi dengan Iran, termasuk dalam masalah nuklir.

"Kami telah memperingatkan Iran secara pribadi bahwa mengambil langkah ini akan menjadi eskalasi yang dramatis," kata Blinken, dikutip The Guardian.

"Presiden baru dan Menteri Luar Negeri Iran telah berulang kali mengatakan bahwa mereka ingin memulihkan hubungan dengan Eropa. Mereka ingin mendapatkan keringanan sanksi. (Tapi) tindakan yang tidak stabil (Iran) seperti ini akan menghasilkan hal yang sebaliknya," jelasnya.

Iran membantah telah menyediakan rudal balistik kepada Rusia. Mereka memberitahu hal tersebut dalam surat resminya kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

"Iran menganggap pemberian bantuan militer kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, yang menyebabkan meningkatnya korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan menjauhnya Iran dari perundingan gencatan senjata, sebagai tindakan yang tidak manusiawi," kata misi Iran di PBB.

3. Inggris, AS dan negara Eropa jatuhkan sanksi ke Iran dan Rusia

Inggris, Prancis, AS, dan Jerman mengumumkan sanksi baru terhadap Iran dan Rusia. Mereka menyebut transfer rudal Teheran ke Moskow tersebut sebagai ancaman langsung terhadap Eropa.

Dilansir Associated Press, sanksi termasuk pembatalan perjanjian layanan udara yang akan membatasi kemampuan Iran Air untuk terbang ke Inggris dan Eropa.

Selain itu, Inggris dan AS juga akan memberi sanksi kepada pihak yang terlibat dalam pengiriman drone dan rudal ke Rusia. Sanksi mencakup larangan perjalanan dan pembekuan aset terhadap dua perwira senior militer Iran.

Tiga unit militer Rusia yang terlibat dalam penerbangan dan kedirgantaraan juga dikenai sanksi.

Namun, Kementerian Luar Negeri Iran tetap membantah tuduhan AS. Juru bicara kementerian Nasser Kanaani mengatakan, tuduhan itu merupakan laporan yang salah dan menyesatkan dan hal itu hanya propaganda buruk dan bohong untuk menyembunyikan dukungan persenjataan ilegal AS dan negara lain untuk genosida di Jalur Gaza.

Baca Juga: Uni Eropa Kecam Pemilu Regional Rusia di Krimea

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya