AS Tempatkan Rudal Jarak Jauh di Jerman

Upaya menutup kesenjangan serius pertahanan Berlin

Intinya Sih...

  • Amerika Serikat akan menempatkan kembali rudal jarak jauh di Jerman sebagai langkah pencegahan terhadap ancaman Rusia.
  • Keputusan tersebut menuai kritik di Jerman, meskipun kanselir Olaf Scholz menganggapnya penting dan perlu dilakukan.
  • Penempatan rudal AS dapat meningkatkan ketegangan antara Jerman dan Rusia serta memperburuk hubungan kedua negara.

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat akan menempatkan rudal jarak jauh di Jerman secara berkala. Kanselir Olaf Scholz memuji langkah tersebut pada Kamis (11/7/2024), mengatakan itu sebagai langkah pencegahan terhadap ancaman Rusia.

Keputusan AS tersebut memicu kritik di berbagai kalangan, termasuk di Jerman sendiri. Bahkan anggota Partai Sosial Demokrat yang dipimpin Scholz juga mengkritiknya.

Namun Scholz mengatakan bahwa langkah itu bersifat pencegahan dan menjamin perdamaian. Hal itu dinilai merupakan keputusan yang perlu dan penting pada saat yang tepat.

Baca Juga: 8 Orang Ditangkap Jerman dan Swedia Terkait Kejahatan Perang Suriah

1. Mengatasi kesenjangan yang serius

AS Tempatkan Rudal Jarak Jauh di Jermanilustrasi peluncuran rudal pertahanan (Twitter.com/Ministry of Defense)

AS telah menarik rudal jarak jauhnya di Jerman 20 tahun lalu. Langkah yang akan dilakukan saat ini menandai kembalinya rudal jelajah AS di Jerman, yang bakal dilakukan mulai 2026.

Dilansir AFP, Gedung Putih mengatakan akan menempatkan rudal-rudal itu secara permanen. Rudal memiliki jangkauan yang lebih jauh dibanding sistem AS lain yang ada di Eropa sekarang.

"Penggunaan kemampuan-kemampuan canggih ini akan menunjukkan komitmen AS terhadap NATO dan kontribusinya terhadap pencegahan terpadu Eropa," katanya.

Boris Pistorius, Menteri Pertahanan Jerman mengatakan, keputusan penempatan rudal itu mengatasi kesenjangan yang sangat serius dalam kemampuan Berlin. Militer Jerman tidak memiliki rudal jarak jauh yang diluncurkan dari darat. Mereka hanya memiliki rudal jelajah yang dapat ditembakkan dari pesawat.

2. Jerman bisa menjadi teater perang

Recana AS itu diumumkan bersama dengan pemerintah Jerman. Namun, langkah itu mendapat kritik bahkan di kalangan Jerman sendiri.

Dilansir Barron's, anggota parlemen Partai Sosial Demokrat Ralf Stegner mengatakan, penempatan rudal tersebut menandai dimulainya perlombaan senjata yang baru.

"Hal ini tidak akan membuat dunia lebih aman. Sebaliknya, kita memasuki sebuah spiral di mana dunia menjadi semakin berbahaya," katanya.

Tokoh sayap kiri Sahra Wagenknecht mengatakan, penempatan rudal AS dapat meningkatkan bahaya bahwa Jerman sendiri akan menjadi teater perang.

Baca Juga: Rusia Sebut Ukraina Berencana Serang Krimea dengan Rudal AS

3. Rusia nilai pengembalian penempatan rudal AS di Jerman merupakan langkah destruktif

AS Tempatkan Rudal Jarak Jauh di Jermanilustrasi bendera Jerman (Unsplash.com/Viva Zhang)

AS pernah mengerahkan rudal balistik jenis Pershing di Jerman Barat pada puncak Perang Dingin pada 1980-an. Langkah tersebut, memicu demonstrasi yang luas dan ratusan ribu orang protes.

Dilansir Al Jazeera, rudal AS itu ditempatkan hingga Jerman Barat dan Timur bersatu pada 1990-an. AS kemudian secara signifikan mengurangi jumlah rudal yang ditempatkan di Eropa, seiring berkurangnya ancaman dari Rusia.

Kini dengan invasi Rusia di Ukraina, AS kembali memimpin NATO meningkatkan pertahanan di benua tersebut karena kekhawatiran akan kembalinya ancaman Moskow.

Duta Besar Rusia di Jerman Sergei Nechayev memperingatkan, itu akan semakin memperburuk hubungan Moskow-Berlin.

"Diharapkan para elit politik Jerman akan mempertimbangkan kembali apakah langkah destruktif dan berbahaya seperti itu, yang tidak memberikan kontribusi terhadap keamanan Jerman maupun benua Eropa secara keseluruhan, merupakan tindakan yang disarankan,” katanya.

Baca Juga: Jerman akan Hapus Komponen 5G Buatan China

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya