AS Kucurkan Bantuan Kemanusiaan Rp3,2 Triliun untuk Sudan

Anak-anak Sudan kekurangan gizi yang mengancam jiwa

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) memberikan bantuan kemanusiaan untuk Sudan senilai hampir 203 juta dolar (Rp3,2 triliun). 

Perang saudara di Sudan telah membuat negara itu terjatuh dalam krisis kemanusian terburuk di dunia. Bantuan yang diberikan AS untuk mendukung negara-negara tetangga yang menampung para pengungsi dari Sudan.

"Kami berharap putaran bantuan baru ini dapat menjadi seruan bagi pihak lain untuk melakukan hal yang sama," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, pada Kamis (21/7/2024), dikutip dari Anadolu.

1. Minta negara donor penuhi janji

AS Kucurkan Bantuan Kemanusiaan Rp3,2 Triliun untuk SudanLinda Thomas-Greenfield, Dubes AS untuk PBB. (Twitter.com/Ambassador Linda Thomas-Greenfield)

Thomas-Greenfield memperingatkan, bantuan dari AS bukanlah obat mujarab untuk bisa menyelesaikan krisis di Sudan. Dia mendesak negara-negara lain untuk memenuhi janji keuangan mereka kepada negara yang masih dilanda perang tersebut.

Dilansir The Canadian Press, para pemimpin dunia berjanji memberi lebih dari 2,1 miliar dolar (Rp34 triliun) dalam konferensi donor di Paris pada April lalu. Dari jumlah itu, hanya sekitar seperempat yang diterima tiga bulan kemudian.

"Rakyat Sudan sedang menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Masih banyak lagi yang perlu dilakukan untuk membantu mereka," katanya.

Menurut PBB, perang di Sudan telah menewaskan lebih dari 14 ribu orang dan melukai 33 ribu orang lainnya. Perang tersebut juga memicu krisis pengungsian terbesar di dunia, dengan lebih dari 11 juta orang terpaksa mengungsi.

Baca Juga: Suplai Makanan ke Wilayah Darfur di Sudan Terhenti akibat Jalur Putus

2. Anak-anak menderita kekurangan gizi yang mengancam jiwa

Bantuan tambahan AS itu akan digunakan untuk persediaan makanan, tempat penampungan, sekolah dan layanan kesehatan serta bantuan tunai kepada para pengungsi.

Dilansir Associated Press, kelompok yang bertikai di Sudan disebut telah menggunakan makanan dan kelaparan sebagai senjata perang.

Thomas-Greenfield mengatakan sekitar 25 juta orang di Sudan menghadapi kerawanan pangan akut dan 755 ribu orang menghadapi kelaparan dalam beberapa bulan mendatang.

"Anak-anak sangat lemah sehingga mereka tidak memiliki energi bahkan untuk menangis," katanya, saat berkunjung ke sebuah rumah sakit di Chad yang merawat para pengungsi.

Mercy Corps, salah satu organisasi kemanusiaan global, memperkirakan sembilan dari 10 anak-anak Sudan menderita kekurangan gizi yang mengancam jiwa.

3. AS upayakan jalur diplomatik agar pihak bertikai berunding akhiri perang

AS Kucurkan Bantuan Kemanusiaan Rp3,2 Triliun untuk Sudanilustrasi (Pexels.com/Anthony Beck)

Perang di Sudan terjadi sejak April 2023, mempertemukan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) melawan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Kedua pihak disebut menghambat masuknya bantuan kemanusiaan.

Dilansir laman resmi USAID, Thomas-Greenfield mengatakan AS akan melanjutkan upaya diplomatik agar pihak-pihak bertikai mencapai kesepakatan damai. AS juga akan meminta pertanggungjawaban para pelaku.

Pekan lalu, perwakilan kedua pihak telah tiba di Jenewa untuk melakukan pembicaraan, khususnya terkait perlindungan warga sipil melalui gencatan senjata lokal. SAF dan RSF juga didesak harus segera kembali ke meja perundingan untuk mengakhiri perang yang telah banyak menimbulkan penderitaan bagi rakyat.

Baca Juga: WHO: Serangan terhadap Rumah Sakit di Sudan Meningkat

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya