Armenia Akui Pembicaraan dengan Azerbaijan Batal

Armenia tegaskan siap hadiri pembicaraan

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan mengatakan rencana pertemuan untuk melakukan pembicaraan antara negaranya dengan Azerbaijan telah dibatalkan. Rencana pertemuan itu sebenarnya telah diumumkan jauh-jauh hari, dan direncanakan dilakukan pada akhir Oktober.

Rencananya, pertemuan Perdana Menteri (PM) Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Alivey itu akan ditengahi Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

"Jelas, Presiden Azerbaijan tidak punya waktu (untuk pertemuan). Kami masih siap hadir. Mudah-mudahan masalah sebenarnya adalah waktu, dan tanggal baru pertemuan bisa segera disepakati," kata Mirzoyan pada Rabu (25/10/2023).

Armenia dan Azerbaijan sebelumnya sepakat untuk menandatangani perjanjian mengakhiri konflik Nagorno-Karabakh. Konflik telah menyebabkan beberapa peperangan yang menyebabkan ribuan orang tewas dan ratusan ribu penduduk sipil mengungsi.

Baca Juga: Hadapi Azerbaijan, Armenia Gabung Pengadilan Kriminal Internasional

1. Armenia siap untuk bertemu

Armenia Akui Pembicaraan dengan Azerbaijan BatalPM Armenia Nikol Pashinyan (Twitter.com/Nikol Pashinyan)

Sementara Ketua Parlemen Armenia Alen Simonyan juga mengatakan, batalnya pertemuan PM Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Alivey karena didasarkan atas sikap yang diambil pihak Azeri.

Pada hari yang sama, perwakilan khusus Uni Eropa (UE) untuk Kaukasus Selatan, Toivo Klaar, mengatakan pertemuan Charles Michel, Pashinyan dan Aliyev tidak akan dilakukan pada akhir Oktober karena kurangnya waktu dan kesempatan. Dilansir Interfax, Klaar mengatakan UE sedang berupaya mencari dan mengatur pertemuan lainnya antara dua pihak yang berkonflik tersebut.

Mengomentari hal itu, Simonyan juga mengatakan rencana itu lagi-lagi bukan dari pihaknya. "Belum ada pernyataan seperti itu (tentang ketidakmungkinan pertemuan) dari pihak kami. Saya berasumsi hal itu dilakukan oleh pihak Azerbaijan," kata Simonyan.

Baca Juga: Azerbaijan Beli Satelit Observasi Israel Senilai Rp1,8 Triliun

2. Peluang perdamaian dan kerja sama

Sementara ini belum ada tanggapan resmi yang dikeluarkan oleh pihak Azebaijan. Pada Senin, Mirzoyan telah bertemu dengan mitranya dari Azerbaijan di Iran untuk melakukan pembicaraan. Itu merupakan pertemuan pertama antara kedua negara sejak Baku melancarkan serangan militer dan menguasai Nagorno-Karabakh.

Dilansir Al Jazeera, para Menteri Luar Negeri dari Rusia dan Turki, sekutu Azerbaijan, juga turut menghadiri pembicaraan yang digelar di Teheran tersebut.

"Peluang bersejarah terbuka bagi semua negara di kawasan ini. Perang di Kaukasus Selatan telah berakhir, dan inilah saatnya perdamaian dan kerja sama," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian.

"Kedua belah pihak sepakat bahwa Karabakh adalah milik Azerbaijan, dan itu adalah masalah utama yang harus diselesaikan," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

3. Masalah koridor transportasi darat

Konflik Nagorno-Karabakh telah terjadi sejak tahun 1990an. Wilayah itu diakui internasional sebagai bagian Azerbaijan tapi ditinggali oleh etnis Armenia. Bulan lalu, Azerbaijan melakukan serangan kilat untuk mengendalikan seluruh wilayah tersebut, yang memicu lebih dari 100 ribu etnis Armenia mengungsi.

Proses untuk jalur pengungsian itu juga belum selesai. Dilansir Reuters, pada Rabu, Azerbaijan tidak tertarik mengamankan koridor darat lewat Armenia. Sebaliknya, mereka membahas masalah tersebut untuk dialihkan ke selatan lewat jalur Nakhichevan yang berbatasan dengan Iran.

Usulan itu dilakukan dengan tujuan agar dapat membantu mengurangi ketegangan di sekitar Armenia selatan. Namun pihak Armenia tidak sepakat dan menentang koridor tersebut.

Di masa lalu, Armenia selatan pernah disebut sebagai tanah milik Azeri. Namun, penasihat kebijakan luar negeri Azerbaijan Hikmet Hajiyev menegaskan, Baku tidak punya rencana untuk merebutnya.

Baca Juga: 68 Ribu Etnis Armenia Tinggalkan Nagorno-Karabakh

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya