5 Perkembangan Terbaru Perang Rusia-Ukraina

Rudal Ukraina hantam markas armada Laut Hitam Rusia

Jakarta, IDN Times - Dalam video yang beredar di media sosial, rudal Ukraina secara dramatis terlihat menghantam sebuah bangunan. Dalam klaimnya pada Jumat (22/9/2023), militer Ukraina mengatakan rudal itu menyerang markas angkatan Laut Hitam Rusia di pelabuhan Sevastopol, Krimea.

Pasukan Ukraina terus melakukan tekanan dalam serangan balik, berupaya membebaskan kembali wilayahnya yang diduduki oleh Rusia. Di front selatan, mereka mengklaim telah menembus barisan pertahanan utama prajurit Moskow.

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) yang merupakan donatur terbesar bantuan militer untuk Ukraina, dikabarkan menyetujui untuk mengirimkan rudal jarak jauh ATACMS. Awal bulan ini, Rusia telah memperingatkan pasokan rudal jarak jauh berarti melewati garis merah. AS akan dilihat sebagai pihak dalam konflik di Ukraina.

Berikut ini lima perkembangan terbaru perang Rusia di Ukraina yang pada Minggu (24/9/2023), telah memasuki hari ke-578.

Baca Juga: Ukraina Klaim Serangan di Sevastopol Tewaskan Komandan Senior Rusia

1. Ukraina tembus pertahanan Rusia di front selatan

5 Perkembangan Terbaru Perang Rusia-Ukrainailustrasi (Twitter.com/Heer)

Oleksandr Tarnavsky, petinggi militer Ukraina yang memimpin serangan balik di front selatan, mengatakan pasukannya telah berhasil menerobos garis pertahanan Rusia di Verbove. Dengan yakin, dia juga mengatakan akan terjadi terobosan yang lebih besar lagi.

"Di sayap kiri (dekat Verbove) kami mendapat terobosan dan kami terus maju lebih jauh," kata Tarnavsky dikutip dari CNN.

Dia mengakui bahwa kemajuan prajuritnya tidak secepat seperti yang dilihat dalam film-film Perang Dunia Kedua. Hal paling utama dalam serangan balik itu, Tarnavsky mengatakan, adalah tidak kehilangan inisiatif dan tindakan.

Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina telah menembus garis pertahanan pertama Rusia di Zaporizhzhia. Mereka kini kian dekat dengan jaringan parit pertahanan milik tentara Moskow.

Baca Juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov Kecam AS dan Barat di Majelis Umum PBB

2. Jenderal Rusia dalam kondisi serius usai hantaman rudal Ukraina

Selain mencoba menembus pertahanan Rusia di front selatan, militer Ukraina juga secara berkala melakukan serangan jarak jauh, menargetkan posisi Rusia di Krimea. Markas armada Laut Hitam yang ada di Sevastopol menjadi target terbaru yang berhasil dihantam oleh Kiev.

Dilansir The Guardian, Mikhail Razvozha, gubernur Krimea, mendesak masyarakat untuk menjauh dari pusat kota tempat gedung itu berada. Rusia mengatakan rudal yang menghantam adalah Storm Shadow, rudal bantuan Inggris yang diluncurkan pesawat Ukraina.

"Armada Laut Hitam Rusia akan dipotong-potong seperti salami. Ada dua pilihan untuk masa depan armada Laut Hitam Rusia: netralisasi diri secara sukarela atau terpaksa," kata Oleksiy Danilov, sekretaris dewan keamanan Ukraina, tak lama usai serangan tersebut.

Kepala intelijen Ukraina Kyylo Budanov, mengatakan sembilan orang tewas dan 16 lainnya terluka akibat serangan itu. Alexander Romanchuk, jenderal Rusia yang memimpin pasukan utama di tenggara, disebut dalam kondisi sangat serius usai hantaman rudal.

3. Rusia hancurkan hampir 260 drone Ukraina dalam seminggu terakhir

5 Perkembangan Terbaru Perang Rusia-Ukrainailustrasi (Unsplash.com/Ma Ti)

Sejauh ini belum ada laporan rinci dari pihak Rusia mengenai rudal Kiev yang menghantam markas armada Laut Hitamnya yang berada di Krimea. Namun Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim, dalam seminggu terakhir ini mereka telah menghancurkan 257 pesawat nirawak Ukraina.

Dilansir Tass, selain itu, sistem pertahanan udara Rusia juga dilaporkan mampu mencegat 46 roket HIMARS, sembilan rudal jelajah Storm Shaw dan dua bom JDAM serta tiga rudal anti-radar HARM.

Kementerian melaporkan, selama perang di Ukraina, militer Moskow mengklaim telah menghancurkan 477 pesawat tempur, 249 helikopter, 7.067 pesawat nirawak, 438 rudal permukaan-ke-udara, 12.071 tank dan kendaraan lapis baja lainnya.

Lebih dari itu, Rusia juga mengklaim menghancurkan 1.154 peluncur roket (MLRS), 6.502 senjata artileri dan mortir serta 13.351 kendaraan militer.

4. AS dikabarkan setuju kirim rudal jarak jauh ke Ukraina

5 Perkembangan Terbaru Perang Rusia-Ukrainailustrasi peluncuran roket (youtube.com/US Military Power)

Media AS melaporkan bahwa Washington, DC, memberi lampu hijau untuk membantu Ukraina dengan rudal jarak jauh ATACMS. Namun pihak Gedung Putih dan Pentagon sejauh ini menolak mengomentari laporan tersebut.

Dilansir Al Jazeera, laporan itu muncul ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi Washington dan melakukan pembicaraan dengan Presiden Joe Biden. Namun dalam pertemuan tersebut, tidak ada pembahasan atau janji memberikan ATACMS kepada Ukraina.

"Mengenai ATACMS, kami tidak memiliki apa pun untuk diumumkan," kata Departemen Pertahanan AS.

The Washington Post menyebut, rudal ATACMS yang akan diberikan ke Ukraina dipersenjatai dengan bom tandan, bukan hulu ledak tunggal. Rudal dapat terbang sejauh 306 kilometer.

Ukraina telah berulang kali meminta ATACMS jarak jauh. Tujuannya untuk menargetkan jalur pasokan, pangkalan udara dan jaringan kereta api Rusia. Tapi AS sebelumnya telah menolak permintaan itu.

Moskow di sisi lain, memperingatkan Washington untuk tidak mengirim senjata jarak jauh. Jika itu dilakukan, maka AS akan dianggap sebagai pihak yang terlibat dalam perang di Ukraina.

5. Industri senjata pendorong utama kematian rakyat Ukraina

5 Perkembangan Terbaru Perang Rusia-Ukrainailustrasi pengungsi Ukraina (Twitter.com/UNICEF Ukraine)

Di tengah peperangan Rusia-Ukraina yang belum diketahui kapan akan berhenti, Paus Fransiskus menyebut industri senjata merupakan pendorong utama kemartiran rakyat Ukraina. Dia mengatakan hal itu pada Sabtu saat pulang dari Marseille, Prancis.

Dilansir Associated Press, Paus mengatakan telah melihat ada beberapa negara yang menarik diri untuk tidak lagi memberi senjata kepada Ukraina.

"Ini tentu saja akan memulai proses di mana yang menjadi martir adalah rakyat Ukraina. Dan ini buruk," kata Fransiskus, yang sepertinya merujuk pada Polandia.

"Kita tidak bisa bermain-main dengan kemartiran rakyat Ukraina. Kita harus membantu menyelesaikan masalah dengan cara yang memungkinkan," katanya.

Paus Fransiskus telah lama mengecam industri senjata sebagai pedagang kematian, tapi ia juga menegaskan bahwa sebuah negara memiliki hak untuk membela diri.

Baca Juga: Kota-Kota di Ukraina Dihujani Rudal Rusia, 3 Orang Tewas

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya