21 Migran Hilang Usai Kapal Karam di Lepas Pantai Lampedusa, Italia

7 migran berhasil diselamatkan

Intinya Sih...

  • 21 orang hilang setelah kapal migran karam di lepas pantai pulau Lampedusa, Italia.
  • Rute migrasi laut dari Libya ke Italia sangat berbahaya, dengan lebih dari 2500 orang tewas atau hilang tahun lalu.
  • Organisasi non-pemerintah Sea Watch berhasil menyelamatkan 289 orang migran, namun ditahan dan didenda oleh Italia.

Jakarta, IDN Times - Penjaga pantai Italia mengatakan, 21 orang hilang setelah kapal migran karam di lepas pantai pulau Lampedusa. Mereka mengumumkan hal itu pada Rabu (4/9/2024).

Kapal itu berangkat dari pelabuhan Sabratha, Libya, pada Minggu, membawa 28 orang. Mereka termasuk tiga anak-anak. Penjaga pantai mengatakan, mereka berhasil menyelamatkan tujuh orang dan membawanya ke Lampedusa.

1. Para penyintas berada dalam kondisi kritis

21 Migran Hilang Usai Kapal Karam di Lepas Pantai Lampedusa, ItaliaIlustrasi perahu migran (Unsplash.com/Jametlene Reskp)

Rute penyeberangan migran dari Libya ke Italia merupakan salah satu rute migrasi laut yang paling banyak digunakan di dunia. Namun rute tersebut juga sangat berbahaya karena banyak kapal yang tenggelam seperti dalam insiden pada Rabu (4/9/2024).

“Para korban selamat mengatakan 28 orang berada di dalam kapal, termasuk tiga anak di bawah umur, 21 di antaranya jatuh ke laut akibat kondisi cuaca buruk," kata penjaga pantai Italia, dikutip Euro News.

Para penyintas yang diselamatkan semuanya merupakan warga negara Suriah. Kapal mereka karam sekitar 18,5 kilometer di barat daya pulau Lampedusa. Kepala UNHCR di Italia, Chiara Cardoletti, mengatakan bahwa para penyintas berada dalam kondisi kritis dan telah kehilangan kerabat di laut.

Baca Juga: Atlet Olimpiade Uganda Meninggal Setelah Dibakar Kekasih

2. Warga Sudan termasuk berada di dalam kapal

Nicola Dell'Arciprete, koordinator UNICEF untuk Italia mengatakan, kapal itu terbalik berulang kali, meninggalkan orang-orang berpegangan pada sisi perahu. Sementara anggota keluarga tenggelam di sekitar mereka.

Dilansir Al Jazeera, UNHCR Italia mengatakan, tidak hanya warga negara Suriah, tetapi juga warga Sudan berada di kapal tersebut.

Rute migrasi Laut Mediterania tengah merupakan salah satu rute paling mematikan. Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), lebih dari 2.500 orang tewas atau hilang saat mencoba menyeberang perairan tersebut tahun lalu.

3. Italia menahan kapal penyelamat migran Jerman

Akhir bulan lalu, organisasi non-pemerintah berbasis di Jerman, Sea Watch, berhasil menyelamatkan 289 orang migran. Organisasi tersebut beroperasi di Laut Mediterania. Dilansir laman resminya, Italia menahan kapal Sea Watch 5 selama 20 hari. Dasar penahanan itu adalah kapal itu dituduh melakukan penyelamatan tanpa izin dari otoritas Libya.

289 orang yang diselamatkan Sea Watch adalah hasil empat operasi di perairan internasional lepas pantai Libya. Para migran berada di empat perahu kayu yang tidak layak untuk berlayar.

Italia menahan kapal tersebut pada 3 September dan denda hingga 10 ribu euro (Rp171 juta). Sea Watch menepis tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa izin untuk penyelamatan tidak diperlukan berdasar hukum internasional.

"Italia menghukum kami karena mematuhi hukum internasional dan tugas kami untuk menyelamatkan. Harga yang harus dibayar adalah orang-orang yang berpindah-pindah dan tenggelam tanpa ada prospek untuk diselamatkan," kata Chiara Milanese, kepala operasi Sea Watch 5.

Baca Juga: Pria Jepang Ditahan di Belarus atas Tuduhan Keterlibatan Spionase

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya