Gudang Bahan Bakar di Nagorno-Karabakh Meledak, 20 Orang Tewas

Hampir 300 orang mengalami luka-luka

Jakarta, IDN Times - Ledakan dahsyat yang terjadi di depot penyimpanan bahan bakar di Nagorno-Karabakh menewaskan sedikitnya 20 orang dan hampir menyebabkan 300 orang mengalami luka-luka. Insiden itu terjadi di luar ibu kota regional Stepanakert atau oleh Azerbaijan disebut Khankendi pada Senin malam (25/9/2023).

Departemen kesehatan wilayah Nagorno-Karabakh mengatakan, 13 mayat ditemukan di lokasi dan tujuh orang tewas setelah dilarikan untuk mendapat pertolongan medis akibat luka-luka.

Insiden terjadi ketika ribuan etnis Armenia mencoba keluar di wilayah yang memisahkan diri tersebut, setelah militer Azerbaijan merebut kembali kendali penuh wilayah Nagorno-Karabakh dalam serangan kilat minggu lalu.

Baca Juga: 5 Fakta Kunjungan Erdogan Azerbaijan, Pipa Gas hingga Nagorno-Karabakh

1. Pusat-pusat kesehatan di Stepanakert kehabisan sumber daya medis

Dilansir The Guardian, sejauh ini, penyebab terjadinya ledakan belum diketahui. Pihak berwenang setempat di Armenia mengatakan, sebanyak 290 orang dirawat di rumah sakit, puluhan di antaranya dalam kondisi yang serius.

Pusat-pusat medis di Stepanakert telah penuh dengan pasien korban insiden itu pada Selasa malam. Para staf rumah sakit meminta agar pasien-pasien yang terluka parah diterbangkan ke Armenia untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

“Saat ini kami tidak mempunyai sumber daya medis yang tersisa,” kata seorang pejabat rumah sakit kepada seorang jurnalis lepas yang berbasis di Stepanakert, Siranush Sargsyan. Dia juga menambahkan bahwa mereka kehabisan antibiotik antiluka bakar.

“Kami mempunyai jumlah pasien luka bakar yang sangat tinggi… Kami harus segera mengevakuasi pasien kami ke unit khusus luka bakar di Yerevan,” ujar pejabat tersebut.

Baca Juga: 4.850 Pengungsi Nagorno-Karabakh Telah Tiba di Armenia

2. Ratusan orang berkumpul di depot bahan bakar saat ledakan terjadi

Dilansir Al Jazeera, gudang tempat terjadinya ledakan, digunakan untuk menyalurkan bahan bakar kepada mereka yang ingin meninggalkan wilayah Nagorno-Karabakh dengan menggunakan kendaraannya. Ratusan orang berkumpul di tempat tersebut saat ledakan terjadi.

Kementerian kesehatan mengatakan sebuah tim medis dari Yerevan sedang dalam perjalanan ke Stepanakert menggunakan helikopter untuk membantu para korban. Mereka juga membawa obat-obatan dan perbekalan medis yang diperlukan.

Serangan pada minggu lalu setelah blokade berbulan-bulan, telah menyebabkan wilayah tersebut kekurangan pasokan.

“Akibat ledakan tersebut, Azerbaijan menyiapkan rumah sakit terdekat dan memulai negosiasi mengenai evakuasi korban luka, namun perwakilan warga Armenia di Karabakh tidak menerima usulan ini,” kata koresponden Al Jazeera Osama bin Javaid.

3. Ledakan memicu kekhawatiran warga yang ingin pergi dari Nagorno-Karabakh

Associated Press melaporkan, pasokan bensin di Stepnakert selama berbulan-bulan sangat terbatas. Ledakan tersebut semakin menambah kekhawatiran apakah warga dapat berkendara sejauh 35 kilometer ke perbatasan.

Mobil-mobil yang membawa muatan besar di atas atapnya, memadati jalan-jalan di Stepanakert. Banyak penduduk di wilayah tersebut yang berdiri atau berbaring di sepanjang trotoar di samping barang bawaan mereka.

Pemerintah Armenia menyebut lebih dari 13.550 warga Nagorno-Karabakh telah mengungsi ke Armnia hingga Selasa pagi. Moskow mengatakan pasukan perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh telah membantu evakuasi. Pada Senin (25/9/2023) malam, sekitar 700 orang masih berada di kamp penjaga perdamaian.

4. Ledakan terjadi setelah perundingan putaran ke dua

Ledakan tersebut terjadi selang beberapa jam perundingan putaran kedua antara pejabat Azerbaijan dan perwakilan separatis etnis Armenia di kota Khojaly, sebelah utara Nagorno-Karabakh, setelah putaran pertama diadakan minggu lalu.

Kantor kepresidenan Azerbaijan mengatakan, pembicaraan tersebut diadakan dalam suasana yang kondusif. Diskusi tersebut berfokus pada bantuan kemanusiaan ke wilayah Nagorno-Karabakh beserta layanan medis.

Sementara dalam perjalanan menuju Armenia, terlihat semakin banyak warga dari Nagorno-Karabakh yang berusaha keluar dari wilayah kantong yang memisahkan diri tersebut.

“Ini adalah arus orang yang terus-menerus, kami telah melihat bermil-mil antrian orang yang mengantri untuk pergi,” kata bin Javaid.

“Rakyat hidup dengan apa saja yang mereka bisa, dengan kendaraan apa pun yang bisa mereka temukan, namun mereka tetap ingin keluar meskipun ada jaminan yang diberikan oleh pihak berwenang Azerbaijan,” tambahnya, dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: 5 Fakta Operasi Militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya