Serangan Rudal dan Drone Rusia Tewaskan 5 Orang di Dnipro Ukraina

Volodymyr Zelenskyy desak bantuan militer dari Barat

Intinya Sih...

  • Serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia di Dnipro menewaskan 5 orang, melukai puluhan lainnya.
  • Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy desak bantuan militer dari Barat untuk menghentikan teror Rusia.
  • Rusia membantah menargetkan warga sipil atau infrastruktur, sementara PBB menyebut perang telah menewaskan 10 ribu warga sipil.

Jakarta, IDN Times - Serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia di kota Dnipro, Ukraina tenggara menewaskan setidaknya 5 orang dan melukai puluhan orang lainnya. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengkonfirmasi kelima korban tewas dan seorang anak berusia 14 tahun di antara mereka yang terluka.

Rekaman serangan yang terjadi pada Rabu (3/7/2024) itu, dipublikasikan oleh Zelenskyy di Telegram yang menunjukkan ledakan besar di langit dan dikuti oleh bola api besar yang melesat ke tanah. Ia juga mendesak negara-negara Barat untuk memasok lebih banyak pertahanan udara dan senjata jarak jauh.

"Di dalam, semuanya rusak, di luar semuanya juga rusak. Tubuh saya, tangan saya gemetar... semuanya sangat rumit dan menakutkan," kata Olha, seorang manajer kafe yang terkena dampak, dikutip Reuters.

"Teror Rusia ini hanya dapat dihentikan oleh pertahanan udara modern dan senjata jarak jauh kita," kata Zelenskyy. "Dunia dapat melindungi kehidupan, dan yang dibutuhkan hanyalah ketegasan para pemimpin," katanya, dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Ukraina Belum Siap Berkompromi dengan Rusia untuk Akhiri Perang

1. Rusa bantah targetkan warga dan infrastruktur sipil

Di satu sisi, Rusia membantah telah menargetkan warga sipil atau infrastruktur sipil. Sementara, ribuan warga sopil telah tewas sejak Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina yang dimulai pada Februari 2022.

Gubernur wilayah Dnipropetrovsk, Serhiy Lysak mengatakan, setidaknya 53 orang terluka dalam serangan Rabu. Selain itu, empat orang dikatakan dalam kondisi serius. 

"Pagi ini tidak baik bagi kami. Musuh melancarkan serangan gabungan ke kota kami," kata  Lysak.

Wali kota Dnipro, Bory Filatov mengumumkan hari berkabung pada Kamis. Filatov juga mengatakan bahwa serangan tersebut juga merusak taman kanak-kanak, sekolah, rumah sakit dan menyebabkan kebakaran di seluruh kota. Selain itu, bangunan komersial dikabarkan juga rusak akibat serangan.

Baca Juga: Zelenskyy Minta AS Bolehkan Senjatanya untuk Serang Bandara Rusia

2. Rusia juga serang wilayah lain di Ukraina

Dilansir Associated Press, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, perang Rusia-Ukraina telah memasuki tahun ketiga dan telah menewaskan lebih dari 10 ribu warga sipil serta melukai sekitar 20 ribu orang lainnya. 

Di wilayah Kharkiv di timur laut Ukriana, serangan Rusia menghantam sebuah gedung dewan desa. Kepala daerah, Oleh Syniehubov mengatakan, serangan tersebut menewaskan satu orang dan melukai 2 orang lainnya.

Di tempat lain yang masih di wilayah tersebut, bom luncur Rusia menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di desa Ruska Lozova dan melukai sedikitnya 2 orang. Syniehubov mengungkapkan kemungkinan beberapa orang lainnya terperangkap di bawah reruntuhan.

3. Rusia intensifkan serangan di kota-kota Ukraina

Angkatan Udara Ukraina mengatakan, Rusia menargetkan wilayah Dnipropetrovsk dengan menembakkan tujuh rudal dan lima drone Shaded. Pertahan udara berhasil menembak lima rudal dan semua drone.

Rusia telah mengintensifkan serangan udara di kota-kota Ukraina dalam beberapa bulan terakhir saat pasukannya mencoba masuk lebih dalam ke wilayah Kiev. Secara khusus, Moskow telah menargetkan fasilitas listirk yang menyebabkan pemadaman listrik secara meluas.

Juga pada Rabu, Ukraina telah menerima bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 2,2 miliar dolar AS (sekitar Rp35.9 triliun) berdasarkan fasilitas kredit yang sedang berlansung. Hal itu diumumkan oleh Perdana Menteri Denys Shmyhal.

Shmyhal mengatakan rencananya, dana terbaru tersebut akan digunakan untuk kesejahteraan, gaji dokter dan guru. Program kredit tersebut memperkirakan pencairan sebesar 16 miliar dolar AS (sekitar Rp261.3 triliun) namun, Ukraina terlebih dulu harus lulus tinjauan IMF mengenai kemajuan pada tolak ukur ekonomi dan fiskal utama sebelum setiap bagian dirilis.

Baca Juga: Ukraina Tembak Rudal ke Sevastopol Rusia, 4 Orang Tewas

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya