AS Sanksi 3 Entitas Rusia Terkait Transfer Senjata Korea Utara

AS kecam akuisisi rudal balistik Korea Utara oleh Rusia

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada tiga entitas Rusia dan satu individu. Mereka diduga terlibat dalam tranfer dan pengujian rudal balistik Korea Utara untuk digunakan Moskow dalam perangnya di Ukraina.

Sanksi diberikan AS setelah Washington dan sekutunya mengkritik pertukaran senjata Pyongyang dan Moskow. AS mengecam akuisisi rudal balistik Korea Utara oleh Rusia. Washington menyebut rudal tersebut dikerahkan untuk melawan Kiev pada 30 Desember dan 2 Januari.

“Pemindahan rudal balistik DPRK (Korea Utara) ke Rusia mendukung perang agresi Rusia, meningkatkan penderitaan rakyat Ukraina, dan melemahkan rezim nonproliferasi global,” kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada Kamis (11/1/2024). “Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut,” kata Blinken, dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Turki, Rusia dan Iran Kecam Serangan AS-Inggris di Yaman

1. Kepala Unit Penerbangan 224 milik negara Rusia terkena sanksi AS

AS menjatuhkan sanksinya pada Vladimir Mikheychik, yang mengepalai Unit Penerbangan 224 milik negara Rusia. Mikheychik terlibat dalam pengiriman rudal balistik Pyongyang ke Moskow.

Tiga entitas yang terkena sanksi termasuk 224th Flight Unit State Airlines, Vladimirovka Advanced Weapons and Research Complex (VAWARC). Ketiganya adalah fasilitas militer Rusia yang terlibat dalam pengujian rudal dan pusat pengujian rudal Rusia, Ashuluk.

Dinas Keamanan Ukraina (SBU) melakukan penyelidikan terhadap Mikheychik dan memutuskan bahwa dia bertanggung jawab mengoordinasikan transfer senjata dan pejuang tentara bayaran Wagner ke Ukraina pada Agustus 2022.

“Mikheychik membantu pimpinan tertinggi militer dan politik Federasi Rusia dalam memindahkan personel dan peralatan militer kelompok pendudukan ke perbatasan Ukraina,” kata SBU pada Agustus 2023.

2. Korea Utara dan Rusia bantah terlibat dalam kesepakatan senjata

Menurut penjelasan Gedung Putih, Rusia telah menggunakan rudal balistik jarak pendek yang berasal dari Korea Utara dalam beberapa serangan terhadap Ukraina pada pekan lalu.

Sejak Moskow memutuskan menginvasi Kiev pada Februari 2022, Rusia dan Korea Utara telah membangun hubungan yang lebih erat. Kedua negara tersebut juga membantah terlibat dalam kesepakatan senjata apa pun.

September lalu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Timur Jauh Rusia. Pejabat tinggi Rusia lainnya juga telah melakukan beberapa kunjungan ke Pyongyang.

Baca Juga: Rusia Berusaha Melemahkan Moral Tentara dan Rakyat Ukraina

3. Hampir 50 negara kecam pengiriman senjata Korea Utara ke Rusia

AS dan hampir 50 negara lainnya mengecam pengiriman dan penggunaan rudal Korea Utara oleh Rusia. Mereka juga menyerukan penghentian segera pengiriman senjata dari Pyongyang ke Moskow.

Pada 11 Januari 2023, Korea Selatan memperingatkan bahwa Pyongyang kemungkinan akan menjual rudal taktis jenis baru ke Moskow. Kecurigaan itu muncul seiring menguatnya kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia.

Korea Utara telah berada di bawah embargo senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak negara tersebut untuk pertama kalinya menguji bom nuklir pada 2006. Resolusi Dewan Kemannan PBB telah melarang negara-negara melakukan jual beli senjata atau peralatan militer lainnya dengan Pyongyang.

Baca Juga: Rusia Evakuasi Besar-besaran dari Kota Belgorod, Ada Apa?

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya