Uni Eropa Ingin Larang Rokok dan Vape di Luar Ruangan

Uni Eropa usulkan larangan merokok dan vape di luar ruangan

Jakarta, IDN Times - Komisi Uni Eropa mengusulkan revisi untuk memperluas rekomendasi larangan merokok ke area luar ruangan, seperti teras dan halte, yang mencakup rokok tembakau dan rokok elektrik, baik yang mengandung nikotin maupun tidak. 

Rekomendasi ini bertujuan mengurangi paparan asap rokok pasif di ruang publik, terutama dari vape yang digunakan sebagai alternatif rokok, serta mewujudkan generasi bebas tembakau pada 2040, sebagai bagian dari upaya Uni Eropa memerangi kanker.

1. Perluasan area larangan merokok di negara Eropa

Rekomendasi yang dikeluarkan baru-baru ini akan memperluas area larangan merokok di tempat terbuka atau luar ruangan, seperti atap, balkon, dan teras yang terdapat di restoran, halte bus, bandara, dan area hiburan untuk anak-anak.

Upaya ini dijalankan guna melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok dan aerosol, serta menjadi langkah maju untuk memerangi kecanduan nikotin dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Sebelumnya, Komisi Eropa sudah mengeluarkan pedoman pada 2009, yang melarang aktivitas merokok di tempat tertutup atau di dalam ruangan, seperti tempat kerja, tempat umum, dan transportasi umum, tetapi tidak mencakup luar ruangan.

Pedoman ini bersifat tidak mengikat secara hukum bagi negara anggota, tetapi menjadi kerangka kerja untuk diikuti agar memperluas aturan merokok di ruang umum di negara-negara Eropa.

Baca Juga: Georgia Terancam Gagal Masuk Uni Eropa Gegara UU Anti-LGBTQ

2. Uni Eropa targetkan generasi bebas tembakau pada 2040

Uni Eropa pada 2021 membentuk Rencana Pemberantasan Kanker Eropa dengan berfokus pada pencegahan, deteksi dini, pengobatan, dan ketahanan, serta menciptakan generasi bebas tembakau yang ditargetkan pada tahun 2040.

Dilansir Euro News, rencana tersebut akan memangkas 30 persen pengguna tembakau hingga menyisakan 5 persen.

"Penyalahgunaan tembakau, kecanduan nikotin, dan penyakit akibat tembakau seharusnya tidak memiliki tempat di masa depan Eropa," kata Kyriakides, seorang komisaris Eropa, dalam sebuah pernyataan pada kesempatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia.

Hal ini merupakan komitmen dan upaya serius Uni Eropa melawan kanker guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengingat bahwa kanker tetap menjadi masalah kesehatan yang umum di Uni Eropa dan menjadi penyebab kematian 1,1 juta orang pada 2021, yang setara dengan 21,6 persen total jumlah kematian.

3. Vape tidak mengatasi kecanduan dan menjadi masalah di Eropa

Selain rokok tembakau, revisi rekomendasi dari Komisi Eropa juga menargetkan rokok elektrik atau vape, yang banyak diklaim dapat mengatasi kecanduan rokok. Namun, tidak ada bukti ilmiah bahwa vape dapat mengatasi kecanduan rokok.

Sebaliknya, terdapat riset yang menunjukkan bahwa vape dapat menyebabkan remaja menjadi kecanduan rokok dan menyebabkan masalah kesehatan.

Selain itu, WHO juga menduga bahwa perusahaan rokok elektrik telah bermain dengan mencoba memengaruhi riset ilmiah untuk menggambarkan produknya tidak berbahaya dan banyak menargetkan anak-anak.

Vape memang telah menjadi masalah serius di berbagai negara, terutama di Eropa, akibat peningkatan pengguna yang didominasi oleh remaja.

Dilansir DW, hasil survei menunjukkan bahwa 32 persen remaja berumur 15 tahun di Eropa pernah menggunakan vape, dengan 20 persen di antaranya menggunakannya dalam satu bulan terakhir. Namun, sebagian besar remaja tidak menggunakan vape untuk mengatasi kecanduan rokok, menurut WHO.

Baca Juga: Apakah Vape Bisa Menyebabkan Penuaan Dini?

Muhammad Irfan Photo Verified Writer Muhammad Irfan

Pembelajar dan penulis lepas

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya