Taliban Hentikan Sementara Vaksinasi Polio di Afganistan

Taliban hentikan vaksinasi polio, ancam target bebas polio

Intinya Sih...

  • Taliban menghentikan vaksinasi polio di Afganistan sebelum jadwal vaksinasi bulan September.
  • Penghentian vaksinasi polio dapat menggagalkan target bebas polio di Afganistan dan Pakistan.
  • Perubahan kebijakan kampanye vaksinasi dari rumah ke rumah menjadi lebih efektif dalam menjangkau anak-anak prioritas.

Jakarta, IDN Times – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Senin mengumumkan bahwa Taliban telah menghentikan sementara vaksinasi polio di Afganistan. Penundaan tersebut terjadi sebelum dilaksanakannya jadwal vaksinasi di bulan September. Namun, klaim tersebut dibantah oleh juru bicara Kementrian Kesehatan, Sharafat Zaman, yang menyebut laporan salah dan tidak ada perintah resmi untuk hentikan sementara.

Keputusan ini dinilai sebagai kemunduran dalam mencapai target bebas polio di Afganistan karena virus polio memiliki tingkat penularan tercepat pada anak-anak yang belum divaksinasi. Oleh karena itu, penghentian vaksin akan menggagalkan target bebas polio yang sudah diupayakan di Afganistan, mengingat bahwa Afganistan dan Pakistan merupakan negara dengan kasus polio yang belum terberantas.

1. Keputusan Taliban berisiko meningkatkan kasus polio

Keputusan yang dibuat Taliban untuk menghentikan sementara vaksinasi polio dapat berdampak pada peningkatan kasus polio, baik di Afganistan maupun di negara sekitarnya, mengingat virus polio merupakan salah satu virus yang paling menular di dunia. Selain itu, keputusan ini juga akan menghambat upaya global dalam menghentikan polio.

Pejabat Kesehatan Pakistan, Anwarul Haq, mengatakan bahwa virus polio akan menyebar dengan cepat dan menyerang anak-anak jika kampanye vaksinasi tidak dijalankan dengan teratur dan serentak. 

Afganistan dan Pakistan menjadi dua negara dengan kasus polio yang belum terberantas dan masih endemik. Dilansir PBS News, WHO mengonfirmasi bahwa terdapat 18 kasus polio di Afganistan, yang menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada tahun 2023. Sementara itu, polio di Pakistan berjumlah 4 kasus.

 

2. Perubahan kebijakan vaksinasi dari rumah ke rumah

Direktur Program Pemberantasan Polio Regional WHO, Hamid Jafari, mengonfirmasi terdapat adanya diskusi perubahan kebijakan kampanye vaksinasi polio, yang sebelumnya dilakukan dari rumah ke rumah diganti dengan memberikan vaksin dari satu tempat ke tempat lain.

“Para mitra sedang dalam proses mendiskusikan dan memahami ruang lingkup dan dampak dari setiap perubahan kebijakan saat ini,” kata Hamid Jafari.

Kampanye vaksinasi dari rumah ke rumah pertama kali diterapkan pada Juni 2024 dan ini merupakan kali pertama setelah lima tahun, kecuali provinsi Kandahar. Berdasarkan laporan WHO, cara kampanye ini telah menjangkau 95 persen anak-anak yang menjadi priorias dan dinilai lebih efektif dibandingkan dengan kampanye vaksinasi di satu tempat, seperti masjid atau gedung lain. 

Kandahar merupakan provinsi di Afghanistan yang masih menerapkan kampanye vaksinasi dari satu lokasi, seperti di masjid, namun cara ini masih kurang efektif karena di Kandahar masih banyak ditemukan kasus polio. Setidaknya dilaporkan 12 kasus polio di Kandahar.

Kepala imunisasi massal di Kandahar mengatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk mengubah metode vaksinasi menjadi dari rumah ke rumah agar lebih menjangkau anak-anak, melansir dari Kabulnow.

3. Taliban berubah pikiran pada tahun 2021 setelah melarang vaksin polio

Taliban sebelumnya melarang vaksinasi dari rumah ke rumah oleh petugas kesehatan, sebelum mereka berkuasa pada Agustus 2021. Bahkan, cukup sering terjadi penyerangan terhadap petugas kesehatan. Dilansir The Lancet, setidaknya terdapat 8 petugas kesehatan yang dilaporkan tewas pada tahun 2021. Larangan vaksin ini juga menyebabkan sekitar 3,4 juta anak tidak divaksinasi.

Pada 8 November 2021, Taliban berubah pikiran dengan mengizinkan vaksinasi polio dilakukan dari rumah ke rumah untuk menjangkau seluruh anak di Afghanistan. Ini merupakan upaya terbaik setelah 2 dekade untuk mengatasi polio. Para petugas kesehatan dapat lebih leluasa melakukan vaksinasi dari rumah ke rumah, bahkan di pos-pos pemeriksaan yang dijaga oleh tentara Taliban.

“Kami sekarang memiliki akses di seluruh negeri,” kata Hamid Jafari, direktur program pemberantasan polio regional WHO, dikutip dari Washington Post.

Keputusan Taliban yang mengizinkan vaksinasi juga membantu menghilangkan anggapan masyarakat bahwa vaksin tidak Islami dan bagian dari konspirasi barat untuk mensterilkan anak-anak.

Baca Juga: Kyrgyzstan Coret Taliban dari Daftar Organisasi Teroris

Muhammad Irfan Photo Verified Writer Muhammad Irfan

Pembelajar dan penulis lepas

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya