Polisi Texas Gagalkan Penyelundupan 26 Migran dalam kondisi Mengerikan

Diduga didalangi kartel narkoba

Jakarta, IDN Times - Tujuh orang di Texas selatan, Amerika Serikat (AS) ditangkap atas dugaan penyelundupan 26 migran yang nyawanya terancam dan dalam kondisi memprihatinkan.

Petugas Sheriff Bexar County menemukan para migran di sebuah rumah dekat San Antonio pada Kamis (6/6/2024), setelah mendapat informasi adanya operasi penyelundupan manusia di area tersebut.

Para migran berasal dari Meksiko, Honduras, Venezuela, dan Guatemala, dengan usia antara 18 hingga 54 tahun. Mereka diduga telah diselundupkan dari kota perbatasan Laredo, berjarak sekitar 260 kilometer dari lokasi mereka ditemukan, dilansir dari Associated Press

Sheriff Javier Salazar menggambarkan rumah tempat para migran ditemukan sebagai gubuk yang menyedihkan dengan lubang di lantai dan tanpa air.

1. Migran terjepit dalam kondisi memprihatinkan selama perjalanan

Menurut Salazar, para migran terjebak dalam kompartemen tersembunyi di trailer selama tiga jam. Saat itu suhu udara mencapai hampir 38 derajat celcius dengan persediaan air yang sangat sedikit.

Para migran kemudian dipindahkan ke sebuah rumah persembunyian yang digambarkan berada dalam kondisi menyedihkan, tanpa pendingin udara, air mengalir, atau sumber air minum. Rumah tersebut hanya memiliki ember yang berfungsi sebagai toilet.

"Kondisinya menyedihkan dan panasnya menyengat," kata Sheriff Salazar seperti dilansir Fox 4.

Akibat kondisi ekstrem ini, 12 orang awalnya dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka ringan dan terkait paparan panas. Hingga Jumat (7/6/2024), satu migran masih menjalani perawatan di rumah sakit karena dehidrasi dan masalah jantung.

Baca Juga: Netanyahu Akan Berpidato di Hadapan Kongres AS pada 24 Juli

2. Operasi penyelundupan skala besar yang diduga melibatkan kartel

Salazar menyebut ini sebagai operasi penyelundupan manusia berskala besar yang bernilai jutaan dolar. Seorang migran muda bahkan dilaporkan telah membayar hingga 16 ribu dolar AS atau sekitar Rp 260 juta untuk diselundupkan.

Pihak Sheriff yakin bahwa kartel narkoba bertanggung jawab atas operasi ini dan sengaja membahayakan nyawa para migran demi keuntungan finansial.

"Ini adalah kesalahan organisasi haus darah yang membawa orang-orang ini melintasi perbatasan dan mengabaikan keselamatan mereka," kecamnya.

Selama penggeledahan properti tersebut, petugas juga menemukan rompi anti peluru dan senapan laras panjang, yang semakin menguatkan dugaan keterlibatan kartel dalam penyelundupan ini.

"Kasus ini jelas terkait kartel dan kami akan terus menginvestigasinya," kata Salazar.

3. Bukan kasus pertama di San Antonio

Insiden ini mengingatkan pada tragedi penyelundupan manusia paling mematikan di AS yang juga terjadi di San Antonio pada Juni 2022. Kala itu, 53 migran, termasuk delapan anak-anak, tewas setelah terjebak dalam trailer dengan unit AC rusak.

Trailer nahas pada 2022 itu juga berasal dari Laredo. Saat ditemukan petugas di jalan terpencil San Antonio, 48 migran sudah tewas dan 5 lainnya kemudian meninggal di rumah sakit.

Beruntung, dalam kasus kali ini, Sheriff Salazar menyatakan pihaknya berhasil menyelamatkan semua migran sebelum ada korban jiwa.

"Kami memastikan semua orang keluar dari situasi mengancam nyawa itu," katanya.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi pada Pejabat Georgia terkait UU Antiagen Asing 

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya