Polandia Kecam Keputusan Jerman Perketat Kontrol Perbatasan 

Jerman perketat perbatasan selama 6 bulan mulai September

Intinya Sih...

  • Jerman memperketat perbatasan darat selama 6 bulan mulai September 2024.
  • Polandia mengecam keras keputusan Jerman, menyebutnya sebagai penangguhan de facto Perjanjian Schengen dalam skala besar.
  • Langkah ini dinilai terkait dengan situasi politik internal Jerman dan partai sayap kanan yang gencar menyuarakan isu pengungsi.

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Polandia Donald Tusk mengecam keras keputusan Jerman untuk memperketat kontrol di seluruh perbatasan daratnya mulai 16 September 2024. Langkah yang akan berlaku selama enam bulan ini dinilai tidak dapat diterima oleh pemerintah Polandia.

Dalam pertemuan dengan para diplomat Polandia di Warsawa pada Selasa (10/9/2024), Tusk menyebut kebijakan Berlin tersebut sebagai penangguhan de facto Perjanjian Schengen dalam skala besar. Perjanjian Schengen sendiri memungkinkan perjalanan tanpa batas di antara 26 negara Eropa, termasuk sembilan negara yang berbatasan langsung dengan Jerman.

Menanggapi keputusan kontroversial ini, Tusk mengumumkan akan segera mengadakan konsultasi mendesak dengan negara-negara tetangga lain yang terkena dampak.

"Dalam beberapa jam ke depan, kami akan menghubungi negara-negara lain yang terkena dampak keputusan Berlin untuk konsultasi mendesak mengenai tindakan di tingkat Uni Eropa," ujar Tusk, dilansir dari Politico. 

1. Jerman tingkatkan keamanan untuk kurangi migrasi ilegal

Pemerintah Jerman menyatakan pengetatan kontrol perbatasan bertujuan untuk mengurangi migrasi ilegal dan meningkatkan keamanan negara. Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, menjelaskan bahwa langkah ini diperlukan untuk melindungi warga dari bahaya akut terorisme dan kejahatan serius.

Namun, Tusk berpendapat bahwa keputusan ini lebih terkait dengan situasi politik internal Jerman, bukan karena kebijakan migrasi negara-negara tetangga.

"Saya tidak ragu bahwa situasi politik internal Jerman yang menyebabkan langkah-langkah ini diperketat, dan bukan kebijakan kami terhadap migrasi ilegal di perbatasan kami," tegas Tusk.

Dilansir Reuters, langkah Jerman ini dinilai terkait dengan penusukan oleh migran baru-baru ini dan menguatnya partai sayap kanan yang gencar menyuarakan isu pengungsi. Partai Alternative for Germany (AfD) menjadi partai sayap kanan pertama yang memenangkan pemilihan negara bagian sejak Perang Dunia II di Thuringia.

Baca Juga: Petani Afrika Selatan Dituduh Bunuh 2 Perempuan, Mayat Diberi ke Babi

2. Austria tolak terima migran dari Jerman

Keputusan Jerman tidak hanya menuai kritik dari Polandia. Beberapa negara tetangga lain juga menyuarakan keberatan mereka. Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, menegaskan negaranya tidak akan menerima orang-orang yang ditolak masuk ke Jerman.

"Tidak ada ruang untuk manuver," ujar Karner kepada surat kabar Jerman Bild.

Sementara itu, anggota parlemen Eropa dari Belanda, Raquel García Hermida-van der Walle, menilai keputusan ini membahayakan salah satu kebebasan terpenting di Eropa.

"Eropa tidak akan menjadi lebih aman dengan sinyal politik, tetapi dengan investasi untuk memperkuat perbatasan eksternal dan kerja sama kepolisian," ujarnya.

Komisi Eropa juga angkat bicara melalui juru bicaranya, Anitta Hipper. Ia menyatakan bahwa setiap pengenalan kembali pemeriksaan perbatasan harus dilakukan sesuai dengan kode Schengen.

"Kontrol ini memang harus diperlukan dan proporsional," tegas Hipper, dilansir dari BBC.

3. Tusk minta dukungan UE amankan perbatasan timur

Tusk menyerukan dukungan penuh dari Jerman dan Uni Eropa untuk mengamankan perbatasan timur UE.

"Hari ini kita membutuhkan dukungan penuh dari Jerman dan seluruh UE dalam hal bantuan pengorganisasian, pendanaan, persenjataan perbatasan timur, juga dalam konteks migrasi ilegal," ujar Tusk.

Polandia sendiri telah menghadapi lonjakan penyeberangan migran ilegal di perbatasan dengan Belarus sejak 2021. Warsawa menganggap hal ini sebagai bagian dari perang hibrida yang dilancarkan oleh Belarus dan Rusia.

Meskipun hubungan Polandia-Jerman membaik sejak koalisi pro-Eropa Tusk berkuasa pada Desember lalu, masih ada ketegangan terkait pendanaan pertahanan UE. Warsawa merasa frustrasi dengan keengganan Berlin untuk berkomitmen pada pendanaan bersama Uni Eropa untuk pertahanan dan penguatan perbatasan timur blok tersebut.

Baca Juga: Syok dan Trauma, Rambut Anak-anak di Gaza Mulai Rontok dan Beruban

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya