Negara Barat Kecam Pertemuan Putin dan Orban di Beijing

Rusia dinilai sengaja ingin pecah belah Eropa

Jakarta, IDN Times - Pertemuan antara Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing pekan lalu, menuai kecaman dari sejumlah pemimpin Eropa dan Amerika Serikat. Pertemuan ini terjadi di sela-sela perayaan 10 tahun program Belt and Road Initiative di Beijing. 

Hal ini membuat negara-negara Eropa seperti, Estonia, Jerman dan Ceko mengkritik keras tindakan Hungaria tersebut. Sementara Amerika Serikat juga turut menyampaikan kekhawatirannya akan hubungan Rusia-Hungaria yang kian mesra, dilansir dari The Guardian, Jumat (21/10/2023).

Baca Juga: Presiden Putin Bertemu PM Hungaria Viktor Orban di Sela-sela KTT China

1. Para emimpin Eropa kecam keras langkah Orban

Sejumlah pemimpin Eropa mengecam dan menyesalkan sikap Orban. Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas menyebut pertemuan itu sangat mengganggu dan tidak masuk akal.

Dubes Jerman untuk Hungaria, Julia Gross juga mempertanyakan apakah Orban mendesak Putin mengakhiri perang selama pertemuan. Ia menilai Orban seharusnya menegaskan penghentian agresi Rusia.

Sementara itu, Presiden Ceko, Petr Pavel, memperingatkan para pemimpin Eropa agar tidak terjebak dengan taktik Putin. Menurutnya, pertemuan tersebut bukan untuk membahas perdamaian di Ukraina tapi untuk memecah belah persatuan Eropa.

“Dia hanya mengadakan pertemuan-pertemuan ini dengan tujuan menghancurkan persatuan negara-negara Eropa dan seluruh dunia demokrasi. Kita tidak boleh tertipu oleh taktiknya,” kata Petr Pavel. 

2. AS sampaikan kekhawatiran terkait hubungan Hungaria-Rusia

Selain negara Eropa, Amerika Serikat (AS) juga turut menyampaikan kekhawatirannya soal hubungan Hungaria dan Rusia pasca pertemuan itu. Dubes AS untuk Hungaria, David Pressman menyebut langkah Orban bertemu Putin sangat mengkhawatirkan.

Ia pun menegaskan bahwa Hungaria satu-satunya sekutu NATO yang masih memilih berdiri bersama Putin walaupun Rusia melakukan berbagai kejahatan kemanusiaan di Ukraina. 

“Pemimpin Hongaria memilih untuk mendukung orang yang pasukannya bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan di Ukraina, dan sendirian di antara sekutu kami. Saat Rusia menyerang warga sipil Ukraina, Hungaria hanya memikirkan kesepakatan bisnis.”, tulis David Presman di akun media sosialnya, dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Joe Biden: Warga AS Harus Melawan Diktator Putin dan Teroris Hamas

3. Hungaria balas kritik

Usai dihujani kritik, pemerintah Hungaria akhirnya angkat suara. Juru bicara pemerintah Hongaria, Zoltán Kovács, menegaskan bahwa pihaknya akan tetap terbuka untuk berdiskusi dengan berbagai pihak dalam menemukan solusi untuk Ukraina. Ia juga melemparkan kritik balik pada para pengkritik tersebut. 

“Saya merasa terhibur melihat bagaimana para politisi ini berbondong-bondong mengkritik pemerintah Hongaria dan menyatakan minat kami secara terbuka untuk mempertahankan hubungan diplomatik dengan Rusia, sementara superioritas moral mereka hanyalah sebuah kedok,” balas Zoltán Kovács.

Dalam pertemuannya, Orban dan Putin membahas isu pasokan gas dan minyak serta kerja sama di bidang nuklir.

Hungaria sendiri sangat bergantung pada pasokan energi Rusia, dengan setidaknya 80% gasnya berasal dari Rusia. Orban juga bahkan disebut menyinggung tentang pentingnya penghentian sanksi atas Rusia dan perdamaian di Ukraina, dilansir dari Al Jazeera. 

Baca Juga: Presiden Putin Tiba di China untuk Hadiri KTT BRI

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya