Menlu AS: Israel Berhak Lawan Hizbullah, Utamakan Diplomasi

Serangan Israel ke Lebanon dikritik berbagai negara

Intinya Sih...

  • AS dukung Israel lawan Hizbullah di perbatasan utara
  • Dukungan AS untuk hak Israel bela diri, tapi desak solusi diplomasi
  • Ketegangan meningkat setelah serangan Hizbullah dan ledakan komunikasi

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungannya terhadap Israel dalam menghadapi ancaman dari kelompok militan Hizbullah di perbatasan utara. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menegaskan bahwa Israel memiliki masalah nyata dan sah dengan Hizbullah, namun menekankan perlunya solusi diplomatik untuk menyelesaikan krisis ini.

Pernyataan Blinken ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah.

"Setelah peristiwa mengerikan 7 Oktober oleh Hamas di selatan Israel, Hizbullah dari Lebanon ikut serta dan mulai menembakkan roket ke Israel," ujar Blinken kepada acara Today di NBC, Rabu (25/9/2024). Ia menambahkan bahwa orang-orang yang tinggal di Israel utara terpaksa mengungsi, dengan desa-desa dan rumah-rumah hancur akibat serangan tersebut.

1. Gedung Putih: Hizbullah ancaman nyata bagi Israel

Pemerintah AS menegaskan dukungannya terhadap hak Israel untuk membela diri dari ancaman teroris. John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, menyebut serangan Hizbullah sangat mengkhawatirkan dan bukti bahwa Israel menghadapi ancaman nyata dari kelompok yang didukung Iran tersebut.

"Tidak ada negara yang seharusnya hidup dengan ancaman seperti ini tepat di perbatasan mereka, tepat di sebelah mereka," tegas Kirby, dilansir dari Times of Israel.

Meski demikian, Blinken menekankan bahwa solusi terbaik untuk krisis ini adalah melalui diplomasi, bukan perang. AS sedang bekerja dengan mitra internasional di Sidang Umum PBB untuk menyusun rencana de-eskalasi situasi.

Blinken juga menyoroti bahwa Hamas, bukan Israel, yang menghambat kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

"Masalah yang kita hadapi saat ini adalah Hamas tidak terlibat dalam hal ini selama beberapa minggu terakhir dan pemimpinnya telah berbicara tentang perang gesekan tanpa akhir," ungkapnya, dilansir dari The Guardian. 

2. Korban jiwa meningkat di kedua pihak

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah disebut telah melancarkan serangan hampir setiap hari terhadap komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan. Kelompok ini menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza.

Pertempuran yang terjadi telah mengakibatkan 26 korban jiwa sipil dan 22 tentara dan tentara IDF di pihak Israel. Sementara itu, Hizbullah melaporkan 511 anggotanya tewas akibat serangan Israel, sebagian besar di Lebanon dan beberapa di Suriah.

Ketegangan antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat dalam seminggu terakhir setelah dua gelombang ledakan perangkat komunikasi anggota kelompok tersebut. Meskipun Israel tidak mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut, negara ini telah meningkatkan serangan terhadap target Hizbullah di Lebanon. Serangan ini diklaim telah menewaskan sebagian besar jaringan komando atas organisasi tersebut.

3. Serangan Israel ke Lebanon banjir kritik

Menlu AS: Israel Berhak Lawan Hizbullah, Utamakan Diplomasiilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Stanislav Vdovin)

Sementara AS mendukung hak Israel untuk membela diri, reaksi internasional terhadap konflik ini beragam. Menlu Lebanon, Abdallah Bou Habib, menggambarkan pendekatan AS tidak menjanjikan dan menyatakan bahwa hal itu tidak akan menyelesaikan masalah Lebanon.

Di sisi lain, menteri luar negeri Mesir, Yordania, dan Irak mengeluarkan pernyataan bersama yang langka, mengecam agresi Israel terhadap Lebanon. Mereka memperingatkan bahwa tindakan Israel mendorong kawasan menuju perang total.

Paus Fransiskus juga mengkritik serangan Israel di Lebanon, menyebutnya sebagai eskalasi mengerikan yang tidak dapat diterima. Ia menyatakan kedekatannya dengan rakyat Lebanon yang telah menderita terlalu banyak di masa lalu.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, di New York, mendesaknya untuk menggunakan pengaruhnya guna membujuk Hizbullah menerima gencatan senjata. Iran, yang selama ini mendukung Hizbullah, belum menunjukkan tanda-tanda akan memberikan bantuan langsung kepada kelompok militan tersebut dalam konflik ini.

Baca Juga: 5 Insiden Mematikan dalam Konflik Israel-Hizbullah Sepekan Terakhir

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya