Mantan Diplomat AS Dihukum 15 Tahun Penjara karena Jadi Mata-mata Kuba

Manuel Rocha telah bekerja untuk Kuba selama puluhan tahun

Jakarta, IDN Times - Seorang mantan diplomat senior Amerika Serikat (AS), Manuel Rocha, divonis 15 tahun penjara setelah mengakui bekerja selama puluhan tahun sebagai agen rahasia untuk Kuba.

Pria berusia 73 tahun itu juga harus membayar denda sebesar 500 ribu dolar AS (sekitar Rp8 miliar) dan diwajibkan bekerja sama dengan pihak berwenang. Sebagai imbalannya, jaksa akan mengampuni berbagai dakwaan lain, seperti penipuan dan pernyataan palsu.

Melansir The Guardian pada Sabtu (13/4/2024), vonis tersebut dijatuhkan kurang dari enam bulan setelah penangkapan Rocha yang mengejutkan di kediamannya di Miami. Ia ditangkap karena dicurigai terlibat dalam aktivitas rahasia atas nama Kuba sejak setidaknya pada 1981, tahun ia bergabung dengan dinas luar negeri AS.

Baca Juga: Pria Bersenjata Ditangkap di Malaysia, Diduga Mata-mata Israel

1. Rocha mengaku bersalah di hadapan hakim

Dalam persidangan yang berlangsung selama tiga setengah jam, Rocha mengaku bersalah atas tuduhan menjadi mata-mata Kuba di hadapan Hakim Beth Bloom. Ia mengaku menyesali tindakannya dan meminta maaf kepada keluarga serta teman-temannya.

"Saya mengaku bersalah," ucap Rocha yang mengenakan seragam tahanan.

Hakim Bloom pun menegur Rocha dengan mengatakan bahwa ia telah berulang kali mengkhianati negaranya sendiri. Rocha divonis 15 tahun penjara, dengan rincian 5 tahun atas tuduhan konspirasi bertindak sebagai agen dari pemerintah asing dan 10 tahun karena menjadi agen ilegal tanpa sepengetahuan pemerintah AS.

2. Rocha telah menjadi agen rahasia Kuba selama puluhan tahun

Kasus yang menjerat Rocha ini menunjukkan betapa canggihnya operasi intelijen Kuba sehingga mampu menyusup ke level tinggi pemerintahan AS. Rocha dituduh telah mengkhianati negaranya sendiri dengan bekerja sebagai agen rahasia Kuba selama puluhan tahun, bahkan saat ia menjabat sebagai diplomat AS.

Penghianatan tersebut tidak terdeteksi dalam kurun waktu yang sangat lama. Jaksa menyatakan bahwa Rocha kerap mengadakan pertemuan rahasia dengan agen-agen Kuba dan memberikan informasi menyesatkan kepada pemerintah AS terkait kontak-kontaknya dengan pihak Kuba.

Dalam investigasi yang dilakukan FBI, terungkap pula bahwa Rocha tidak segan menyebut AS sebagai musuh dan memuji-muji pemimpin Kuba, Fidel Castro, saat berbicara dengan agen FBI yang menyamar sebagai intelijen Kuba.

Baca Juga: Ratusan Warga Kuba Protes Pemadaman Listrik dan Kekurangan Makanan

3. Prioritas utama Rocha adalah melindungi rezim Kuba

Rocha mengakui bahwa tujuan utamanya adalah melindungi para pemimpin Kuba dan mempertahankan revolusi di negara tersebut. Hal ini terungkap dari rekaman pertemuan Rocha dengan agen FBI yang menyamar sebagai intelijen Kuba.

Dalam rekaman tersebut, Rocha menyatakan, "Perhatian utama saya, prioritas utama saya adalah tindakan apa pun di pihak Washington yang akan membahayakan nyawa para pemimpin, atau revolusi itu sendiri."

Meski memiliki karier diplomatik yang cemerlang dan pernah menjabat di berbagai negara, ternyata sejak lama telah ada tanda-tanda bahwa Rocha berperan sebagai agen ganda. Penyelidikan Associated Press mengungkapkan adanya peringatan dari seorang agen CIA hampir 20 tahun lalu terkait hal ini, namun tampaknya diabaikan begitu saja.

Baca Juga: CIA Ajak Intelijen Rusia untuk Membelot dari Putin

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya