Kepala Intelijen Israel Mundur karena Gagal Cegah Serangan Hamas

Unit 8200 Israel gagal deteksi rencana serangan 7 Oktober

Jakarta, IDN Times - Komandan Unit 8200 Israel, Yossi Sariel, mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (12/9/2024). Keputusan ini terkait kegagalan intelijen mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Unit 8200 merupakan unit pengawasan militer Israel yang setara dengan Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat atau Markas Besar Komunikasi Pemerintah (GCHQ) Inggris. Unit ini memainkan peran krusial dalam mengumpulkan dan menganalisis intelijen sinyal untuk keamanan Israel.

"Pada 7 Oktober pukul 06.29, saya tidak memenuhi misi seperti yang saya harapkan dari diri saya sendiri, seperti yang diharapkan komandan dan bawahan saya, serta yang diharapkan warga negara yang sangat saya cintai, tulis Sariel dalam surat pengunduran dirinya," dilansir dari Times of Israel. 

1. Sariel akui tanggung jawab atas kegagalan Unit 8200

Sariel mengakui tanggung jawab atas kegagalan Unit 8200 pada 7 Oktober. Penyelidikan awal menemukan bahwa unit ini telah menyusun laporan rinci tentang rencana Hamas sebelum serangan.

Meskipun demikian, laporan tersebut gagal mengubah asumsi dasar intelijen dan militer Israel tentang niat Hamas. Dilansir dari The Guardian, Unit 8200 juga tidak berhasil memberikan intelijen kritis mengenai tanggal pasti serangan akan dilakukan.

"Informasi terperinci yang diproduksi dan didistribusikan tentang rencana Hamas dan persiapannya tidak berhasil mengguncang fondasi intelijen dan militer, baik di dalam unit maupun di antara mitra kami," tulis Sariel.

Baca Juga: Palestina Akan Ajukan Draf Resolusi Akhiri Penjajahan Israel di PBB

2. Kontroversi seputar Unit 8200 dan Sariel

Identitas Sariel sebagai komandan Unit 8200 sempat dirahasiakan sebelum akhirnya terungkap pada April 2024. Pengungkapan ini terkait dengan buku yang diterbitkan Sariel pada 2021 menggunakan nama pena.

Buku tersebut meninggalkan jejak digital ke akun Google pribadi Sariel. Hal ini mengakibatkan kritik dan ejekan terhadap Sariel di media Israel.

Sariel dikritik karena terlalu mengandalkan teknologi canggih di Unit 8200. Hal ini dianggap mengabaikan metode intelijen tradisional yang terbukti efektif. Di bawah kepemimpinannya, unit ini lebih banyak menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk operasi militer.

"Unit yang telah menjadi merek internasional ini seharusnya menjalani rehabilitasi setelah krisis besar," ujar seorang pejabat keamanan Israel, dilansir dari Al Mayadeen. 

3. Sariel sempat menolak mundur

Pengunduran diri Sariel terjadi 11 bulan setelah serangan Hamas. Pejabat militer dan intelijen Israel menyebut serangan tersebut sebagai kegagalan terbesar dalam sejarah Israel. Sebelumnya, Sariel dilaporkan menolak untuk mengundurkan diri. 

Beberapa pejabat keamanan senior Israel lainnya juga telah mengundurkan diri terkait kegagalan 7 Oktober. Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa banyak peringatan tentang serangan semacam itu diabaikan.

Sementara itu, pada bulan lalu, Hizbullah mengklaim telah menyerang markas Unit 8200. Serangan ini dilakukan sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan militer senior mereka.

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menyatakan bahwa serangan mereka mencapai target yang dimaksud. Namun, Israel dilaporkan menyembunyikan detail serangan tersebut.

Baca Juga: Hampir Setahun Israel Serang Gaza, 41 Ribu Orang Tewas

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya