Israel Gunakan Warga Palestina sebagai Perisai Manusia di Gaza

Warga sipil dipaksa masuk terowongan berbahaya

Intinya Sih...

  • Investigasi mengungkap praktik kontroversial militer Israel di Gaza
  • Tentara Israel menggunakan warga sipil Palestina sebagai perisai manusia untuk memeriksa terowongan dan bangunan yang dicurigai
  • Praktik ini telah menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk prajurit Israel dan Amerika Serikat

Jakarta, IDN Times - Sebuah investigasi mengungkap praktik kontroversial militer Israel di Gaza. Tentara Israel dilaporkan menggunakan warga sipil Palestina sebagai perisai manusia untuk memeriksa terowongan dan bangunan yang dicurigai terpasang jebakan.

Haaretz dan organisasi Breaking the Silence melansir laporan pada Kamis (15/8/2024), praktik ini tersebar luas di berbagai unit yang bertempur di Gaza. Bahkan, penggunaan warga sipil sebagai perisai manusia dianggap telah menjadi semacam protokol tidak resmi di Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

"Kami mendengar laporan ini dari berbagai unit, yang bertempur di waktu dan tempat berbeda di dalam Gaza. Kemudian kami memahami bahwa ini adalah sesuatu yang jauh lebih luas – atau bahkan bisa saya katakan sebagai protokol – di IDF," ujar Nadav Weiman, Direktur Eksekutif Breaking the Silence.

1. Warga sipil diberi seragam dan kamera sebelum dikirim ke lokasi berbahaya

Tentara Israel menyebut warga Palestina yang digunakan sebagai perisai manusia dengan istilah "shawish", yang merupakan slang informal untuk prajurit berpangkat rendah. Proses penggunaan warga sipil ini dijelaskan oleh beberapa saksi mata.

Warga sipil Palestina, kebanyakan pria muda, dipilih oleh tentara Israel dan diberi seragam tentara Israel. Mereka kemudian dikirim ke terowongan dan rumah rusak mendahului pasukan Israel.

"Tangan mereka diikat dan kamera dipasang di tubuh mereka saat memasuki lokasi. Warga Palestina dijanjikan akan bebas setelah mereka melakukan tugas mereka," ungkap seorang sumber.

Dilansir The Guardian, Breaking the Silence juga melaporkan adanya kasus yang melibatkan penggunaan anak di bawah umur dan orang tua sebagai perisai manusia.

"Seorang prajurit mengatakan kepada kami bahwa warga sipil Palestina digunakan untuk menggantikan unit anjing pencari bom karena terlalu banyak anjing yang mati," ujar Weiman.

Baca Juga: AS Setujui Penjualan Senjata ke Israel Senilai Lebih Rp315 Triliun

2. Pejabat tinggi IDF dilaporkan mengetahui praktik ilegal ini

Haaretz melaporkan bahwa praktik ini diketahui oleh pejabat tinggi militer Israel, termasuk Kepala Staf IDF, Herzl Halevi.

"Para senior mengetahui tentang hal ini," ujar seorang sumber.

Beberapa komandan dilaporkan memberitahu prajurit mereka bahwa nyawa tentara Israel lebih penting daripada nyawa warga Palestina. Namun, ada juga perwira yang memperingatkan tentang implikasi etis dan hukum jika masalah ini terungkap ke publik.

Menyusul perilisan laporan ini, juru bicara IDF segera memberi tanggapan. IDF mengklaim bahwa perintah telah diklarifikasi kepada pasukan di lapangan dan tuduhan yang dilaporkan akan segera ditinjau.

"Perintah dan arahan IDF melarang penggunaan warga sipil Gaza yang ditangkap di lapangan untuk misi militer yang membahayakan mereka" ujar juru bicara IDF.

3. Praktik menuai kecaman internasional

Praktik penggunaan warga sipil sebagai perisai manusia telah menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak. Banyak prajurit Israel dilaporkan merasa tidak nyaman dan mempertanyakan praktik ini. Beberapa bahkan menolak berpartisipasi dalam operasi yang melibatkan penggunaan warga Palestina sebagai perisai manusia.

Amerika Serikat juga dilaporkan marah atas praktik ini. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, menyatakan bahwa hal tersebut melanggar nilai-nilai IDF dan aturan serta regulasi yang berlaku.

Perlu dicatat bahwa praktik ini melanggar hukum internasional dan hukum Israel sendiri. Pada tahun 2005, Mahkamah Agung Israel telah melarang penggunaan warga Palestina sebagai perisai manusia sebagai respons atas petisi terhadap "prosedur tetangga" militer di Tepi Barat.

Ironisnya, laporan ini muncul setelah Israel berulang kali membenarkan serangan terhadap target sipil. Serangan ini termasuk ke sekolah dan rumah sakit, dengan tuduhan bahwa Hamas menggunakan mereka sebagai perisai manusia.

"Bagaimana kita bisa menuduh pihak lain menggunakan perisai manusia setelah kita sendiri melakukan hal yang sama terhadap warga Palestina?" ujar Weiman.

Baca Juga: Palestina Minta PBB Segera Sanksi Israel

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya