Israel Disebut Ingin Tutup Operasi UNRWA di Palestina

Tiga RUU Israel targetkan UNRWA 

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengungkap upaya Israel untuk menghentikan operasi lembaganya. Pernyataan ini disampaikan setelah serangan udara Israel menewaskan 18 orang di sebuah sekolah UNRWA di Gaza.

Lazzarini menyatakan, Israel berusaha menutup UNRWA setelah gagal membujuk negara-negara donor Barat untuk menghentikan pendanaan. Menurutnya, upaya ini akan membawa dampak luas yang merugikan.

"Upaya sengaja untuk mengeliminasi UNRWA dan mencegahnya beroperasi akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi sistem multilateral, PBB, dan upaya transisi Palestina menuju penentuan nasib sendiri," ujar Lazzarini, dilansir dari The Guardian, Sabtu (14/9/2024).

1. Tiga RUU Israel menargetkan UNRWA

Lazzarini menjelaskan, saat ini ada tiga rancangan undang-undang yang sedang dibahas di parlemen Israel terkait UNRWA. RUU pertama bertujuan melabeli UNRWA sebagai organisasi teroris. Kedua, menghapus semua kekebalan hukum dari staf UNRWA. Ketiga, menolak akses UNRWA ke gedung-gedung di bawah kendali Israel.

Lazzarini menyebut, ketiga RUU ini mendapat dukungan besar. Ia juga menambahkan bahwa Israel tidak memperpanjang visa untuk staf kunci UNRWA dan LSM lainnya.

Menanggapi tuduhan Israel bahwa 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas, Lazzarini menyatakan bahwa lembaganya telah merespons dengan cepat dan serius. Sepuluh staf telah dipecat segera dan dua penyelidikan telah selesai, termasuk satu yang dilakukan oleh mantan Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna.

Baca Juga: Retno Marsudi Jadi Utusan Khusus PBB untuk Isu Air Mulai 1 November

2. Enam staf UNRWA tewas dalam serangan udara Israel

Sementara upaya penutupan UNRWA terus berlangsung, serangan terhadap fasilitas lembaga ini juga tidak berhenti. Pada Rabu (11/9), enam staf UNRWA tewas dalam dua serangan udara yang menghantam sekolah al-Jaouni di Nuseirat, Gaza tengah.

Angkatan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim serangan tersebut menewaskan sembilan anggota Hamas, tiga di antaranya bekerja ganda sebagai pekerja UNRWA. Namun, Lazzarini membantah klaim ini.

"IDF tidak pernah memberitahu kami bahwa tiga staf kami adalah anggota Hamas. Tak satu pun dari nama-nama ini pernah ada dalam daftar IDF yang diberitahukan kepada kami," tegasnya.

Lazzarini menyerukan penyelidikan independen atas serangan tersebut. Ia mencatat bahwa total staf UNRWA yang tewas dalam konflik sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 220 orang.

3. Anak-anak Gaza berisiko terjerat ekstremisme

Israel Disebut Ingin Tutup Operasi UNRWA di Palestinasalah satu sudut kota Gaza. (unsplash.com/Mohammed Ibrahim)

UNRWA, yang memiliki 13 ribu staf di Gaza dan lebih dari 30 ribu di seluruh wilayah operasinya, menghadapi tantangan besar dalam menjalankan misinya. Lazzarini memperingatkan bahwa konflik yang berkepanjangan dapat memunculkan generasi anak-anak tanpa pendidikan yang berisiko berpaling ke ekstremisme.

"Pendidikan adalah aset terakhir yang dimiliki anak-anak ini, tapi mereka hidup di reruntuhan dan mengalami trauma mendalam," ujarnya.

"Semakin lama kita menunggu untuk membawa mereka kembali ke lingkungan pendidikan, semakin besar kemungkinan kita menanam benih kebencian, dendam, dan ekstremisme lebih lanjut," tambah Lazzarini.

Meski menghadapi berbagai tantangan, UNRWA mendapat dukungan dari komunitas internasional. Lazzarini menyatakan bahwa semua negara yang sebelumnya menghentikan pendanaan UNRWA, kecuali Amerika Serikat, kini telah memulihkannya.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji keberhasilan tahap pertama kampanye vaksinasi polio di Gaza. Total lebih dari 560 ribu anak telah menerima dosis pertama.

Baca Juga: Kepala Intelijen Israel Mundur karena Gagal Cegah Serangan Hamas

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya