Iran Kirim Rudal ke Rusia, AS dan Sekutu Siapkan Sanksi Berat

Rudal dapat menjangkau terget hingga 800 km

Intinya Sih...

  • Amerika Serikat (AS) menginformasikan sekutunya bahwa Iran telah mengirimkan rudal balistik ke Rusia, menunjukkan dukungan militer Teheran terhadap Moskow dalam perang Ukraina.
  • Pengiriman ratusan rudal ini terjadi di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, meningkatkan kebutuhan akan sistem pertahanan udara tambahan oleh Ukraina.
  • Reaksi Eropa termasuk ancaman sanksi tambahan terhadap Iran, melarang maskapai penerbangan Iran Air dan menargetkan bisnis dan individu yang terlibat dalam transfer rudal.

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menginformasikan kepada sekutunya bahwa Iran telah mengirimkan rudal balistik jarak pendek ke Rusia. Langkah ini dinilai sebagai peningkatan signifikan dalam dukungan militer Teheran terhadap Moskow dalam perang melawan Ukraina.

Pengiriman rudal ini terjadi di tengah meningkatnya serangan Rusia terhadap kota-kota dan infrastruktur Ukraina. Dalam beberapa hari terakhir, serangan tersebut telah menewaskan puluhan warga sipil.

Pejabat Eropa menyatakan bahwa Washington telah memberi tahu sekutunya tentang pengiriman ini minggu ini, termasuk melalui pertemuan untuk para duta besar di Washington pada Kamis (5/9/2024).

"Kami telah memperingatkan tentang pendalaman kemitraan keamanan antara Rusia dan Iran sejak awal invasi skala penuh Rusia ke Ukraina dan kami prihatin dengan laporan-laporan ini," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Sean Savett, dilansir dari Wall Street Journal. 

1. Ratusan rudal Iran tantang pertahanan udara Ukraina

Menurut seorang pejabat Barat, pengiriman ini melibatkan beberapa ratus rudal balistik jarak pendek. Iran diketahui memiliki berbagai jenis senjata semacam itu, dengan jangkauan hingga sekitar 500 mil atau 800 kilometer.

"Ini bukan akhir," kata seorang pejabat senior Eropa. Ia memperingatkan bahwa Iran akan terus mengalirkan senjata ke Rusia.

Pengiriman ini terjadi saat pertahanan udara Ukraina menghadapi tantangan besar dari serangan rudal dan drone Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan kebutuhan mendesak akan sistem pertahanan udara tambahan dalam pertemuan dengan pejabat Barat di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, pada Jumat (6/9).

Dalam enam bulan hingga Maret, Ukraina hanya berhasil menembak jatuh 10 persen rudal balistik yang diluncurkan Rusia. Sistem pertahanan rudal Patriot adalah satu-satunya cara andal Ukraina untuk menembak jatuh rudal-rudal ini. Namun, Kiev hanya memiliki sedikit unit tersebut.

2. G7 dan sekutu Barat siapkan sanksi berat untuk Iran

Pada Maret lalu, pemimpin Kelompok Tujuh (G7) memperingatkan akan menjatuhkan sanksi terkoordinasi terhadap Iran jika negara itu melakukan transfer rudal. Menanggapi pengiriman terbaru ini, pejabat Eropa mengatakan mereka sedang bekerja dengan pihak AS untuk merespon dengan sanksi tambahan.

Eropa kemungkinan akan melarang maskapai penerbangan Iran Air terbang ke bandara-bandara Eropa. Hal ini dapat berdampak signifikan terhadap hubungan perdagangan yang tersisa. Mereka juga berencana untuk menargetkan serangkaian bisnis dan individu Iran yang terlibat dalam transfer rudal, termasuk perusahaan transportasi.

"Kami dan mitra kami telah menegaskan baik di KTT G7 maupun NATO musim panas ini bahwa bersama-sama kami siap untuk memberikan konsekuensi yang signifikan. Setiap transfer rudal balistik Iran ke Rusia akan mewakili eskalasi dramatis dalam dukungan Iran terhadap perang agresi Rusia melawan Ukraina," ujar Savett.

3. Pengiriman rudal perkeruh hubungan Iran-Barat

Iran membantah telah mengirimkan rudal balistik untuk digunakan dalam perang Rusia di Ukraina. Juru bicara perwakilan Iran di PBB menyatakan bahwa Iran tidak hanya menahan diri dari tindakan semacam itu. Mereka juga menyerukan negara-negara lain untuk menghentikan pasokan senjata kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.

Namun, pengiriman rudal ini dapat memiliki implikasi terhadap harapan pemerintah Iran yang baru untuk meredakan ketegangan dengan Barat. Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, telah menyatakan harapannya untuk memperbaiki ekonomi domestik dengan memenangkan keringanan sanksi dari Eropa dan AS.

Dilansir dari Wall Street Journal, ikatan militer Iran dengan Rusia sebagian besar diawasi oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan Korps Garda Revolusi Islam Iran. Beberapa pejabat Eropa mengatakan keputusan untuk melanjutkan pengiriman rudal ini menunjukkan kelemahan pemerintahan Pezeshkian atas keputusan keamanan nasional yang kritis.

Dilansir CNN, Rusia juga dilaporkan mendapatkan rudal dan komponen rudal dari Korea Utara. Selain itu, China turut membantu Rusia meningkatkan basis industri pertahanannya dalam skala besar. Upaya ini dinilai sebagai ekspansi paling ambisius dalam manufaktur militer Moskow sejak era Soviet.

Baca Juga: Zelenskyy Izin Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya