Filipina Gerebek Kompleks Perjudian Online, 162 WNA Ditahan 

83 WN China dan 70 WNI terlibat operasi judi online

Jakarta, IDN Times - Filipina melakukan penggerebekan besar-besaran terhadap kompleks perjudian online dan penipuan siber yang diduga ilegal di provinsi tengah negara tersebut. Operasi yang dilakukan pada Sabtu (31/8/2024) di Tourist Garden Resort, kota Lapu-Lapu, berhasil menahan 162 warga negara asing (WNA).

Penggerebekan ini merupakan bagian dari tindakan keras yang sedang berlangsung setelah Presiden Ferdinand Marcos Jr. melarang judi online sejak Juli lalu. Kebijakan ini diambil menyusul maraknya pelanggaran hukum dan berbagai kejahatan yang terkait dengan industri perjudian online di Filipina.

"Kami telah menemukan bukti yang cukup untuk mengajukan tuduhan pelanggaran kejahatan siber, fasilitasi perjudian terkait kejahatan siber, dan perdagangan manusia," ujar Winston Casio, juru bicara Komisi Anti-Kejahatan Terorganisir Kepresidenan.

1. Kedutaan Indonesia minta penyelamatan 8 WNI

Operasi ini dilakukan setelah Kedutaan Besar Indonesia di Manila meminta penyelamatan delapan warga negaranya yang dilaporkan dipaksa bekerja di pusat perjudian online. Filipina menemukan setidaknya tiga lokasi penipuan yang dijalankan oleh warga negara China, Indonesia, dan Myanmar di dalam kompleks tersebut.

Melansir dari Bangkok Post, total 162 warga negara asing ditemukan bekerja di kompleks tersebut. Rinciannya adalah 83 warga China, 70 Indonesia, 6 Myanmar, 2 Taiwan, dan 1 Malaysia.

"Para warga negara asing yang ditangkap akan diterbangkan ke Manila untuk menghadapi investigasi oleh Biro Imigrasi dan kemungkinan deportasi," kata otoritas setempat. 

Selain itu, pemilik kompleks hotel juga ditangkap dan dapat menghadapi tuduhan kriminal, termasuk menampung orang asing yang tinggal secara ilegal.

"Kami akan mengusulkan kepada pihak berwenang untuk mengajukan kasus terhadap pemilik resor yang mengizinkan properti mereka digunakan oleh warga asing ilegal dalam operasi terselubung mereka," kata Komisaris Imigrasi, Norman Tansingco.

Baca Juga: Filipina Sebut China sebagai Biang Kerok Perdamaian Asia Tenggara

2. Presiden Marcos Jr. larang perjudian online sejak Juli 2024

Presiden Marcos Jr. memerintahkan pelarangan operasi perjudian online yang diduga sebagian besar dijalankan oleh China pada Juli 2024.

Marcos menyatakan, judi ilegal skala besar ini telah mengabaikan hukum Filipina dengan pelanggaran besar-besaran terhadap peraturan. Mereka juga melakukan kejahatan lain, termasuk penipuan keuangan, perdagangan manusia, penyiksaan, penculikan, dan pembunuhan.

Pelarangan operasi perjudian online oleh Marcos Jr. disambut baik oleh Beijing. Tindakan ini telah menyebabkan penutupan beberapa kompleks besar. Di kompleks tersebut, ribuan warga China, Vietnam, Indonesia, dan negara Asia Tenggara lainnya diduga direkrut secara ilegal dan dipaksa bekerja dalam kondisi dibawah tekanan.

3. Mantan wali kota diduga terlibat perjudian online

Selain penggerebekan ini, Filipina juga sedang melacak seorang mantan wali kota kota kecil di provinsi Tarlac. Ia diduga memiliki hubungan dengan kompleks perjudian online besar.

Alice Guo, mantan wali kota tersebut, dituduh menyembunyikan kewarganegaraan China-nya untuk dapat menjabat posisi publik yang diperuntukkan bagi warga negara Filipina.

Senator Filipina mengatakan industri perjudian online yang masif telah berkembang di seluruh negeri. Hal ini sebagian besar karena korupsi di badan pengatur pemerintah dan penyuapan besar kepada pejabat.

"Ini akan menjadi peringatan bagi mereka yang mungkin mencoba memulai operasi perjudian online ilegal yang telah dilarang oleh Presiden," ucap Tansingco.

Baca Juga: Jepang Marah karena Kapal China Masuki Teritorinya Tanpa Izin

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya