FBI Temukan Akun Medsos yang Diduga Terkait Penembak Trump 

Akun dipenuhi komentar antiimigrasi dan antisemitisme

Intinya Sih...

  • FBI menemukan akun media sosial terkait pelaku percobaan pembunuhan Donald Trump, berisi lebih dari 700 komentar ekstrem.
  • Penembakan terjadi saat Trump berkampanye di Pennsylvania, menimbulkan kekhawatiran keamanan tokoh politik tinggi AS.
  • Secret Service mengakui kegagalan keamanan serius dan berjanji untuk meningkatkan prosedur keamanan acara.

Jakarta, IDN Times - FBI mengungkapkan telah menemukan akun media sosial yang diduga terkait dengan Thomas Crooks, pelaku percobaan pembunuhan mantan Presiden AS, Donald Trump. Akun tersebut berisi lebih dari 700 komentar ekstrem yang mencerminkan tema antisemitisme dan antiimigrasi.

Penemuan ini diungkapkan oleh Deputi Direktur FBI Paul Abbate dalam sidang Kongres AS pada Selasa (30/7/2024). Meski demikian, FBI menegaskan bahwa mereka masih berupaya memverifikasi kepemilikan akun tersebut dan belum dapat memastikan motif pasti di balik upaya pembunuhan Trump.

Insiden penembakan terjadi pada 13 Juli 2024 di Butler, Pennsylvania, saat Trump sedang menggelar kampanye politik. 

Baca Juga: Kepala Dinas Rahasia AS Mundur Usai Gagal Lindungi Trump 

1. FBI telusuri akun media sosial berkonten ekstrem

Abbate menyatakan bahwa akun yang sedang diselidiki berasal dari periode 2019-2020, saat Crooks berusia sekitar 15-16 tahun.

"Beberapa komentar ini, jika terbukti dapat dikaitkan dengan penembak, tampaknya mencerminkan tema antisemitisme dan anti-imigrasi untuk mendukung kekerasan politik dan digambarkan sangat ekstrem," ujar Abbate, dikutip dari The Guardian.

FBI masih berhati-hati dalam mengaitkan akun tersebut dengan Crooks. Hal ini mengingat sebelumnya mereka pernah keliru mengaitkan sebuah akun game dengan Crooks yang ternyata adalah palsu.

"Kami masih bekerja untuk memverifikasi akun ini guna menentukan apakah itu benar-benar milik penembak," tambah Abbate.

Sementara itu, Trump dilaporkan telah setuju untuk berpartisipasi dalam wawancara korban dengan FBI terkait upaya pembunuhan terhadap dirinya. Langkah ini diharapkan dapat membantu penyelidikan lebih lanjut.

2. Kronologi penembakan Trump

Insiden penembakan terjadi saat Trump sedang berkampanye di Butler, Pennsylvania. Crooks berhasil menembakkan delapan peluru dari atap gedung di dekat lokasi kampanye. Dilansir dari NPR, salah satu peluru atau pecahan peluru mengenai telinga Trump.

Selain Trump, insiden tersebut juga menewaskan satu orang peserta kampanye dan melukai dua lainnya. Crooks sendiri tewas di tempat setelah ditembak oleh penembak jitu Secret Service yang bertugas mengamankan acara tersebut.

Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang keamanan tokoh-tokoh politik tinggi di AS, terutama menjelang pemilihan presiden November mendatang. Insiden ini juga memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pengamanan yang dilakukan oleh Secret Service.

Baca Juga: Netanyahu Pidato di Kongres AS, Puji Biden dan Trump

3. Secret Service akui kegagalan dan berjanji tingkatkan keamanan

Pasca insiden, Secret Service mengakui adanya kegagalan keamanan yang serius. Ronald Rowe Jr., yang baru ditunjuk sebagai Direktur Secret Service setelah pengunduran diri Kimberly Cheatle, menyatakan rasa malunya atas kelalaian keamanan tersebut.

"Sebagai petugas penegak hukum karier dan veteran selama 25 tahun di Secret Service, saya tidak bisa membela mengapa atap itu tidak diamankan dengan lebih baik," ungkap Rowe, dilansir dari The Guardian.

Secret Service berjanji untuk meningkatkan prosedur keamanan, termasuk penggunaan drone untuk mendeteksi ancaman di atap dan area tinggi lainnya. Rowe juga menegaskan bahwa setiap rencana keamanan acara akan diperiksa oleh beberapa supervisor berpengalaman sebelum diterapkan.

Meski demikian, beberapa senator Republik mengkritik keras Secret Service dan menuntut pertanggungjawaban lebih lanjut. Senator Josh Hawley dari Missouri mendesak agar lebih banyak pejabat dipecat, sementara Senator Roger Marshall dari Kansas menuduh Secret Service mengalami inkompetensi atau masalah budaya.

Baca Juga: Donald Trump: Kamala Harris Lebih Mudah Dikalahkan

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya