Debat Kedua: Trump Tolak Tantangan Kamala Harris

Trump klaim dirinya memenangkan debat

Intinya Sih...

  • Kamala Harris menantang Donald Trump untuk debat lanjutan setelah perdebatan sengit di Philadelphia.
  • Trump menolak tantangan debat, menyatakan bahwa Harris hanya menginginkan debat ulang karena dia kalah.
  • Debat presiden antara Harris dan Trump menarik perhatian besar publik dengan 67,1 juta penonton.

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris pada Kamis (12/9/2024) menantang mantan Presiden Donald Trump untuk mengadakan debat lanjutan. Namun, Trump menolak tantangan debat tersebut.

Tantangan ini muncul hanya dua hari setelah perdebatan sengit mereka di Philadelphia yang disiarkan oleh ABC News. Harris menegaskan bahwa mereka berhutang pada para pemilih untuk melakukan debat lagi. Hal ini disampaikan Harris dalam kampanye di Charlotte, North Carolina. 

Sebuah jajak pendapat CNN/SSRS terhadap pemilih terdaftar yang menonton debat Selasa lalu secara luas sepakat bahwa Harris tampil lebih baik daripada Trump.

Meskipun demikian, persaingan antara kedua kandidat tetap sangat ketat di negara-negara kunci seperti Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin. Jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Kamis menunjukkan Harris memiliki keunggulan lima poin atas Trump secara nasional.

1. Trump klaim menang dan tuding moderator berpihak

Trump berargumen bahwa Harris hanya menginginkan debat ulang karena dia kalah.

Melalui platform Truth Social, Trump menulis, "Ketika seorang petinju kalah dalam pertarungan, kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah 'Saya ingin pertandingan ulang'."

Mantan presiden tersebut juga mengklaim bahwa moderator ABC tidak adil dan berpihak pada Harris dalam debat.

"Kami tidak menganggapnya perlu. Kami pikir kami telah membahas semuanya dan saya rasa mereka juga tidak menginginkannya," kata Trump, dilansir dari BBC. 

Namun, tim kampanye Harris tidak menerima pengumuman Trump begitu saja. Dilansir dari CNN, seorang penasihat senior Harris mengatakan bahwa Trump dapat mengubah sikapnya kapan saja. Ia memperkirakan masih ada kemungkinan untuk debat kedua.

2. Debat Trump-Harris ditonton 67 juta orang

Debat presiden antara Harris dan Trump menarik perhatian besar publik. Menurut perusahaan analitik media Nielsen, 67,1 juta orang menonton debat tersebut. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan 51,3 juta yang menyaksikan debat Juni antara Trump dan Biden.

Robert F. Kennedy Jr., mantan kandidat presiden independen yang kini mendukung Trump, mengakui keunggulan Harris dalam debat. Berbicara di Fox News, Kennedy mengatakan bahwa meskipun Trump menang dalam hal substansi, Harris unggul dalam hal penyampaian, kehalusan, organisasi, dan persiapannya.

Sementara debat calon presiden lanjutan masih belum pasti, debat calon wakil presiden telah dijadwalkan. Calon wakil presiden Trump, Senator JD Vance dari Ohio dan dan calon wakil presiden Harris, Gubernur Tim Walz dari Minnesota akan berdebat pada 1 Oktober. 

3. Harris kritik Trump soal Obamacare dan Project 2025

Di tengah kontroversi debat, Harris terus menggencarkan kampanyenya. Dia mengadakan rapat umum di dua kota terbesar North Carolina, Charlotte dan Greensboro.

Dalam pidatonya, Harris mengkritik Trump karena tidak memiliki rencana konkret untuk menggantikan Undang-undang Perawatan Terjangkau (Obamacare).

"Trump tidak punya rencana nyata untuk menggantikan Obamacare. Dia hanya bicara soal konsep, bukan rencana konkret. Ini berbahaya, karena 45 juta warga Amerika bergantung pada Obamacare untuk asuransi kesehatan mereka. Trump ingin menghapusnya tanpa solusi jelas," ujar Harris, dilansir dari The Guardian. 

Harris juga membahas "Project 2025", sebuah rencana yang disebut-sebut sebagai panduan untuk pemerintahan Trump kedua yang dinilai berbahaya. Namun, Trump berulang kali telah menyangkal keterlibatannya dengan dokumen ini.

Baca Juga: Taylor Swift Bakal Milih Kamala Harris dalam Pemilihan AS

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya