Calon Pemimpin Interpol Terseret Kasus Penculikan Pengusaha India 

Mubita Nawa dari Zambia jadi kandidat sekjen Interpol

Jakarta, IDN Times - Mubita Nawa, salah satu kandidat kuat untuk posisi kepala Interpol, terseret dalam kasus penculikan dan upaya pemerasan terhadap dua pengusaha India. Nawa, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Komisaris Kepolisian Zambia, merupakan satu dari empat kandidat dalam daftar pendek untuk posisi Sekretaris Jenderal Interpol.

Pengacara Vinod dan Uddit Sadhu, dua pengusaha India yang menjadi korban, telah mengirimkan surat kepada Interpol. Mereka menyatakan bahwa tuduhan terhadap Nawa membuatnya tidak tepat untuk memimpin organisasi kepolisian internasional tersebut.

Meski tersandung skandal, Nawa tetap mendapat dukungan kuat dari negara-negara anggota Uni Afrika. Pengumuman kepala Interpol yang baru diperkirakan akan segera dilakukan dalam waktu dekat.

1. Kronologi penculikan dan pemerasan

Melansir dari The Guardian, dugaan penculikan dan pemerasan terhadap Sadhu bersaudara terjadi pada September 2022. Saat itu, Nawa masih menjabat sebagai Wakil Direktur Criminal Investigation Department (CID) Zambia.

Sadhu bersaudara mengaku diculik oleh sekelompok orang yang menyamar sebagai polisi.

"Mereka dibawa paksa menggunakan mobil van tak bertanda, kemudian dibawa ke sebuah kediaman pribadi di Lusaka," tulis surat pengacara Sadhu, dilansir dari Dagens.

Di lokasi tersebut, korban mengalami berbagai ancaman dan paksaan. Beruntung, salah satu dari mereka berhasil meminta bantuan menggunakan ponsel yang disembunyikan. Namun, penderitaan mereka belum berakhir.

"Setelahnya, mereka dipindahkan ke kantor polisi. Di sana, ancaman dan paksaan terus berlanjut dari para penculik, penyerang, dan pemerasan baru, termasuk Nawa," ungkap pengacara Sadhu bersaudara.

Baca Juga: Gawat! 110 Orang Tewas akibat Gelombang Panas di India

2. Sengketa bisnis bernilai triliunan rupiah

Kasus ini rupanya berkaitan erat dengan sengketa bisnis bernilai besar. Sadhu bersaudara merupakan pemilik Sun Pharmaceuticals, perusahaan yang dianugerahi sekitar 117 juta franc Swiss (sekitar Rp2,1 triliun) oleh Mahkamah Agung Zambia.

Pembayaran tersebut merupakan kompensasi atas kelebihan pembayaran pinjaman dari Bank Pembangunan Zambia. Meski sudah diputuskan pengadilan, Zambia hingga kini belum melakukan pembayaran.

Sejak putusan tersebut, Sadhu bersaudara mengaku mendapat tekanan ekstrem dan ilegal untuk melepaskan hak pembayaran mereka. Tekanan ini diduga datang dari orang-orang yang dekat dengan pemerintah Zambia, termasuk Nawa dan rekan-rekannya.

Saat ini, Sadhu bersaudara telah memulai proses hukum terhadap sejumlah petugas kepolisian dan pejabat pemerintah yang bertugas. Kasus tersebut dijadwalkan akan disidangkan pada Oktober tahun ini, dengan Nawa diperkirakan akan menjadi saksi kunci.

3. Bantahan kepolisian Zambia atas tuduhan Sadhu bersaudara

Menanggapi tuduhan tersebut, Kepolisian Zambia membantah tuduhan tersebut.

"Kami dengan tegas menolak tuduhan jahat tersebut. Tuduhan ini sama sekali tidak berdasar dan dimaksudkan untuk mencoreng citra Mubita Nawa menjelang pemilihan Sekretaris Jenderal Interpol," kata juru bicara Kepolisian Zambia.

Polisi Zambia justru mengklaim Sadhu bersaudara sebagai tersangka dalam penyelidikan penipuan. Mereka diduga telah mengubah struktur saham Sun Pharmaceuticals secara ilegal.

Di sisi lain, juru bicara Sadhu bersaudara membantah balik tudingan tersebut. Mereka menegaskan Sadhu bersaudara tidak melarikan diri dari Zambia.

"Mereka tinggal di Zambia selama setahun setelah penculikan. Namun kini mereka terpaksa meninggalkan negara itu karena takut akan penculikan dan kekerasan dari sindikat yang mencoba mencuri uang Sun Pharma," jelasnya.

Baca Juga: Zambia Penjarakan 22 Warga China karena Penipuan Online

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya