AS Peringatkan Iran Hampir Capai Kemampuan Produksi Bom Nuklir

Blinken salahkan Trump atas perkembangan nuklir Iran

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) khawatir terhadap kemajuan program nuklir Iran. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengungkapkan bahwa Iran kini hanya membutuhkan waktu satu hingga dua minggu untuk memproduksi bahan fisil yang cukup untuk membuat senjata nuklir.

Pernyataan ini disampaikan Blinken pada Jumat (19/7/2024) dalam Forum Keamanan Aspen di Colorado. Ia menyatakan bahwa situasi saat ini dengan Iran sedang tidak baik. Kemajuan signifikan program nuklir Iran terjadi setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

Meskipun Iran belum memproduksi senjata nuklir, AS tetap waspada dan memantau dengan sangat hati-hati setiap tanda-tanda ke arah pengembangan senjata tersebut. Blinken menekankan pentingnya diplomasi dalam mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

1. Kekhawatiran AS terhadap program nuklir Iran meningkat

Pejabat tinggi AS mencatat peningkatan komentar publik dari pejabat Iran mengenai kemungkinan pengembangan senjata nuklir sejak April. Hal ini semakin mempertegas kekhawatiran AS terhadap program nuklir Iran.

Blinken menyalahkan keputusan pemerintahan Trump yang menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 sebagai penyebab utama kemajuan program nuklir Iran.

"Ketika kesepakatan nuklir dibuang, Iran yang sebelumnya setidaknya satu tahun jauhnya dari memiliki kapasitas untuk memproduksi bahan fisil untuk senjata nuklir, kini mungkin hanya satu atau dua minggu jauhnya dari melakukan itu," ujar Blinken, dilansir dari Associated Press.

Meskipun Iran mengklaim program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil, AS dan komunitas internasional meragukan klaim tersebut.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) semakin kritis terhadap aktivitas nuklir Iran yang dinilai membahayakan. Menurut laporan IAEA, Iran telah menimbun uranium yang diperkaya dalam jumlah besar yang cukup untuk program senjata.

Baca Juga: Iran Bantah Tuduhan Terlibat dalam Rencana Pembunuhan Trump

2. Upaya diplomasi AS-Iran menghadapi tantangan besar

Meskipun situasi semakin tegang, AS masih berharap diplomasi nuklir dengan Iran bisa dilanjutkan untuk mencegah negara tersebut memiliki senjata nuklir.

"Kami telah mencoba melakukan diplomasi nuklir lagi. Karena, jika Anda bisa setidaknya menyelesaikan satu masalah, yaitu Iran yang berpotensi memiliki senjata nuklir, itu secara inheren adalah hal yang baik," ujar Blinken, dilansir dari Iran International

Presiden terpilih Iran baru-baru ini menyatakan keterbukaan untuk terlibat dengan Barat. Namun, pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa kembali ke kesepakatan nuklir tidak lagi layak karena tindakan Iran selama beberapa tahun terakhir.

"Kami berada di dunia yang sangat berbeda, banyak waktu telah berlalu, Iran telah melakukan banyak hal yang membuat kembali ke JCPOA (kesepakatan nuklir 2015) tidak layak," ujar pejabat tersebut kepada CNN.

AS juga menyatakan tidak ada harapan pemilihan presiden baru Iran akan mengubah perilaku negara itu secara fundamental. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan bahwa pada akhirnya bukan presiden yang memiliki kata akhir atas masa depan kebijakan Iran, melainkan Pemimpin Tertinggi.

3. AS peringatkan Iran untuk tidak membuat senjata nuklir

AS Peringatkan Iran Hampir Capai Kemampuan Produksi Bom NuklirPemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei. (twitter.com/Khamenei Media)

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan AS belum melihat keputusan Iran untuk benar-benar mengembangkan bom nuklir saat ini. Namun, ia memperingatkan jika Iran mulai bergerak ke arah itu, "mereka akan menemukan masalah nyata dengan AS."

Blinken menyebut Iran juga telah membuat kemajuan dalam mengembangkan aspek kunci senjata nuklir sejak April. AS menegaskan bahwa kebijakan mereka adalah mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir, dan lebih memilih untuk menghentikan hal tersebut melalui jalur diplomasi.

Meskipun situasi semakin tegang, AS masih percaya bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, belum memberikan persetujuan akhir untuk pengembangan senjata nuklir.

Namun, dengan kemajuan program nuklir Iran yang semakin cepat, AS dan sekutunya tetap waspada dan siap mengambil tindakan jika diperlukan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Baca Juga: Kalahkan Jalili, Masoud Pezeshkian Terpilih Jadi Presiden Iran

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya