AS Kirim Pasukan ke Alaska Respons Aktivitas Militer Rusia-China 

130 tentara AS dikirim ke Pulau Shemya dekat Rusia

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) meningkatkan kehadiran militernya di Alaska untuk merespons meningkatnya aktivitas militer Rusia dan China di wilayah tersebut. Pada 12 September 2024, AS memindahkan sekitar 130 tentara beserta peluncur roket bergerak ke Pulau Shemya di Alaska.

Dilansir dari AP,  dalam seminggu terakhir, 8 pesawat militer Rusia dan 4 kapal angkatan laut, termasuk 2 kapal selam, mendekati wilayah AS. Sementara itu, Rusia dan China juga sedang melakukan latihan militer bersama "Ocean-24" di Samudra Pasifik dan Arktik.

"Kami secara cermat memantau aktivitas tersebut, dan kami siap untuk meresponsnya," kata juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Mayjen Pat Ryder.

1. Pulau Shemya jadi lokasi strategis AS

Pulau Shemya terletak sekitar 1.930 km barat daya Anchorage dan kurang dari 480 km dari pantai Rusia. Lokasi ini menjadi titik strategis bagi AS untuk memantau aktivitas di wilayah tersebut. Sebagai bagian dari latihan "operasi proyeksi kekuatan", AS mengirimkan dua sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi (HIMARS) ke pulau ini.

Latihan militer ini melibatkan pasukan payung, artileri, dan radar dari Alaska, Hawaii, dan Washington.

"Operasi ke Pulau Shemya menunjukkan kemampuan divisi untuk merespons peristiwa di Indo-Pasifik atau seluruh dunia dengan cepat," ujar Joseph Hilbert, komandan jenderal Divisi Lintas Udara ke-11 AS, dilansir dari USA Today. 

Pulau Shemya memiliki Stasiun Udara Eareckson. Stasiun ini merupakan instalasi radar peringatan dini yang dapat melacak rudal balistik dan objek lainnya. Keberadaan stasiun ini memperkuat posisi strategis AS di wilayah tersebut.

Baca Juga: Microsoft: Rusia Sebar Video Hoaks Kamala Harris Lakukan Tabrak Lari 

2. Rusia tingkatkan aktivitas militer dekat Alaska

Peningkatan aktivitas militer Rusia di dekat Alaska menjadi perhatian serius bagi AS. Penjaga Pantai AS melaporkan bahwa kapal mereka, Stratton, melacak 4 kapal Angkatan Laut Rusia di Laut Chukchi. Kapal-kapal tersebut berada sekitar 96 km barat laut Point Hope, Alaska.

Kapal-kapal Rusia memasuki perairan AS untuk menghindari es laut. Tindakan ini diizinkan berdasarkan aturan dan kebiasaan internasional.

Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) melaporkan adanya peningkatan insiden pesawat Rusia memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska (ADIZ). Pada Juli 2024, AS dan Kanada bahkan harus mencegat dua pesawat pembom Rusia dan dua pesawat pembom China yang terbang bersama di ADIZ Alaska.

"Kami secara aktif berpatroli di perbatasan maritim kami di Laut Bering, Selat Bering, dan Laut Chukchi. Kami menggunakan kapal dan pesawat terbesar serta paling canggih untuk melindungi kepentingan AS," ujar Megan Dean dari Penjaga Pantai AS, dilansir dari CBS News. 

3. Pejabat AS serukan penguatan kehadiran militer

Meningkatnya aktivitas militer di wilayah Arktik memicu berbagai respons dari pejabat AS. Senator Dan Sullivan dari Alaska menyerukan kehadiran militer AS yang lebih besar di Kepulauan Aleutian.

"Dalam dua tahun terakhir, kita telah melihat latihan udara dan laut gabungan Rusia-China di lepas pantai kita. Kita juga melihat balon mata-mata China melayang di atas komunitas kita," ujar Sullivan dalam sebuah pernyataan.

Sullivan juga mendesak Angkatan Laut AS untuk membuka kembali pangkalannya di Adak yang ditutup sejak 1997. Langkah ini dianggap penting untuk memperkuat posisi AS di wilayah tersebut.

Insiden-insiden ini menegaskan peran penting Arktik dalam persaingan kekuatan besar antara AS, Rusia, dan China. Wilayah Arktik sendiri semakin mudah diakses akibat perubahan iklim. 

Baca Juga: Ukraina Minta Sekutu Barat Beri Izin Serang Militer Rusia 

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya