Zelenskyy Tuduh Rusia dan China Ganggu Konferensi Perdamaian Ukraina

Rusia dan China tidak akan datang ke konferensi

Intinya Sih...

  • Presiden Ukraina menuduh Rusia dan China merusak konferensi perdamaian di Swiss
  • Rusia dituduh mengganggu pertemuan dengan ancaman blokade, China menekan negara lain untuk tidak hadir
  • Zelenskyy meminta pejabat pertahanan negara lain hadiri dialog, dan menyampaikan laporan intelijen temukan persenjataan Rusia berasal dari Beijing

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia dan China berusaha merusak konferensi perdamaian mengenai perang di Ukraina yang diselenggarakan di Swiss pada bulan depan. Hal itu disampaikan Zelenskyy dalam konferensi keamanan Asia di Singapura pada Minggu (2/6/2024).

Sejauh ini 106 negara telah menyatakan akan mengirimkan perwakilan tingkat tinggi atau pemimpin mereka ke pertemuan tersebut. Kedua negara yang dituduh telah menyampaikan tidak akan hadir dalam konferensi.

1. China dan Rusia dituduh memberikan tekanan ke negara lain

Dilansir BBC, Zelenskyy mengatakan Rusia berusaha mengganggu rencana pertemuan tersebut dengan menekan negara-negara lain untuk tidak hadir. Tetanggannya itu dituduh melakukan ancaman blokade terhadap barang-barang pertanian, barang-barang kimia, dan energi.

Dia kemudian menyebut China juga berusaha menekan negara-negara tidak datang ke pertemuan, tidak seperti Amerika Serikat (AS) yang berjanji untuk mengirimkan perwakilan tingkat tinggi dan mendorong negara lain hadir.

Pemimpin Ukraina menuduh Moskow melakukan segala upaya untuk mengganggu pertemuan puncak perdamaian dengan menggunakan pengaruh dari sekutunya di kawasan dan diplomat untuk melakukannya.

“Sangat disayangkan bahwa negara yang besar, mandiri, dan kuat seperti China hanya menjadi instrumen di tangan Putin (presiden Rusia)," tambahnya.

Swiss berharap China akan menghadiri dialog perdamaian, tapi Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri negara tersebut memberi isyarat pada hari Jumat bahwa hal itu tidak akan terjadi. Negara Asia itu menyerukan konferensi perdamaian dengan partisipasi yang setara dari semua pihak, termasuk Rusia, yang belum diundang, tapi Moskow telah memberitahu Swiss tidak ingin berpartisipasi.

“Masih ada kesenjangan yang jelas antara pengaturan pertemuan dan tuntutan pihak China, serta harapan umum masyarakat internasional. Hal ini mempersulit China untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Zelenskyy Lobi-Lobi Cari Dukungan di Shangri-La Dialogue

2. Zelenskyy minta negara lain menghadiri pertemuan di Swiss

Zelenskyy Tuduh Rusia dan China Ganggu Konferensi Perdamaian UkrainaPresiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (X.com/Volodymyr Zelenskyy / Володимир Зеленський)

Dilansir Associated Press, sehari sebelumnya dalam acara tersebut, Zelenskyy meminta pejabat tinggi pertahanan negara lain untuk menghadiri dialog di Swiss. Dia mengatakan akan mengajukan sebuah proposal sebagai dasar perdamaian, mengatasi keamanan nuklir, ketahanan pangan, pembebasan tawanan perang, dan kembalinya anak-anak Ukraina yang diculik oleh Rusia.

“Waktu hampir habis, dan anak-anak tumbuh di tanah Putin dimana mereka diajari untuk membenci tanah air mereka,” katanya, menambahkan siap mendengarkan berbagai usulan dan pemikiran yang mengarah pada perdamaian.

Dia mengatakan semakin besar partisipasi semakin besar kemungkinan lawan perangnya akan mendengarkan.

“Mayoritas global dapat memastikan dengan keterlibatan mereka bahwa apa yang disepakati benar-benar dilaksanakan,” katanya.

Presiden tersebut mengatakan berencana bertemu langsung dengan perdana menteri Singapura untuk memintanya berpartisipasi langsung dalam pembicaraan di Swiss. Selain itu juga berencana mengunjungi Filipina untuk mengundang pemimpin negaranya.

Baca Juga: China Ngotot Siap Hentikan Paksa Kemerdekaan Taiwan!

3. China dituduh beri dukungan senjata untuk Rusia

Zelenskyy Tuduh Rusia dan China Ganggu Konferensi Perdamaian UkrainaBendera China. (Pixabay.com/PPPSDavid)

Zelenskyy mengatakan Presiden China Xi Jinping sebelumnya telah berjanji kepadanya bahwa mereka akan menyingkir dalam perang dan tidak akan mendukung Rusia dengan senjata. Namun, ia menyampaikan laporan dari berbagai intelijen menemukan ada bagian dari persenjataan Rusia yang berasal dari Beijing.

AS mengatakan Beijing membantu Moskow membuat lebih banyak amunisi, kendaraan lapis baja, dan rudal. Diperkirakan sekitar 70 persen peralatan mesin dan 90 persen mikroelektronika diimpor dari sana.

Pada Minggu, Menteri Pertahanan China Dong Jun mengatakan mereka tidak memasok senjata ke pihak yang berkonflik dengan Ukraina. Dia juga mengatakan negaranya sudah menerapkan kontrol ketat terhadap ekspor teknologi penggunaan ganda, yaitu barang yang dapat digunakan untuk keperluan militer.

“Kami tidak pernah melakukan apa pun untuk mengobarkan api. Kami berdiri teguh di sisi perdamaian dan dialog,” katanya.

Beijing telah menopang perekonomian sekutunya itu dengan membeli minyak dan gas dalam jumlah besar, sehingga mengurangi dampak sanksi dari Barat.

Baca Juga: Temui Prabowo, Zelenskyy Harap RI Hadiri KTT Perdamaian di Swiss

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya