Uni Eropa Setujui RUU Restorasi Alam, Apa Dampaknya?

Dikhawatirkan menjadi undang-undang ompong

Jakarta, IDN Times - Parlemen Eropa menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) mengenai restorasi alam dan keanekaragaman hayati pada Kamis (9/11/2023). RUU itu masih harus disetujui secara resmi oleh anggota Uni Eropa (UE) dan aturan akan berlaku 20 hari setelah dirilis dalam jurnal resmi UE. 

Namun, RUU itu mendapat kritik karena beberapa persyaratan telah dipermudah. Hal itu terjadi karena Partai Rakyat Eropa (EPP) menentang rancangan awal RUU yang dianggap dapat mengancam ketahanan pangan.

1. Rencana target restorasi alam hingga 2050

Uni Eropa Setujui RUU Restorasi Alam, Apa Dampaknya?Potret hutan. (Unsplash.com/Sergei A)

Dilansir Euro News, peraturan itu akan menerapkan rencana pemulihan alam setidaknya 20 persen wilayah daratan dan lautan UE pada 2030, dan seluruh ekosistem yang memerlukan restorasi pada 2050.

“Untuk mencapai target ini, negara-negara UE harus memulihkan setidaknya 30 persen tipe habitat yang tercakup dalam undang-undang baru ini ke kondisi yang baik pada 2030, meningkat menjadi 60 persen pada 2040, dan 90 persen pada 2050,” menurut pernyataan Parlemen Eropa.

Menurut data UE, 80 persen habitat di blok tersebut berada dalam kondisi buruk. Selain itu, 10 persen spesies lebah dan kupu-kupu menghadapi kepunahan, dan 70 persen tanah tidak dalam kondisi baik.

"Kami bangga dengan hasil bersejarah yang menetapkan peraturan ambisius dan bisa diterapkan untuk semua,” kata Pascal Canfin, ketua komite lingkungan hidup parlemen.

Saat ini, jabatan presiden bergilir UE dipegang oleh Spanyol. Menteri Transisi Ekologi Spanyol, Teresa Ribera Rodriguez, meyakini RUU itu akan membantu memulihkan alam.

“Ini akan membantu kita membangun kembali tingkat keanekaragaman hayati yang sehat di seluruh negara anggota dan melestarikan alam untuk generasi mendatang, sekaligus memerangi perubahan iklim," kata Ribera Rodriguez.

Baca Juga: Ghana Dapat Bantuan Militer dari Uni Eropa untuk Lawan Teroris

2. Beberapa persyaratan dipermudah agar RUU didukung

Uni Eropa Setujui RUU Restorasi Alam, Apa Dampaknya?Bendera Uni Eropa. (Unsplash.com/Guillaume Périgois)

Dilansir DW, kesepakatan tersebut dicapai setelah terjadi negosiasi intensif mengenai dampak penerapan aturan terhadap industri dan pertanian. EPP menentang rancangan tersebut karena persyaratan renovasi 10 persen lahan pertanian, dianggap menghasilkan aturan yang lebih lunak.

Di tengah perdebatan, beberapa target yang diusulkan adalah restorasi lahan gambut dikurangi skalanya. Lahan gambut adalah ekosistem yang tergenang air seperti rawa, yang dapat berkontribusi melawan perubahan iklim karena kemampuannya menyimpan emisi karbon dioksida (CO2). UE juga setuju untuk meningkatkan pendanaan untuk langkah-langkah peningkatan alam jika negara-negara anggota memerlukannya.

Namun, World Wind Fund for Nature (WWF) mengktritik RUU, dengan menyatakan bahwa itu sangat mengecewakan karena banyaknya pengecualian yang dimasukkan.

“Kami akhirnya memiliki undang-undang yang sangat dibutuhkan yang secara teori akan memaksa UE untuk mengambil tindakan nyata untuk memulihkan kondisi buruknya," kata Ioannis Agapakis, pengacara Konservasi Alam di ClientEarth.

“Namun, para perunding telah mengabaikan undang-undang tersebut hingga titik undang-undang tersebut berisiko menjadi ompong dalam praktiknya dan rentan terhadap penyalahgunaan. Banyak pengecualian dan kurangnya perlindungan hukum telah menjadi preseden yang sangat menakutkan bagi pembuatan undang-undang UE, bukan memperkuat UE menjadi yang terdepan dalam konservasi keanekaragaman hayati," kritiknya.

3. Anggota UE punya waktu dua tahun untuk menyiapkan rencana restorasi

Uni Eropa Setujui RUU Restorasi Alam, Apa Dampaknya?Bendera Uni Eropa. (Unsplash.com/Christian Lue)

Pengesahan final RUU akan sulit karena organisasi-organisasi meningkatkan kemungkinan terulangnya hal yang sama pada musim panas, ketika pengajuan RUU tersebut pertama kali ditolak oleh komite lingkungan hidup.

Chiara Martinelli, direktur Climate Action Network (CAN) Eropa, menggambarkan pemungutan suara komite parlemen sebagai rintangan terbesar untuk RUU tersebut. 

“Kami menyerukan kepada anggota Parlemen Eropa untuk melakukan pemungutan suara untuk menyetujui perjanjian tersebut, sehingga negara-negara anggota dapat segera membalikkan tren degradasi ekosistem Eropa dan bersama-sama mengatasi krisis iklim dan keanekaragaman hayati," tambahnya.

Setelah aturan disetujui, negara anggota UE akan diberikan waktu 2 tahun untuk menyerahkan rencana restorasi alam pertama mereka, yang menguraikan kebutuhan restorasi dan langkah-langkah yang akan dilakukan serta waktu implementasinya.

Baca Juga: Keluarga Israel Minta Bantuan AS-Eropa Lobi Hamas Bebaskan Keluarganya

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya