Serbia Kurangi Pasukan di Dekat Perbatasan dengan Kosovo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Serbia mengumumkan telah mengurangi jumlah pasukannya yang ditempatkan di perbatasan dengan Kosovo pada Senin (2/10/2023). Sebelumnya, Kosovo meminta agar Serbia mengurangi jumlah pasukan di sepanjang perbatasan.
Serbia meningkatkan jumlah pasukan di perbatasan setelah terjadi baku tembak di Kosovo utara pada 24 September, yang melibatkan polisi Kosovo dan orang Serbia. Insiden itu telah menimbulkan kekhawatiran mengenai stabilitas di wilayah tersebut.
Baca Juga: PM Kosovo: Serbia Menginginkan Perang!
1. Jumlah tentara berkurang menjadi 4.500 personel
Dilansir Reuters, pengurangan jumlah pasukan ini diumumkan oleh Jenderal Milan Mojsilovic, pemimpin militer Serbia. Dia mengatakan pasukan yang ditarik hampir setengahnya.
“Serbia telah mengerahkan 8.350 tentara di dekat (perbatasan) dengan Kosovo, dan mengurangi jumlah mereka menjadi 4.500 saat ini,” kata Mojsilovic.
Mojsilovic mengatakan kehadiran tentara di Zona Keamanan Darat, sebuah jalur selebar 5 km di Serbia di sepanjang perbatasan Kosovo telah kembali normal. Dia juga mengatakan negaranya belum secara resmi meningkatkan tingkat kesiapan tentaranya yang berjumlah 22.500 personel.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller mengatakan pemerintahnya belum memverifikasi secara independen penarikan tersebut, tapi akan menjadi langkah yang disambut baik jika penarikan tersebut benar.
“Kami terus prihatin terhadap siklus meningkatnya ketegangan dan kekerasan sporadis di Kosovo utara dan mendorong kedua belah pihak untuk kembali ke dialog yang difasilitasi,” kata Miller.
Baca Juga: Mau Redakan Ketegangan, Pemimpin Kosovo dan Serbia Bertemu
2. Serbia bantah melatih kelompok yang bentrok dengan polisi Kosovo
Editor’s picks
Dilansir Associated Press, Mojsilovic dan Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic telah membantah tuduhan pejabat Kosovo bahwa tentara Serbia melatih dan mempersenjatai kelompok yang terdiri dari sekitar 30 orang yang terlibat dalam baku tembak dengan polisi Kosovo di desa Banjska. Kejadian itu menewaskan seorang petugas polisi Kosovo dan tiga pemberontak.
Mojsilovic menambahkan pelatihan militer terkadang melibatkan tentara cadangan Serbia dari Kosovo, bekas wilayah Serbia yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada \2008, tapi mereka bukan bagian dari kelompok yang ambil bagian dalam bentrokan tersebut.
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menuduh bahwa teroris yang melakukan serangan baru-baru ini berlatih di dua pangkalan di Serbia dan mereka didukung Serbia yang berusaha mencaplok bagian utara Kosovo.
Baku tembak di Banjska menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Barat mengenai kemungkinan ketidakstabilan di Balkan. AS dan Uni Eropa telah berusaha merundingkan perjanjian untuk menormalisasi hubungan antara Serbia dan Kosovo setelah perang selama 1998-1999 yang kemudian diikuti oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang melakukan intervensi untuk memaksa Serbia menarik diri dari wilayah tersebut.
Peter Stano, juru bicara Komisi Eropa, mengatakan pembangunan militer di dekat Kosovo sangat memprihatinkan dan perlu segera dihentikan. Dia mendesak penyelidikan menyeluruh atas insiden di Kosovo dengan kerja sama penuh dari Serbia.
“Tidak ada tempat untuk penumpukan senjata dan pasukan keamanan di benua Eropa. Semua kekuatan harus mundur," kata Stano.
3. NATO meningkatkan pasukannya di Kosovo
NATO pekan lalu mengumumkan setelah krisisi ini pihaknya akan meningkatkan kehadiran penjaga perdamaiannya di Kosovo dengan sekitar 200 tentara Inggris. Juru bicara Dylan White memberi isyarat pada Minggu bahwa ini bukanlah segalanya, dengan mengatakan bala bantuan lebih lanjut akan menyusul dari sekutu lainnya.
NATO memiliki pasukan di Kosovo, yang disebut KFOR, dengan jumlah sekitar 4.500 tentara dari 27 negara. Pasukan itu dibentuk sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian yang dibentuk setelah pemboman NATO di Serbia pada 1999. Sebuah perjanjian yang mengakhiri konflik menjelaskan hubungan dengan militer Serbia dan kehadirannya di wilayah perbatasan.
“Kerja sama dengan KFOR baik dan berkesinambungan. Tentara Serbia yakin kehadiran tambahan unit KFOR (di Kosovo) dan terutama di wilayah tempat tinggal orang Serbia, akan meningkatkan situasi keamanan," kata Vucevic.
“Jika tentara Republik Serbia menerima perintah dari presiden, sebagai panglima tertinggi, agar unit-unitnya memasuki wilayah Kosovo dan Metohija sebagai bagian dari Republik Serbia, Tentara Serbia akan melaksanakan tugas tersebut secara efisien, profesional, dan sukses,” kata Vucevic, menambahkan bahwa KFOR akan diberitahu terlebih dahulu mengenai keputusan tersebut.
Baca Juga: Kosovo Minta Serbia Tarik Pasukannya dari Perbatasan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.