Serangan Afliasi Al-Qaeda di Burkina Faso Tewaskan 200 Orang

Tentara tidak berdaya menghadapi serangan

Intinya Sih...

  • Jama'at Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM) mengaku bertanggung jawab atas serangan di Barsalogho, Burkina Faso, yang menewaskan 200 orang dan melukai 140 lainnya.
  • Para penyerang melepaskan tembakan ke sekelompok orang yang sedang menggali parit untuk melindungi pos-pos keamanan, setelah insiden, beberapa tentara hilang dan para penyerang mengambil senjata dan ambulans militer.
  • Serangan pemberontak telah menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari 2 juta orang mengungsi dalam salah satu krisis yang paling terabaikan di dunia. Pada Minggu, Menteri Keamanan Burkina Faso Mahamadou Sana mengatakan pemerintah menanggapi

Jakarta, IDN Times - Kelompok bersenjata yang terkait dengan Al-Qaeda, Jama'at Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM), pada Minggu (25/8/2024), mengaku bertanggung jawab atas serangan sehari sebelumnya di wilayah Barsalogho. Korban tewas dalam serangan mencapai 200 orang dan 140 orang lainnya terluka.

Kelompok tersebut mengklaim telah memegang kendali atas wilayah Barsalogho, yang terletak sekitar 40 km di utara kota strategis Kaya. Selama bertahun-tahun kota itu digunakan pasukan keamanan untuk melawan pemberontak yang mencoba mendekati ibu kota Ouagadougou.

1. Pasukan pemerintah mengetahui serangan akan dilakukan

Serangan Afliasi Al-Qaeda di Burkina Faso Tewaskan 200 OrangIlustrasi personel militer. (Pexels.com/Pixabay)

Dilansir Al Jazeera, para penyerang melepaskan tembakan ke arah sekelompok orang yang sedang menggali parit untuk melindungi pos-pos keamanan. Setelah insiden, beberapa tentara hilang dan para penyerang mengambil senjata dan ambulans militer.

"Kami melihat pria, wanita, dan anak-anak tergeletak di dalam parit yang mereka gali sendiri. Secara efektif, parit-parit itu telah berubah menjadi kuburan massal," kata jurnalis Nicholas Haque dari Al Jazeera, yang melaporkan JNIM mengunggah video mengerikan mengenai serangan.

Haque mengatakan rumah sakit di daerah itu telah memanggil dokter, perawat, dan staf medis lainnya dari Kaya untuk merawat mereka yang terluka dalam serangan itu.

Tentara Burkina Faso telah mengetahui serangan akan terjadi dan meminta penduduk untuk menggali parit bersama pada Jumat.

"Hal itu menunjukkan keputusasaan pasukan Burkina Faso, yang telah kehilangan kendali atas setengah wilayahnya kepada kelompok bersenjata yang terkait dengan Al-Qaeda,” tambah jurnalis itu.

Baca Juga: Taliban Larang Suara dan Wajah Perempuan di Tempat Publik

2. Kekerasan sebabkan lebih dari 2 juta orang mengungsi

Serangan Afliasi Al-Qaeda di Burkina Faso Tewaskan 200 OrangIlustrasi kamp pengungsi. (Unsplash.com/Julie Ricard)

Dilansir Associated Press, saat ini separuh dari wilayah Burkina Faso berada di luar kendali pemerintah karena dikuasai kelompok pemberontak yang terkait dengan Al-Qaeda dan ISIS. Serangan pemberontak telah menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari 2 juta orang mengungsi dalam salah satu krisis yang paling terabaikan di dunia.

Setidaknya 4.500 orang, rata-rata 19 setiap hari, tewas tahun ini dalam serangan oleh kelompok bersenjata di negara tersebut, menurut Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata, sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di AS.

Pada Minggu, Menteri Keamanan Burkina Faso Mahamadou Sana mengatakan pemerintah menanggapi serangan itu dengan dukungan dari darat dan udara.

"Kami tidak akan menerima kebiadaban seperti itu di wilayah tersebut," ujarnya, menambahkan pemerintah telah mengarahkan bantuan medis dan kemanusiaan kepada semua yang terkena dampak dan pihak berwenang berkomitmen untuk melindungi nyawa.

Kekerasan di Burkina Faso telah memicu dua kudeta pada tahun 2022. Kapten Ibrahim Traore, pemimpin junta, mengajak para pengkritik untuk bergabung dengan militer sebagai hukuman, ia juga meminta warga sipil untuk membantu militer dalam upaya keamanan. Satuan tugas sipil, Relawan untuk Pertahanan Tanah Air (VDP), sudah bekerja sama erat dengan militer.

Wassim Nasr, seorang spesialis Sahel dan peneliti senior pada kelompok pemikir keamanan Soufan Center, mengatakan pemberontak aktif karena kontrol yang tidak efektif atas wilayah yang berbatasan dengan Mali dan Niger, yang juga berjuang melawan serangan kekerasan. Dia menyampaikan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pasukan keamanan negara dan VDP menyebabkan lebih banyak orang bergabung dengan pemberontak.

3. Burkina Faso berkerja sama dengan tentara bayaran Rusia

Serangan Afliasi Al-Qaeda di Burkina Faso Tewaskan 200 OrangBendera Rusia. (Pixabay.com/betexion)

Burkina Faso memutuskan hubungannya dengan negara-negara Barat seperti Prancis setelah militer menjalankan pemerintahan. Kehadiran pasukan asing itu untuk membantu pasukan keamanan negara menangani kelompok bersenjata.

Haque mengatakan bahwa baru-baru ini pemerintah telah meminta bantuan tentara bayaran Rusia untuk mendukungnya secara strategis, tapi juga untuk membantu membendung serangan. Negara itu juga menjalin kemitraan keamanan dengan negara-negara lain yang dipimpin junta dan dilanda konflik di wilayah Sahel Afrika.

"Meskipun ada bantuan itu, tampaknya serangan-serangan itu semakin mendekati ibu kota," kata Haque. Ia mencatat para pemimpin militer negara itu, yang berkuasa melalui kudeta pada tahun 2022, juga harus menghadapi beberapa upaya kudeta karena ketidakpuasan dengan cara negara itu berjuang melawan kelompok-kelompok bersenjata.

Baca Juga: Jumlah Korban Tewas di Gaza Capai 40.405 Orang 

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya