Rusia Salahkan AS Atas Serangan Ukraina ke Krimea

Serangan menggunakan rudal yang dipasok AS

Jakarta, IDN Times - Ukraina melancarkan serangan ke wilayah Krimea, yang menyebabkan empat orang tewas dan 151 orang terluka pada Minggu (23/6/2024). Terkait serangan tersebut, Rusia menyalahkan Amerika Serikat (AS) pada Senin (24/6/2024). 

Serangan itu menggunakan rudal ATACMS yang dipasok AS. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim semua rudal ATACMS diprogram oleh spesialis AS dan dipandu oleh satelit negara tersebut.

1. Rusia akan membalas AS

Rusia Salahkan AS Atas Serangan Ukraina ke KrimeaBendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Cristina Glebova)

Dilansir Reuters, pejabat Rusia mengatakan setidaknya dua anak tewas dalam serangan di Sevastopol pada hari Minggu. Orang-orang terlihat berlari dari pantai dekat Sevastopol dan beberapa orang yang terluka dibawa pergi dengan kursi berjemur.

“Anda harus bertanya kepada rekan-rekan saya di Eropa, dan terutama di Washington, para sekretaris pers, mengapa pemerintah mereka membunuh anak-anak Rusia,” kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin.

Peskov mengingatkan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang penempatan senjata konvensional yang lebih luas.

“Tentu saja, keterlibatan AS dalam pertempuran, yang mengakibatkan kematian warga Rusia yang damai, pasti mempunyai konsekuensi. Yang mana tepatnya, waktu yang akan menjawabnya."

Atas insiden tersebut, Duta Besar AS Lynne Tracy telah dipanggil Kementerian Luar Negeri Rusia. Pejabat itu diberitahu bahwa Washington melakukan perang hibrida dan sebenarnya menjadi pihak dalam konflik tersebut. Selain itu, dia juga memperingatkan akan adanya pembalasan.

Baca Juga: Ukraina Akan Tingkatkan Kekuatan Pertahanan Udara

2. Ukraina membela serangan ke Krimea

Rusia Salahkan AS Atas Serangan Ukraina ke KrimeaBendera Ukraina. (Unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Pada Senin, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengulangi klaim terkait rudal yang digunakan Ukraina. Dia mengatakan sistem tersebut tidak dapat digunakan tanpa partisipasi langsung dari militer AS, termasuk kemampuan satelit.

Senjata tersebut dipasok ke Ukraina selama lebih dari setahun. Sistem ini memungkinkan untuk menyerang sasaran hingga jarak 300 km jauhnya.

Mykhailo Podolyak, pembantu utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, membela serangan tersebut. Dia mengatakan semenanjung itu adalah kamp militer besar, yang menampung ratusan sasaran militer langsung dan disembunyikan Rusia dengan menempatkan warga sipilnya.

“Ukraina membuat keputusan sendiri mengenai sasarannya dan melakukan operasi militernya sendiri," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dilansir dari BBC. 

Moskow mencaplok Krimea pada 2014 dan hanya segelintir negara yang mengakui semenanjung itu sebagai bagian dari Rusia. Oleh karena itu, hal ini tidak termasuk dalam tuntutan AS agar Ukraina menahan diri dari menggunakan senjata yang dipasok untuk menyerang lawannya.

3. Rusia menargetkan negara yang memasok senjata ke Ukraina

Rusia Salahkan AS Atas Serangan Ukraina ke KrimeaIlustrasi senjata api. (Pexels.com/Dan Galvani Sommavilla)

Moskow telah berulang kali mengancam bakal menargetkan negara-negara pemasok senjata ke Ukraina, yang dianggap sebagai target militer sah.

“Jika seseorang berpikir bahwa mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kita dan menimbulkan masalah bagi kita, mengapa kita tidak mempunyai hak untuk memasok senjata dengan kelas yang sama ke wilayah-wilayah di dunia di mana akan terjadi serangan terhadap fasilitas-fasilitas sensitif di negara-negara (Barat) tersebut?” Kata Putin pada awal bulan ini.

Pada pekan lalu, Putin mengatakan negaranya mungkin akan memasok senjata ke Korea Utara, yang menurutnya merupakan respons serupa terhadap tindakan Barat yang mempersenjatai Ukraina.

Baca Juga: Jerman Berencana Pulangkan Pengungsi Ukraina yang Nganggur

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya