Pria Norwegia yang Dituduh Jadi Mata-mata China Diadili

Ada kekhawatiran atas spionase China

Intinya Sih...

  • Pria Norwegia ditahan atas tuduhan menjadi mata-mata China.
  • Kekhawatiran meningkat terkait spionase China di Eropa Barat.
  • Hubungan antara Oslo dan Beijing tegang akibat kasus-kasus mata-mata sebelumnya.

Jakarta, IDN Times - Seorang pria Norwegia yang ditangkap atas tuduhan menjadi mata-mata China hadir di pengadilan Oslo pada Selasa (2/7/2024). Dia akan ditahan selama empat minggu karena dicurigai melakukan kegiatan intelijen serius yang melibatkan rahasia negara.

Tuduhan spionase ini terjadi ketika hubungan China dengan negara-negara Barat memburuk. Ada kekhawatiran bahwa negara Asia itu melakukan tindakan spionase yang membahayakan.

Baca Juga: 3 Warga Jerman Ditangkap, Diduga Mata-mata China

1. Ditangkap saat kembali ke Norwegia

Pria Norwegia yang Dituduh Jadi Mata-mata China DiadiliIlustrasi penangkapan. (Pexels.com/Kindel Media)

Dilansir Reuters, pria yang tidak disebutkan identitasnya itu ditangkap pada hari Senin oleh Dinas Kepolisian Keamanan Norwegia (PST). Penangkapan tersebut terjadi di bandara Gardermoen Oslo ketika ia baru kembali dari perjalanan ke China.

"Kami menangkap seorang warga negara Norwegia kemarin pagi atas apa yang disebut aktivitas intelijen serius, yang menguntungkan China," kata Thomas Blom, pengacara PST.

Blom mengatakan polisi saat ini masih dalam tahap awal penyelidikan, tapi mengatakan tersangka telah "berusaha" memata-matai dan bahwa "perangkat pembawa data" "sangat relevan" sebagai bukti dalam kasus tersebut.

"Dia menolak tuduhan bahwa dia adalah mata-mata China," kata Marius Dietrichson, pengacara pria yang ditangkap.

2. Penangkapan terkait spionase China

Pria Norwegia yang Dituduh Jadi Mata-mata China DiadiliIlustrasi penangkapan. (Pexels.com/Kindel Media)

Kedutaan Besar China di Oslo tidak mengomentari kasus tersebut secara spesifik. Namun, kedutaan mengatakan "beberapa negara Eropa telah merekayasa dan membesar-besarkan apa yang disebut "kasus mata-mata China", dengan sengaja memfitnah dan mencemarkan nama baik negaranya.

"Beberapa lembaga di Norwegia telah berulang kali membuat tuduhan yang tidak bertanggung jawab tanpa memberikan fakta konkret dan menyebarkan 'ancaman China', yang sangat mengganggu suasana kerja sama normal antara China dan Norwegia," kata kedutaan.

Dalam beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan kekhawatiran tentang dugaan mata-mata dari negara komunis itu di seluruh Eropa Barat. Dugaan itu menimbulkan penangkapan, termasuk terhadap staf anggota parlemen Eropa sayap kanan Jerman, tiga warga negara Jerman lainnya dalam kasus terpisah, dan dua pria di Inggris, salah satunya dilaporkan bekerja sebagai peneliti parlemen untuk seorang anggota parlemen terkemuka di Inggris.

Pada bulan Maret, Amerika Serikat dan Inggris menuduh Beijing melakukan spionase siber terhadap jutaan orang termasuk anggota parlemen, akademisi, jurnalis, dan perusahaan seperti kontraktor pertahanan.

Baca Juga: Lagi-lagi, Balon Mata-mata China Terbang di Sekitar Taiwan

3. Norwegia menilai China mengancam

Pria Norwegia yang Dituduh Jadi Mata-mata China DiadiliBendera China. (Pixabay.com/PPPSDavid)

Dilansir Associated Press, dalam penilaian ancaman tahunan yang dirilis pada bulan Februari, dinas keamanan dalam negeri Norwegia mengatakan China akan menjadi ancaman intelijen yang signifikan pada tahun 2024.

"Hal ini terutama disebabkan oleh memburuknya hubungan antara China dan Barat, keinginan China untuk lebih mengendalikan rantai pasokan, dan posisi di Arktik," kata penilaian tersebut. PST juga mengatakan bahwa ancaman intelijen dari negara Asia itu signifikan.

Hubungan antara Oslo dan Beijing sempat tegang di masa lalu. Hal itu terjadi setelah Beijing membekukan Oslo karena pemberian Hadiah Nobel Perdamaian kepada seorang pembangkang dari negara itu yang dipenjara tujuh tahun sebelumnya. Meskipun pemerintah tidak memiliki suara atas pilihan panel Nobel. Perselisihan tersebut membuat Beijing menangguhkan kesepakatan perdagangan bilateral dan membatasi impor salmon dari negara Eropa itu.

Pada tahun 2017, mantan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg berkunjung ke China sebagai bagian dari pemulihan hubungan penuh antara kedua negara.

Norwegia telah mengungkap dugaan aktivitas intelijen asing lainnya di negaranya dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, negara itu menangkap Jose Assis Giammaria, seorang akademisi yang bekerja sebagai dosen di Universitas Arktik Norwegia, yang datang sebagai warga negara Brasil dan diduga menjadi mata-mata untuk salah satu badan intelijen Rusia. Nama asli Giammaria adalah Mikhail Mikushin.

Baca Juga: Pengusaha Taiwan, Anaknya dan 2 Tentara Diduga Agen Mata-mata China

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya