Pakistan Tunda Tangkap Eks PM yang akan Kembali dari Pengasingan

Meninggalkan Pakistan sejak 2019

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Pakistan melindungi Perdana Menteri Nawaz Sharif dari penangkapan pada Kamis (19/10/2023). Keputusan itu membuat pihak berwenang tidak dapat menangkapnya hingga 24 Oktober.

Sharif terlibat kasus korupsi dan telah menjadi buronan pengadilan sejak tidak hadir di pengadilan pada 2019. Dia diperkirakan akan kembali ke Pakistan pada 21 Oktober setelah mengasingkan diri di London.

1. Setelah kembali akan menghadiri pertemuan politik

Pengacara Sharif, Azam Nazeer Tarar, mengatakan kliennya telah diberikan jaminan perlindungan. Pihak berwenang tidak dapat menangkapnya sampai dia sendiri hadir di hadapan pengadilan pada 24 Oktober. Dia juga mengatakan, Sharif akan berpidato di pertemuan umum politik di kota Lahore setelah dia kembali.

“Merupakan hak konstitusional setiap orang untuk bebas melakukan aktivitas politik,” kata Tarar, dilansir Reuters. 

Partai Sharif mengatakan ia ingin memperebutkan satu kursi dalam pemilihan umum, tapi hal itu bergantung pada keputusan pengadilan.

Kembalinya Sharif disambut baik oleh adiknya Shehbaz Sharif, yang menjabat sebagai perdana menteri dari April tahun lalu hingga Agustus 2023.

“Dia terlibat dalam kasus-kasus yang tidak masuk akal dan menjadi sasaran penganiayaan,” kata Shehbaz Sharif.

Baca Juga: Buruh Bangunan Pakistan Ditembak Menjelang Subuh

2. Kasus korupsi yang menjerat Sharif

Pakistan Tunda Tangkap Eks PM yang akan Kembali dari PengasinganIlustrasi Koruptor (IDN Times/Mardya Shakti)

Sharif menjabat perdana menteri sebanyak tiga kali dan mengundurkan diri jabatannya pada 2017 setelah dinyatakan bersalah melakukan korupsi. Dia divonis bersalah pada 2018 dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dalam kasus korupsi yang melibatkan pembelian apartemen mewah di London.

Pada 2019, mantan pejabat tinggi itu kembali menghadapi tuduhan korupsi lebih lanjut. Saat menghadapi kasus ini, Sharif mengeluh sakit dada dan diberi izin oleh Imran Khan, perdana menteri saat itu, untuk melakukan perjalanan ke London untuk perawatan medis menyusul perintah pengadilan. Namun, Sharif terus tinggal di London dengan alasan dokter tidak mengizinkannya bepergian.

Pada 2020, pengadilan anti-korupsi Islamabad mengeluarkan surat perintah penangkapan setelah dia tidak kembali ke rumah. Pengadilan itu juga yang mengeluarkan penangguhan penangkapannya hingga 24 Oktober, dilansir Associated Press.

3. Pakistan sedang berada dalam kekacauan politik

Pakistan Tunda Tangkap Eks PM yang akan Kembali dari PengasinganBendera Pakistan. (Unsplash.com/Hamid Roshaan)

Pakistan telah berada dalam kekacauan politik yang mendalam sejak Khan digulingkan tahun lalu. Khan digulingkan dalam mosi tidak percaya pada April 2022 dan digantikan oleh Shehbaz Sharif, yang mengundurkan diri untuk mengizinkan pemerintahan sementara menjalankan urusan sehari-hari dan mengatur pemilu.

Khan saat ini berada dalam penjara setelah dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena korupsi. Meski dihukum, Khan masih menjadi tokoh oposisi terkemuka di Pakistan dan memiliki banyak pengikut, bersama dengan partainya di Pakistan, Tehreek-e-Insaf.

Dengan gejolak politik dan ekonomi yang semakin parah dihadapi, negara itu juga dijadwalkan mengadakan pemilihan umum pada awal Januari tahun depan.

Baca Juga: PBB Desak Pakistan Tahan Diri Pulangkan Paksa Migran Afghanistan

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya