Mantan Kepala Intelijen Belanda Jadi Kandidat Perdana Menteri Baru

Diusulkan oleh koalisi pemenang pemilu

Jakarta, IDN Times - Mantan kepala Badan Intelijen dan Keamanan Umum Belanda (AIVD), Dick Schoof, diumumkan pada Selasa (28/5/2024) sebagai calon perdana menteri untuk mengantikan Mark Rutte. Dia diminta menjabat oleh koalisi empat partai yang akan membentuk pemerintahan baru.

Koalisi ini terdiri dari Partai untuk Kebebasan (PVV), Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi, Gerakan Warga Petani yang populis, dan partai Kontrak Sosial Baru yang berhaluan tengah. Pemimpin koalisi adalah PVV yang memenangi pemilu, tapi pemimpinnya terhambat untuk menjadi perdana menteri.

1. Tidak berafiliasi dengan partai

Mantan Kepala Intelijen Belanda Jadi Kandidat Perdana Menteri BaruDick Schoof, calon perdana menteri Belanda. (X.com/DickSchoof)

Dilansir Reuters, Schoof saat ini menjabat sebagai pejabat senior di Kementerian Kehakiman Belanda, setelah memimpin AIVD dan badan anti-terorisme selama bertahun-tahun. Pejabat senior ini juga pernah menjadi kepala dinas imigrasi Belanda pada awal tahun 2000-an.

"Saya tidak berafiliasi dengan partai mana pun, saya tidak berdiri di sini atas nama PVV. Saya ingin menjadi perdana menteri seluruh Belanda," kata Schoof, yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya di parlemen atau pemerintahan.

"Saya rasa akan menjadi  bagi banyak orang karena saya berdiri di sini. Ini sebenarnya juga merupakan kejutan bagi saya," tambahnya.

Sementara itu, pemimpin PVV Geert Wilders menilai bahwa Dick merupakan sosok yang berintegritas. 

"Dick Schoof memiliki rekam jejak yang bagus, bukan anggota partai mana pun sehingga berdiri di atas partai, jujur, dan yang terpenting, sangat ramah," katanya.

Baca Juga: Indonesia dan Belanda Bahas Kemudahan Pembuatan Visa Bagi WNI

2. Pemenang pemilu tidak bisa jadi perdana menteri

Mantan Kepala Intelijen Belanda Jadi Kandidat Perdana Menteri BaruIlustrasi pemilu. (Unsplash.com/Element5 Digital)

Dilansir Associated Press, Wilders dan partainya memenangi pemilu pada November lalu, tapi membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyusun koalisi dengan tiga partai lainnya. Keempat partai tersebut berencana memilih tim menteri untuk membentuk Kabinet teknokrat pada bulan depan.

Pemimpin partai itu dapat menjadi perdana menteri, tapi mendapat tentangan dari koalisi. Dia merupakan tokoh anti-Islam dan pemecah belah yang pernah dihukum karena menghina warga Maroko.

Kandidat perdana menteri awal yang ada dalam pikiran Wilders adalah Ronald Plasterk, yang mengundurkan diri minggu lalu menyusul laporan tuduhan keterlibatannya dalam penipuan paten medis.

Pemerintahan Rutte akan tetap berkuasa secara sementara sampai pemerintahan baru dilantik.

3. Koalisi pemerintahan akan bertindak keras terhadap pencari suaka

Mantan Kepala Intelijen Belanda Jadi Kandidat Perdana Menteri BaruIlustrasi Pengungsi (IDN Times/Mardya Shakti)

Kesepakatan yang diterbitkan minggu lalu oleh keempat partai koalisi menguraikan tujuan kebijakan mereka berjudul “Harapan, Keberanian dan Kebanggaan.”

Pemerintahan itu akan menerapkan tindakan tegas terhadap pencari suaka, dengan kontrol perbatasan yang lebih kuat dan peraturan yang lebih keras bagi pencari suaka, sehingga berpotensi menimbulkan konflik dengan Uni Eropa.

Pemerintahan mereka juga akan membatalkan reunifikasi keluarga bagi pengungsi, dan mengurangi jumlah pelajar internasional yang belajar di negara tersebut.

Schoof akan memimpin kabinet yang menurut keempat partai tersebut akan memiliki hubungan yang lebih longgar dengan parlemen.

“Saya pikir, di semua posisi saya, benang merahnya adalah berfungsinya supremasi hukum yang demokratis dan itu akan membantu saya dalam menjalankan fungsi saya sebagai perdana menteri,” kata Schoof, menambahkan Rutte adalah inspirasi dalam cara dia menangani sesuatu.

Baca Juga: Hadiri King's Day, Menlu Retno Soroti Hubungan RI-Belanda

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya